Tamu Tak Diundang

5.5K 275 7
                                    

Hari berganti hari, dan gw bisa lihat sendiri perubahan yg terjadi dengan bu Rombe, beliau menjadi lebih kurus, pucat, dan tampak letih.

gw bisa menebak, bahwa mungkin tidur adalah hal yg paling dia hindari, mengingat ketika beliau bercerita ke nyokap bahwa makhluk itu semakin

intens menganggunya. menteror dengan nada marah yg bahkan Bu rombe sendiri tidak mengetahui sebabnya.

"Tamu tak di undang"

Nyokap selalu memberi saran agar bu Rombe mencari pertolongan, seseorang yg mungkin tau hal2 yg menganggunya, namun Bu rombe selalu menolaknya

beliau percaya dengan kekuatan tuhan dan imanya.

Siang itu, gw lagi makan di teras, gw kaget waktu Mbak Rachel nyamperin gw.
"Mak dimana?" tanyanya, wajahnya panik.

"gok pawon" (di dapur) kata gw.

Nyokap yg denger suara Mbak Rachel buru2 keluar, air matanya sekarang keluar

nyokap segera berlari dengan mbak Rachel menuju rumah. gw ikut di belakang mereka, begitu sampai di dalam rumah. Mbak rachel nunjuk kamar Bu Rombe

di bukanya pintu itu, dan seketika bau anyir bangkai tercium menyengat, begitu menyengat sampai gw gak mau masuk lebih jauh

tapi gw bisa lihat dengan mata kepala gw sendiri. Bu rombe tengah terduduk di atas ranjangnya, matanya merah baru menangis, kondisinya benar2 gak karuan, kemudian, beliau muntah.

Muntah cairan hitam yg gw yakin bukan darah, warnanya hampir sama dengan darah mengering tapi itu

bukan darah. karena bau anyir busuk itu berasal dari cairan itu.

"Tolong" ucapnya, "Tolong"

nyokap langsung lari, mencari Pak RT.

Pak RT datang dan beberapa warga, tapi ketika mereka masuk, gw inget, Bu rombe malah tertawa cekikikan, kemudian berteriak lantang "METU" (Keluar)

bingung. itu yg gw yakin sekarang ada di dalam pikiran Pak RT dan bapak2, karena setiap kali Pak RT mengingatkan untuk istighfar, bu Rombe justru tertawa, "Opo iku istighfar istighfar. Imanmu jek sak jentik'e tanganku gak usah gaya2 an"
(apa itu istighfar istighfar. imanmu saja

masih sekecil jari kelingkingku, gak usah pamer)

tegang wajah semua orang, termasuk gw yg ada di baris paling belakang, sekedar mengintip, di luar rumah, orang2 berdatangan, semakin rame.

Mbak Rachel kemudian mendekat "Kamu siapa, Mama mana bisa bahasa jawa"

"Makmu!!"(ibumu) dia tertawa lagi, lebih keras dari sebelumnya. "Aku guk Makmu cah wedon" (Aku bukan ibumu anak gadis)

Pak RT cuma menahan Mbak Rachel agar tidak mendekatinya, sampai Mbah Gimon muncul, beliau masuk ke kamar dan melihat langsung apa yg ada di depanya

"Demit ASU" (Setan Anjing)

Mbah Gimon, itu tetangga jauh gw, keseharianya hanya berkebun, tapi beliau pernah menghadapi hal semacam ini, yaitu ketemplekan (kesurupan)

RUMAH ROMBETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang