Decision - 26

191 30 1
                                    

"Istirahat jam berapa sih?" tanya Han pada Felix.

"Yaelah, pelajaran aja baru dimulai. Udah nanyain jam istirahat!" jawab Felix.

"Lagian lama banget. Pak Lay ngejelasin materi bukannya ngerti tapi malah pusing!"

"Sama gue juga."

"Cabut aja yuk!"

"Ayo! Tapi kalau ketauan lo yang tanggung jawab."

"Lah kok gitu?"

"Lo 'kan yang ngajakin bolos!"

"Tai!"

Han menelungkupkan kepalanya diatas meja dengan tangan sebagai tumpuannya. Dia memilih untuk tidur. Tidak peduli jika dia tidak mengerti materi yang sedang dijelaskan oleh Pak Lay. Walaupun ujian semester sebentar lagi, tapi Han tidak terlalu mempedulikannya. Menurut Han, ujian itu jangan dibawa stres.

"Han!!" panggil Felix.

"Bego!" Felix mengumpat ketika melihat Han yang tidak bangun juga. Sedangkan Pak Lay sedang berjalan menuju bangkunya.

Pak Lay berdiri dipinggir Han. Dia menyuruh Felix untuk membangunkan Han.

"Han? Bangun!!"

Han tidak bangun juga.

"Han?!! Bangun!!!"

Han tetap tidak bangun. Sepertinya Han tidak terpengaruh oleh panggilan Felix.

"Han!!" panggil Felix dengan suara agak tinggi.

Han membuka matanya. Dia menatap kesal pada Felix karena mengganggu tidurnya.

"Apa sih, Lix? Ganggu aja!!" kata Han.

Felix mengisyaratkan Han lewat matanya. Merasa bingung, Han menoleh ke kanannya dan terkejut ketika melihat Pak Lay yang sudah berdiri disampingnya.

"Eh Bapak!"

Pak Lay tersenyum, "Kamu mengantuk, Han?"

"Iya, Pak. Eh, maksud saya bukan itu tapi-"

"Keluar, Han!"

"Hah?"

"Keluar!! Jika kamu tidak ingin mengikuti pelajaran saya, lebih baik kamu keluar. Saya tidak ingin murid lain terpengaruh dan tidak fokus belajar. Jadi lebih baik kamu keluar!"

Han menelan ludahnya. Dia memalingkan wajahnya karena malu. Kini dirinya menjadi pusat perhatian teman sekelasnya.

"Han? Keluar!"

Han beranjak dari duduknya dan berjalan keluar kelas.

"Tuh guru kenapa sih? Gak biasanya galak kayak gitu. Lagi PMS kali ya?!" kata Han.

Kakinya melangkah dikoridor lantai tiga. Han menuruni tangga dan berjalan menuju kantin. Mumpung dia lagi diluar kelas, jadi tidak ada salahnya jika dia makan terlebih dulu untuk mengisi perutnya yang keroncongan. Apalagi jam istirahat masih lama. Jika menunggu sampai jam istirahat, Han rasa dia tidak akan kuat menunggu. You know lah menunggu itu tidak enak!!

"Bukan gue!"

Langkah kaki Han berhenti ketika mendengar suara itu. Dia menoleh ke kirinya. Disebelah kirinya adalah kelas 10.

"Terus kalau bukan lo siapa? Masa Hyunjin yang ngelakuin itu sama Minju!"

Mendengar nama sahabatnya disebut, Han melangkah mendekat dan mengintip lewat jendela. Pantas saja kelasnya sedang kosong. Mungkin sedang jam pelajaran olahraga dan semua murid berada di lapangan.

Han membelalakkan matanya ketika melihat Yuna dan murid kelas 10 yang Han tau bernama Huening Kai. Iya, Huening Kai anak basket itu!

"Jawab gue!! Lo 'kan pelakunya?" tanya Yuna.

"Bukan gue!"

"Bohong!! Lo 'kan yang udah ngelakuin itu ke Minju? Lo 'kan yang udah ngebully Minju?"

Huening Kai diam.

"JAWAB GUE!!"

"Iya, gue yang udah ngebully Minju!"

Yuna terkekeh, "Kenapa? Kenapa lo ngelakuin itu? Gara-gara lo Hyunjin yang kena imbasnya. Niatnya mau nolongin Minju tapi malah dipukulin sama Jaemin. Jaemin ngira kalau Hyunjin yang udah ngebully Minju. Anak NCT juga sama. Mereka ngira Hyunjin yang udah ngelakuin itu."

"Atas dasar apa lo ngelakuin itu?" tanya Yuna.

"Gue gak suka sama Minju. Gue gak suka sama dia karena disetiap ulangan harian nilai dia selalu bagus."

Yuna berdecih, "Lo cowok 'kan? Kenapa lo sirik gini? Lo itu kayak perempuan. Lo ngelakuin ini cuma karena masalah sepele kayak gitu," katanya. "Banci!"

"Akui kesalahan lo sama Minju. Bilang ke Minju kalau lo yang ngelakuin itu. Bilang juga ke Jaehyun supaya dia gak salah paham terus," perintah Yuna.

"Enggak, gue gak mau. Gue baru kelas 10. Gue gak mau cari gara-gara sama Kak Jaehyun. Gue juga gak mau berurusan sama anak NCT!"

"Itu lo tau. Lo baru kelas 10 tapi udah berani ngelakuin kayak gini. Gimana nanti kalau udah jadi kakak kelas? Mau sok berkuasa?"

Huening Kai diam.

"Kalau lo gak mau bilang ke Jaehyun, gue yang bakalan bilang ke dia. Gue gak mau Hyunjin disalahin terus. Siap-siap aja muka lo yang ganteng ini bakalan gak berbentuk!" kata Yuna sambil menepuk pipi Huening Kai. Kemudian Yuna berlalu pergi.

Yuna membuka pintu dan dia sedikit terkejut ketika melihat Han yang sudah berdiri dihadapannya.

"Ngapain lo disini?" tanya Yuna. "Lo denger semuanya?"

"Lo tau semuanya?" Han balik bertanya.

"Iya, gue tau semuanya. Gue cari tau siapa pelakunya karena gue percaya Hyunjin gak bakalan ngelakuin hal rendah kayak gitu!"

"Kenapa lo ngelakuin ini? Kenapa lo bela-belain cari tau siapa pelakunya?"

"Kenapa?" tanya Yuna. "Karena gue sayang sama Hyunjin. Gue gak mau dia disalahin terus. Walaupun dia udah jadi mantan gue, tapi gue masih tetap sayang sama dia. Gue bakalan ngelakuin apapun untuk Hyunjin."

"Terus gimana sama gue? Apa lo bakalan ngelakuin hal yang sama?"

*****

VOTEEEEEE

The Hidden Things [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang