Bab2*

24 5 0
                                    

Sungguh,dia sulit kuraih seperti
Bintang yang indah namun
Sulit digapai
-Dimas pamungkas-

.............................................................
"Dim ...!!!!"
"Iya,mah"
"Kamu nggak sarapan?"
"Em..em...masukin kotak bekal aja deh,ma"
"Iya udah,mama siapin"
"Beres mah"

"Nih!", kata beliau sambil menyodorkan kotak bekal kearahku.
" Makasih mah,Assalamualaikum!"
"Dimassss pergi duluu", pamitku setelah meraih kotak bekal dan tentunya salim dulu.
" Iya ,hati- hati dijalan",kata beliau.

Kulajukan motorku dengan cepat takut - takut terlambat bertemu dengan bidadari cantik yang lagi bersemayam dihati.

Helaan nafasku keluar dengan lega setelah melihat bidadarinya dengan santai melangkah menuju arah kelasnya.Sontak saja kucepatkan langkahku menujunya.

"Nih buat kamu!!!", ku sodorkan bekalku saat langkah kami mulai sejajar.
Namun hanyya lirikan dan muka datarnya yang terlihat tanpa menyentuh pemberianku.Agak sakit memang..
Tapi aku tak menyerah ...Bukan Dimas dong kalau gampang nyerah,batinku.
" Aku tahu kamu belum makan kan? Lagian tuh aku ikhlas ngasihnya buat kamu..",bujukku lagi.

"Anggap aja aku nggak punya perasaan sama kamu ,anggap aja aku gaib atau orang nggak kenal yang ngasih bekalnya cuma - cuma buat kamu"

Hingga helaan nafas kasar yang kudengar darinya .Lalu ia meraih bekalku dan pergi begitu saja dari depanku tanpa mengucapkan terimakasih atau apapun itu.

Kugelengkan kepala,sungguh dia sulit kuraih seperti bintang yang indah namun sulit digapai,batinku..sambil tersenyum menatap sosoknya yang kian menjauh.

Dusk Sank (compliented)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang