Tettt..tetttt..tetttt bunyi bel sekolah menggema keras ditelinga para siswanya.Saat yang indah bagi para siswa pada umumnya namun, berbeda dengan Mela yang menganggap bahwa waktu istirahat adalah bencana.Apalagi akhir - akhir ini dia selalu dibuntuti debgan sosok yang membuatnya pusing sendiri.
Lama - lama kupingku panas mendengar ocehan bocah tengil yang sering membuntutinya itu.Seperti yang terjadi saat ini.
"Mel..Mel..tolongin aku donk cari buku biologi sepulang sekolah!"
"Ogah," jawabku
"Plisss Mel tugasnya buat besok nih.Plisss lah tolongin aku kali ini aja ya?"
"Modusss !"
"Beneran Mel, plisss lah aku mohon sekali lagi"
"Berisikk banget sih!," celetukku dengan muka memanas menahan marah.
" Ya..Ya..."Kutarik nafasku sebentar dengan segera ku iyakan ajakannya dengan syarat dia tak boleh lagi menggangguku.
"Yeahhhh...akhirnya aku bisa jalan bareng sama Mela," teriaknya setengah menggema membuat teman- temanku menatap bingung kearahku dan dia.
Kupelototkan mataku untuk menghentikan aksinya dan mengisyaratkan dia untuk pergi dengan segera.Hingga cengiran itu datang darinya dan sontak kubalas dengan tatapan horor yang menjadi jurus andalanku.
Setelah kepergiannya membuatku bernafas lega selega mungkin.Keseringan berdekatan dengannya membuatku mudah marah dan kesal.Sungguh bocah tengil itu bisa membolak - balikan moodnya dengan gampang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dusk Sank (compliented)
Teen Fictionjalan kisah cinta kadang berbeda dari satu orang ke orang lainnya. Perselisihan ,kesalahpahaman kadang malah menjadi bumerang sendiri pada hubungan yg sedang mereka jalani:*