Modus banget si jadi orang.
Tahu gitu mending nggak
usah pergi tadi
-Melanyta-
...........................................................
~Prov.Melanyta~"Jangan nempel mulu lah sana
jauh-jauh hushh..hushhh,"usirku.
" Cepetan ayo waktunya nggak banyak nih ,"serunya.
"Jangan gini gue nggak suka lagian liat donk tempatnya dimana?,"sindirku.
" DiGramedia dekat kantor pos ya,kan?"Kuhiraukan omongannya, lalu dengan segera kutarik kakiku melangkah menuju rak- rak khusus novel.
"Mau beli genre yang apa?,"tanyanya.
" Kepo!"
"Nggak boleh gitu sama babang Dimas"
"Suka-suka,"
ketusku.
"Suka? Suka siapa,aku ya?"
"Jijikkkkkk,"ketusku lagi.Kuhiraukan dia yang mengintiliku dibelakang.Mataku kini menyapu semua rak berisi novel-novel dari yang sedang sampai yang tebal-tebal.
Namun aku baru teringat bahwa dia seharusnya berada dirak buku- buku ilmiah.
" Dimm..Dimm!!,"panggilku.
"Apa yank,"jawabnya.
"Hah!yankk apaan tuh?," tanyaku penasaran.
"Sayank"
Ku pelototkan mataku lebar-lebar saat mendengar perkataan absurd sitengil Dimas."Aku cuma bercanda kok," jelasnya sambil cengar-cengir.
"Jangan ulangi lagi!"
"Apanya?"
"Yang tadi itu?"
"Yang mana?," tanyanya ulang.
"Gue nggak suka bercanda mulu dari tadi !!," bentakku.Kutarik nafasku panjang-panjang lalu kulihat raut wajah Dimas yang malah tersenyum berbanding terbalik sama perkiraanku tadi.
"Ayo,katanya mau bantuin aku buat nyari buku biologinya?,"ajaknya sambil menggandeng tanganku erat.
Anehnya aku cuma diem dan nggak nolak sama sekali.***************************
~Prov.Dimas~Saat kami sampai dirak buku yang dituju.Mataku mulai menyapu semua buku-buku yang tersusun rapi disana.Saat asyiknya aku samapai lua bahwa aku mengajak Mela kesini.Akhirnya aku pikir karena terlalu canggung kalau diem - diem aja lebih baik aku ajak aja dia ngobrol
"Ya, walau cuma di jawab singkat tapi nggak papa deh, "
batinku."Mel ,yang mana nih buku biologi yang menurutmu bagus?,"tanyaku sembari mengajaknya ngobrol.
"Kutunggu jawabannya namun kenapa tidak ada suara?,"batinku.
Saat kutolehkan pandanganku kearah nya eh dianya lagi bengong.
Namun saat kulihat tatapannya yang mengarah ketangan kami yang bergandengan.Disinilah aku menyadari keanehan tingkahnya yang kadang membuatku gemas sendiri."Hei!"
Kutepuk pundaknya lalu kutarik tanganku perlahan darinya.
Ada raut terkejut ketika tertangkap basah karena aku melihatnya sedang melamun.
"Eh ..maaf-maaf"
"Hei emang siapa yang salah? Kan aku bukan kamu," ujarku.
"Hmmm ."Aku hannya tersenyum dengan tanggapan yang diberikannya kepadaku.
"Lho udah selesai milih?," tanyanya.
"Belum,kan tadi aku nanya sama kamu buku biologi mana yang bagus,"jelasku.
" Ya udah itu yang ditangan lho aja kayaknya itu bagus deh"
"Oke!," jawabku setuju.Sembari pergi kekasir aku menyempatkan menawari novel terlebih dulu kepadanya.Sebab sangat tidak etis baginya ketika dia mengajak seseorang tanpa dibelikan apa- apa.
"Mel,nggak mampir kerak buku novek dulu?"
"Nggak," jawabnya.
"Beneran,nggak masalah kamu ambil berapapun novelnya nanti aku yang bayar," tawarku.Melihat mukanya yang datar tanpa mau menjawab pertanyaanku membuat diriku sedikit gelisah.Namun siapa sangka justru Mela melangkahkan kakinya kearah buku novel-novel itu berada.Aku hannya mampu tersenyum tipis sembari mengikutinya dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dusk Sank (compliented)
Teen Fictionjalan kisah cinta kadang berbeda dari satu orang ke orang lainnya. Perselisihan ,kesalahpahaman kadang malah menjadi bumerang sendiri pada hubungan yg sedang mereka jalani:*