- Merpati Putih -

2.4K 211 11
                                    

Memang kita sempat terpisahkan sih.
Tapi, mari ucapkan maaf bersama-sama kepada si pemisah.

~●●~

"Jadi ini perpustakaan istana?"

"Iya, kau suka membaca ya?"

Yuri mengangguk. "Begitulah" Ucapnya.

"Mari kutunjukkan kumpulan buku favorit ku" -ucap jungkook sembari menggenggam tangan milik yuri.

"Apa-apaan ini? Katanya kumpulan buku? Ini sih hanya 2 buku"

Jungkook menyengir malu. "Aku memang tidak suka membaca"

Yuri menggeleng tidak percaya, ia lebih memilih untuk berkeliling sendiri dan melihat semua kumpulan buku disini.

"Eoh?"

"Kenapa?"

"Apa kertas ini sangat berharga?"

"Iya, dulu saat aku menemukannya kertas berisi puisi ini hampir rusak, jadi pater membuat tempat khusus seperti ini"

"Sangat indah! Puisi dilindungi kaca dan pantulan cahaya matahari"

"Begitulah"

Yuri membaca setiap judul yang ia lewati dan lagi-lagi ia dibuat heran.

"Cinta api keabadian?"

Jungkook yang berdiri disamping yuri merasa heran, secara ia jadi teringat dengan mimpinya mengenai api.

"Bacakan untukku isi buku itu yuri"

"Apa?! Kenapa tidak baca sendiri saja"

"Malas, cepatlah"

Yuri mendengus kesal. "Andai ia bukan anak Raja, parahnya lagi dia sudah dinobatkan menjadi Raja!!". Batin yuri.

"Jangan bicarakan aku didalam batinmu, cepat baca saja"

"Tau dari mana?!"

"Cukup tau aku siapa, itulah jawabannya"

"Tentu saja orang terhormat seperti mu pasti mempunyai kekuatan khusus, huft"

"Bacakan untukku yuri, cepatlah"

"Ah iyaiya"

"Memang aneh, mengapa sih cinta itu harus berada di titik api? Bukankah itu terasa sakit? Mungkin itulah jawabannya, kedua malaikat yang mencatat sejarah dan memberitau masa depan bahwa cinta itu berawal sakit tapi akhirnya satu ciuman lantas menjadi debu. Semua telah menjadi Romantisme, terpisahkan—pahit—api—kebahagiaan. Kedua insan itu telah menjadi debu, api keabadianpun menangis menyatu dengan abu mereka"

"Selesai?" -jungkook.

Yuri menghapus satu tetes airmatanya. "Kenapa aku menangis? Padahal aku tidak mengerti maksudnya"

"Tanya dirimu sendiri, kau ini kenapa eoh?"

Yuri hanya mengangkat bahunya lalu turun dan ia meletakan buku itu kembali ketempatnya.

"Jangan ditaruh disana, taruh di list buku ku saja"

"Kau akan membaca lanjutannya?"

"Tidak, aku akan menyuruh mater membacanya"

"Astaga kau ini!"

"Apa? Dan kenapa kau masih menangis?"

"Aku tidak tau, tapi hatiku sangat sakit"

"Kau sakit? Perlu kupanggilkan tabit?"

"Tidak usah"

"JUNGKOOK, KAU DIMANA?" -teriak mater tiba-tiba membuat yuri dan jungkook terkejut.

"Gawat! Jika mater melihatmu dia akan menghukumku" -panik jungkook.

"Bukannya kau bilang aku boleh kesini?"

"Sebenarnya tidak sih, tidak boleh ada yang datang kecuali keluarga istana"

"JUNGKOOK" -teriak mater sekali lagi.

Tanpa bas-basi jungkook menarik yuri dan mengumpat ditempat persembunyian yang jungkook buat dulu.

"Tempat ini aman, kau tenang saja"

"Tapi kenapa ruangan ini sangat kecil?"

"Karna aku membuatnya khusus untukku sendiri"

"Untuk apa?"

"Dulu aku suka membolos pelatihan bersama pater" -ucap jungkook cuek.

Plak!

"Ya! Kenapa memukul kepala ku?" -bisik jungkook.

"Kau bodoh!"

"JUNGKOOK, KAU HARUS MENERIMA TAMU PENTING ANAKKU"

"Tamu? Siapa?" -yuri

"Tidak tau"

setelah terdengar suara pintu tertutup, yuri dan jungkook keluar.

"Sebaiknya kau harus pulang"

"Iya"

"Mari kuantar"

Yuri mengangguk lalu mereka mengendap mencari jalan.

~●●~

"Sampai disini, hati-hati dijalan ya"

"Terimakasih jungkook"

Jungkook mengangguk tersenyum lalu segera kembali kedalam istana.

Yuripun sampai dirumah, terlihat ada satu ekor burung merpati putih terbang kearahnya sembari membawa gulungan kertas kecil dikakinya.

Segeralah yuri ambil dan dibacanya. "Tunggu aku yang menemuimu"

"Tanpa kau suruh, aku akan menunggumu sampai kau datang kepadaku"

TO BE CONTINUE...............................

Fared With BADevil '2 || JJK Bts [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang