Ketika harga diri dan keistimewaan dipertaruhkan oleh ego.
Chenle Zhong x Renjun Huang.
top : Chenle
bott : Renjun
Baku & semibaku
lokal, au, hardwords
⚠bxb! homophobic don't read it!
tidak menjiplak cerita manapun! ini hasil imajinasi saya sendiri!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
..
Sepertinya pelajaran kali ini cukup membosankan bagi Renjun. Yah, murid sejenius dirinya mau belajar apapun akan lebih cepat mengerti. Apalagi jika materinya sudah pernah ia pelajari. Seperti sekarang contohnya; pelajaran statistika yang tengah ibu guru jelaskan di depan sana sudah amat ia pahami, baru sekitar satu minggu yang lalu ia pelajari.
"Hah~ membosankan." gumam Renjun lesu. Sungguh, dia sudah mengerti amat sangat materi itu. Akan lebih baik jika dirinya membolos bersama Jaemin sekarang juga.
Teman sebangkunya; Heo Hyunjoon melirik sekilas ke arahnya untuk memastikan kondisi pemuda kelahiran Jilin tersebut sedang melakukan apa. Lengan mungilnya menyenggol kecil guna menarik atensi teman sebangkunya itu.
"Hey, kau bisa bantu aku?" Hyunjoon menyodorkan buku bersampul corak batik warna hijau miliknya ke meja sebelahnya.
Renjun yang merasa terpanggil pun menoleh ke arah samping kananya, menaikkan satu alisnya karena penasaran dan bingung. Lalu, sebuah gesekan benda terbuat dari kertas di mejanya membuat Renjun beralih ke arah benda mati dari kayu itu.
"Apa?" tanya Renjun berbisik. Supaya tidak ketahuan oleh guru.
"Bisa ajari aku? Materinya amat sulit," pinta Hyunjoon juga berbisik.
"Baiklah, tunggu sebentar," tangan ramping tanpa urat itu meraih buku bersampul gambar kartun Moomin di sudut mejanya. Membuka halaman demi halaman, setelah dirasa ketemu, ia berikan pada Hyunjoon.
Raut kebingungan dari pemuda berwajah kucing di sampingnya membuat Renjun terkekeh gemas. "Eh? Kau sudah punya catatanya? Semua?" kagum si surai darkbrown.
Anggukan yang sangat mantap membuat Hyunjoon mau tak mau menganga. "Kau hebat.. Boleh ku pinjam?"
"Silahkan! Aku tidak melarang." senyuman antusias terbit di wajah manis Hyunjoon. Pemuda itu lantas bergerak gesit untuk mencatat apa yang ada di buku Renjun.
"Pantas saja, sejak tadi kau tidak begitu tertarik dan terlihat bosan, rupanya kau mendahului kami." Hyunjoon mulai menulis semua rumus dan angka-angka keramat bagi murid pembenci matematika.
Lantas, senyuman gemas juga manis muncul dari wajah cantik Renjun. "Aku bersyukur kakak ku masih memiliki semua materinya, hanya tinggal ku salin saja." ia berkata santai.
Hyunjoon tersenyum, "Wah, beruntung ya. Ditambah lagi, kau jenius." berucap biasa saja membuat Hyunjoon jadi terlihat cool.
"Lagipula, aku hanya terlalu banyak belajar sebelum umur ketentuan. Jadi, terkesan seperti jenius." Renjun agak tersanjung oleh ucapan Hyunjoon.
"Kau hebat namanya, Ren. Aku yang menjadi teman satu ranking dengan Carlos saja masih kurang paham." puji Hyunjoon sembari membalik halaman buku untuk menulis kelanjutan materi.