Fix My Broken Heart - 3

14.9K 1.4K 30
                                    

Tidak terasa, waktu berlalu begitu cepat. Aku bekerja di Deli Bake sudah hampir satu tahun. Nyonya Jenny bahkan mengajariku cara bagaimana membuat roti yang empuk dan enak. Bahkan sekarang ia mempercayaiku untuk membukukan pemasukan dan pengeluaran toko dan menyetorkan uang ke bank.

Sementara Nyonya Tiara, ia menjadi lebih sering ke toko. Ia akrab dengan Nyonya Jenny juga. Ia sering memintaku menemaninya belanja atau berjalan-jalan ketika toko sedang libur. Tentu saja dengan seijin Nyonya Jenny.

Hari ini Nyonya Jenny ke toko di antarkan oleh putra bungsunya. Laki-laki pendiam itu duduk di meja pojok sambil memainkan ponselnya. Ini pertama kalinya aku melihat putra bungsu Nyonya Jenny. Menurut Nyonya Jenny, anak bungsunya itu jadi murung setelah mendapati kekasihnya lebih memilih pria yang menjanjikan ketenaran padanya. Hmm... jadi laki-laki itu patah hati?

"Kin, kamu bawa ini ke Demian dan temani dia ya. Syukur-syukur kalau dia bisa melupakan patah hatinya," pinta Nyonya Jenny memberikan nampan berisi croissant, sandwich dan secangkir macchiato.

Aku hanya mengangguk patuh dan bingung. Bagaimana caranya membuat orang melupakan patah hati? Butuh waktu yang tidak sebentar. Aku saja sampai saat ini masih belum bisa melupakan sosok tampan berpostur tinggi besar itu dari hatiiku meskipun rentang waktu yang panjang sudah mampu kulewati.

Kuletakkan nampan di atas meja. Pria itu menoleh dan mengerutkan kening.

"Maaf, silakan dinikmati. Mama anda yang menyuruh saya mengantarkan ini untuk anda," dengan hati-hati kuletakkan cangkir macchiato dan piring berisi sandwich dn croissant di hadapannya,

"Duduklah," katanya namun lebih serupa gumaman.

Aku mengernyit, lalu duduk di depannya.

"Kau yang bernama Kinar?"

Aku mengangguk.

Mata coklat Demian memandangku.

"Dari mana asalmu?"

"Desa," bohongku.

"Berapa usiamu?"

"Dua puluh satu," jawabku. Ini lebih seperti wawancara kerja menurutku.

"Masih single?"

Aku menaikkan kedua alisku. Pertanyaan apa ini?

"Kenapa? Toh Santi, Mbak Ratna dan Mbak Dina sudah berkeluarga boleh bekerja di sini," protesku waspada. Apa status mempengaruhi pantas tidaknya seseorang bekerja di sini?

"Aku hanya bertanya."

"Tapi-"

"Ya sudah kalau tidak mau menjawab. Aku sudah tau jawabannya."

Aku membeliak. Katanya pendiam, ini kenapa cerewet begini? Sok menebak-nebak pula.

"Oya?" dengusku sedikit kesal.

"Masih single kan?" aku tau ia menahan senyum mengejek di sudut bibirnya.

"Memang masalah?"

"Kenapa galak? Bukannya Mama menyuruhmu menemaniku?"

"Sayangnya iya," sahutku mengeluh.

"Hahahaha... kau aneh," dia terbahak. Kulihat di dekat kasir, Nyonya Jenny memandang interaksiku dengan Demian sambil tersenyum senang.

"Kenapa aneh? Aku tidak merasa aneh," ucapku spontan,

"Mama sudah berkali-kali berusaha mendekatkanku dengan beberapa perempuan. Semuanya menampilkan kelembutan sikap dan kehalusan bertutur kata. Tapi kau satu-satunya yang tidak melakukan kepura-puraan. Ketus padaku. Galak. Kau tidak takut aku meminta pada Mama untuk memecatmu hmm?"

Fix My Broken Heart (Sudah Terbit Di Google Play Book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang