Fix My Broken Heart - 4

14.2K 1.3K 15
                                    

Pertemuan di saat yang tidak tepat itu cukup mengguncangku. Dan aku harus menerima kenyataan bahwa pengaruh Kak Damar terhadapku tetaplah sama.

Saat itu juga aku menarik Demian pulang kembali ke toko. Untung saja Demian menurut meskipun dengan raut kebingungan. Tubuhku gemetar dan tidak juga mereda hingga kami tiba di toko.

Masih kuingat dengan jelas bagaimana rasa pelukan Kak Damar. Erat. Membuat jantungku bergemuruh tidak karuan. Sesaat kurasakan dunia ini berhenti berputar, waktu membeku, hanya menyisakan diriku dan Kak Damar.

Untung saja Demian mengembalikanku pada kenyataan. Kenyataan bahwa aku ternodai oleh tunangan Kak Retta. Fakta bahwa Kak Damar milik Kak Retta sepenuhnya seolah mendorongku ke sebuah jurang yang dalam. Dan satu kenyataan lagi yang membuatku makin sadar, sejak awal cinta Kak Damar hanya untuk Kak Retta. Aku bisa merasakan tatapannya yang memuja setiap melihat Kak Retta. Bagaimana ia memperlakukan Kak Retta bagai satu-satunya ratu di hatinya.

"Kinar," tepukan di bahuku membuatku menoleh dan tersenyum.

"Santi, ada apa?"

"Jangan kebanyakan melamun. Mbak Dina butuh bantuanmu di pantry," ujar Santi menunjuk ke arah belakang.

'Iya," aku mengangguk dan bergegas masuk ke pantry.

"Mbak Din cari aku?" tanyaku mendekati Mbak Dina yang paling senior di sini.

"Iya. Bantu Mbak ya. Santi ijin pulang. Anaknya sakit."

Aku mengangguk dan mulai membantunya membuat roti-roti yang akan di hidangkan untuk sore.

"Kin, meja sebelas mau kamu yang mengantar. Seperti biasa," seru Mbak Ratna dari ambang pintu pantry.

"Nyonya Tiara?" tanyaku melepaskan sarung tangan plastik dan mencuci tanganku.

"Wah, pelangganmu datang, Kin. Mungkin mau dijodohkan dengan anaknya. Tapi nanti Mas Demian bagaimana?" seloroh Mbak Dina terkekeh.

"Sudah Mbak, jangan mengolokku terus. Aku dan Mas Demian tidak ada apa-apa. Hanya teman kok. Aku keluar dulu ya, Mbak," sautku mengelap tanganku dan berjalan keluar.

Mbak Ratna sudah menata pesanan Nyonya Tiara di atas nampan dan memberikannya padaku.

Kulihat di meja sebelas, Nyonya Tiara sedang tersenyum, menepuk punggung tangan laki-laki di hadapannya. Siapa laki-laki itu? Aku tidak bisa melihat wajahnya. Tapi kursi yang didudukinya terlihat kekecilan dibandingkan tubuhnya yang tinggi besar itu.

Kuletakkan nampan di meja dan tersenyum pada Nyonya Tiara.

"Silakan Nyonya, pesanan anda," kutata sepiring croissant, sepiring roti manis dan dua cangkir caramel macchiato di atas meja.

"Ada yang diperlukan lagi, Nyonya?" tanyaku sopan.

Nyonya Tiara tersenyum membuka mulut hendak menjawab ketika tiba-tiba aku tersentak oleh tarikan di lenganku. Mataku membelalak, terkejut dengan apa yang kulihat. Kak Damar?

"Kinar?"

Jantungku berpacu cepat. Detaknya membuatku sesak nafas. Kenapa aku harus bertemu dengannya lagi?

"Uhm... K-kak Damar, se-selamat sore," aku benar-benar kacau. Aku berusaha keras untuk bersikap biasa.

"Kalian sudah saling kenal?" suara teduh Nyonya Tiara menyadarkanku.

"Oh, uhm... y-ya Nyonya. Tapi hanya kenal biasa saja kok," sahutku cepat. Aku ingin pegi dari tempat ini segera.

"Wah, ternyata kau sudah mengenal putraku, Kinar?"

Fix My Broken Heart (Sudah Terbit Di Google Play Book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang