3

6 7 0
                                    

"Oh Shit!."

"Daebak!."

Restaurant tiba-tiba menjadi sebuah tontonan drama live. Lebih mendebarkan ketimbang ciuman panas settingan dilayar kaca. Dan dari semua jiwa yang menyaksikan, ada satu diantaranya yang siap memenggal kepala pria brengsek itu.


Lantas bunyi debum bangku jatuh membuyarkan tontonan itu, Kim Taehyung dengan kesabaran memuncak menarik pundak pria tinggi itu. Menjauhkannya dari Nara. Hampir saja terjatuh kalau saja pria berjas itu tak cekatan menopang tubuh lemahnya.

Taehyung mengguncang bahu Nara agar gadis itu lekas sadar dari keterkejutannya. Menemukan kedua mata itu merah hampir menangis. Tangan kokoh Taehyung segera menarik gadis itu dalam pelukannya. Mendekapnya dalam dadanya. Menutup rungu gadis itu akan semua kegaduhan.

Bau segar citrus menenangkan pikiran Nara, mengganti seluruh bau obat yang memenuhi paru-parunya. Sikap inilah yang membuatnya kebingungan dengan Taehyung. Membenarkan tindakannya menyatakan perasaannya pada Taehyung karena pria yang sedang memeluknya selalu menunjukkan sikap sahabat yang tak normal. Menaruh kesalahan pada Kim Taehyung, karena pria muda itu yang selalu bertingkah seolah menyukainya.

Kesadaran agaknya sudah terkumpul dikepala Nara, karena gadis itu mendorong Taehyung hingga pelukannya terlepas. Mengusap bibirnya kasar. "YAK BRENGSEK!."

Gadis itu berjalan cepat melewati Taehyung, mencari pria yang dengan kurang ajar mengambil ciuman pertamanya. Taehyung hampir saja menyusul Nara, sebelum akhirnya sebuah genggaman menghentikannya.

Oh baiklah, sekarang dia memiliki Hyera. Sadarlah Kim Taehyung. Inilah jalan yang sudah kau pilih. Pria muda itu menekan kekhawatirannya, membiarkan Nara sendirian diluar sana. Kepalanya berdenyut kencang membayangkan segala kemungkinan, bagaimana kalau mereka adalah psikopat?, atau penguntit Nara.

Taehyung menarik tangannya dari genggaman Hyera. Memilih memastikan Nara baik-baik saja. Berlari keluar restaurant, meninggalkan segala macam pertanyaan dikepala Hyera dan bisikan seluruh teman kelasnya. Membenarkan cerita bahwa keduanya memiliki hubungan istimewa lebih dari sekedar sahabat kecil.

Mata Taehyung menemukan sahabatnya berdiri bersama pria berjas hitam itu. Sedang pria yang dengan kurang ajar mencium Nara sudah digotong dua orang masuk kedalam mobil hitam.

"Aku benar-benar minta maaf atas tindakan sepupuku. Sepertinya banyak pertanyaan yang ingin kau tanyakan nona Shin Nara. Tapi untuk hari ini aku harus mengurusnya terlebih dahulu. Aku akan segera menghubungimu untuk memberi tanggung jawab." Pria berjas hitam menyerahkan kartu namanya pada Nara.

"Bagaimana cara anda bertanggung jawab ahjusshi?." Tanya gadis yang penuh amarah itu. Apapun yang akan diberikan pria yang nampak kaya itu tak akan pernah mengembalikan ciuman pertamanya.

"Kau tidak boleh seenaknya mempermainkan orang seperti ini." Kini giliran Taehyung menuntut kebenaran. "Hanya karena kau terlihat kaya bukan berarti kau bisa melakukan ini kepada orang lain, apalagi dengan anak kecil."

Pria berjas itu tersenyum. "Lalu aku harus bagaimana?."

Taehyung menarik kartu nama dari tangan pria itu. Membacanya sekilas hingga membuatnya tersenyum meremehkan. "Apa yang baru saja presedir Sky Corp lakukan?." Pertanyaan Taehyung berhasil membuat keduanya memutar otak. Terlebih Nara yang tak habis pikir apakah pria dihadapannya memang benar-benar seorang presedir salah satu perusahaan terbesar di Korea. Dengan paras muda dan rupawan. "Bagaimana jika Korea tahu kelakukan seorang presedir kebanggaan mereka." Bukan sebuah pertanyaan, melainkan terdengar seperti ancaman dipendengaran Seokjin.

Tak disangka pria muda itu memiliki keberanian untuk mengancamnya. "Wah, aku benar-benar minta maaf untuk sepupuku karena dengan lancang mencium kekasihmu. Bagaimana kalau kita mencari tempat untuk menyelesaikan ini?" Usul Seokjin yang tak mau semuanya bertambah runyam hanya karena sikap ceroboh Jungkook.

AnotherWhere stories live. Discover now