10.

624 74 12
                                    

"Shikamaru itu anaknya bawahan Papa." Naruto mulai bercerita.

Ayah Shikamaru adalah bawahan setia Minato dan mengurus segala tetek bengek masalah kelompoknya selama Minato melebarkan pengaruhnya di Amerika. Ketika ayahnya Shikamaru meninggal, jabatan pimpinan jatuh pada Shikamaru yang memang walau seumuran mereka tapi sudah mempunyai skill dan kejeniusan untuk mengatur para berandal-berandal itu. Terlebih sejak kecil Shikamaru sudah tinggal dilingkungan yang dipenuhi dengan Yakuza, tentu saja mental Shikamaru tidak diragukan lagi.

Naruto juga berteman baik dengan Shikamaru dan dia sangat setuju jika Shikamaru yang dilanjutkan menjadi pemimpin. Sasuke mendengus mendengarkan penjelasan Naruto dari tadi. Teman dari mananya, sudah jelas tatapannya blink-blink begitu tiap menyebut nama Shikamaru. Pasti lebih dari teman itu. Sasuke yakin kalau mereka berdua pasti terlibat hubungan asmara, entah saling suka ataupun hanya cinta sebelah pihak saja. Lagian ngapain juga Sasuke peduli? Toh nggak ngaruh apapun juga buat dia.

Sasuke menguap lebar. Jadi ngantuk. Sungguh dia harus menunggu waktu sampai tahun 2020---ralat----maksudnya dua jam belajar kimia hanya untuk cerita klise yang omong kosong ini? Lihat sudah berapa banyak waktu yang terbuang percuma hanya untuk menunggu. Bahkan pemilu sudah kelar dan terganti dengan kerusuhan oleh virus dan gejolak ekonomi yang bikin kantong menjerit hanya untuk semua omong kosong ini.

Serius, inikah jalan cerita terbaik yang bisa dituliskan? Dimana unsur humornya?

Sasuke mendengus. Semoga humornya tidak berhubungan dengan dia yang disiksa sang penulis.

"Oh, Naruto!" Seseorang memanggilnya.

Sasuke secara kebetulan melihat Naruto yang tersenyum manis---coret---maksud Sasuke tersenyum norak sekali waktu melihat seorang pemuda berambut nanas berjalan ke arah mereka dengan tatapan malas. Pemuda itu menguap lebar, langkahnya ogah-ogahan dan dia memakai seragam sekolah ini.

Eh? Dia murid sekolah ini? Kenapa Sasuke gak pernah lihat? Terus apa apaan dengan gaya rambut nanasnya itu? Norak sekali. Sasuke mendengus meremehkan, tidak sadar kalau gaya rambut ayamnya juga sama-sama norak hanya saja tidak ada yang berani berkomentar karena tertolong wajah ganteng maksimal Sasuke.

"Shika! Udah selesai ngurus surat pindahnya?" Tanya Naruto, nadanya manis dan ceria sekali, beda banget kalau pas lagi ngomong sama Sasuke, sepet.

"Hm ... begitulah, tapi kita nggak sekelas. Ah, merepotkan ... aku harus pindah segala cuma gara-gara kamu."

Naruto tertawa garing. "Ya, mau gimana lagi, kamu tahu sendiri Papa gimana orangnya."

"Orang pemaksa dan nggak punya perasaan." Shikamaru tampak lelah. Ia beralih pada Sasuke yang berdiri diam bak patung dewa ganteng.

"Ini pasti tunanganmu yang terkenal itu."

"Ya ..  begitu deh, Namanya Sasuke, dan Sasuke ini Shikamaru." Naruto memperkenalkan keduanya.

"Apa maksudmu aku terkenal?"  Sasuke bertanya, mengabaikan sepenuhnya kalimat perkenalan klise nan canggung dari Naruto.

"Kau nggak tahu? Kau itu terkenal sebagai calon tunangannya anaknya Ketua, calon pimpinan cabang Jepang yang berhati dingin, mampu menaklukkan seluruh anak-anak buah bos yang paling hebat hanya seorang diri dan tidak takut ketika ditodong pistol oleh Menma." Shikamaru menjelaskan panjang lebar. "Aku nggak nyangka orang dengan semua deskripsi itu memiliki tampilan anak baik-baik.'

Aku memang anak baik-baik tau! Sasuke mengerang frustasi. Kenapa gosip yang beredar makin parah.

Tebece dulu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FAKE[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang