Tiga.

15.2K 1.3K 84
                                    

Kini Newwiee masih duduk setia menekuni pekerjaannya di balik meja kantor. Jam sudah menunjukkan pukul 4.15 sore, namun belum ada tanda-tanda bahwa pekerjaannya akan segera selesai.

Garis wajah yang manis itu nampak begitu serius, hingga kerutan tercipta di dahinya, menatap layar monitor tanpa ingin diganggu oleh siapa pun.

"Lho, Newwiee? Kenapa masih di sini?" Pengganggu datang. Pak Krist Perawat yang sudah ingin pulang melewati kursinya saat ingin keluar ruangan.

"Oh? Sebentar pagi Pak. Masih ada yang harus saya selesaikan." Newwiee menjawab sedikit melongok dari balik komputer dan sekat meja yang menghalangi keduanya.

"Sudahlah itu bisa kau kerjakan di rumah. Mr. Tay pasti sudah menunggumu sedaritadi. Jangan membuatnya marah karena menunggu terlalu lama."

Astaga. Astaga. Newwiee melupakan pria itu. Ia harus mengambil payungnya yang tertinggal. Ah.. tidak bisakah Tay menitipkannya pada security saja?

"Jadi saya harus tetap ke sana, Pak?"

"Kenapa kau bertanya? Tentu saja karena dia sendiri yang menunggumu di ruangannya! Cepatlah sebelum pintu ruangan direksi dikunci. Dia tidak akan suka jika diganggu saat sudah kembali melanjutkan pekerjaannya."

CEO-nya memang terkenal sebagai orang yang workaholic. Disaat staff kantor biasa sepertinya sudah pulang pada pukul jam lima sore, bossnya baru akan keluar dari ruangan pada pukul sembilan malam. Karyawan biasa seperti Newwiee bekerja selama delapan jam, dan bossnya, bekerja selama kurang lebih dua belas jam.

"Baiklah."

Pak Krist pergi, menghilang dari pandangan di balik pintu. Akhirnya Newwiee bergegas merapikan meja setelah ia meng-copy pekerjaannya ke dalam flashdisk. Ia keluar dari ruangan, dengan perasaan malas, kesal, dan tidak mood menjadi satu. Di tambah di luar hujan, Newwiee tidak mungkin pulang tanpa payung itu.

"Menyebalkan sekali sih hari ini," ia berucap kala dirinya sudah naik ke lantai 20. Lift berdenting, Newwiee keluar dari lift saat pintu terbuka.

Ruangan direksi sudah gelap. Bahkan satu lantai sudah gelap. Nampaknya Sekretaris yang biasa berjaga di balik meja resepsionis juga sudah pulang. Lalu apa Newwiee masuk saja? Ia ragu.

Newwiee berjalan memasuki ruangan kaca, perlahan mendekati meja resepsionis, ia masih bisa melihat sebab jendela tidak ditutupi oleh tirai, cahaya membias meski tertutup kabut hujan yang turun begitu deras. Tangannya mencari-cari saklar lampu. Dan ketika lampu ruangan itu menyala, Newwiee bernafas lega.

"Akhirnya." Ucapnya mengusap dada. Kakinya pun melangkah menuju sebuah pintu, tapi Newwiee tidak yakin. Apakah orangnya masih ada di dalam?

Keraguannya sirna ketika ia melihat ada sedikit celah dari pintu, lampu di dalam sana masih menyala. Tandanya, seseorang masih berada di dalam.

Newwiee mengetuk pintu dua kali, tidak ada jawaban dari dalam. Maka ia menunggu di depan pintu. Ingin mengintip namun ia urungkan karena tidak sopan untuknya melakukan hal tersebut.

Begitu lama ia menunggu jawaban dari dalam, Newwiee mengetuk pintu kembali sebelum akhirnya mendorong pintu yang kokoh di hadapannya.

Betapa terkejutnya ia, mendapati sang CEO sedang membungkuk di atas meja, dengan seseorang berada dibawahnya, tidur terlentang di atas meja kekuasaan pria tersebut. Orang yang berada di bawahnya, lehernya sedang dicumbu oleh Tay. Kemeja putih yang orang itu gunakan sudah tertarik ke atas, menampakkan setengah dari tubuhnya. Saat akhirnya mata yang terpejam akibat menikmati kenikmatan yang diberikan oleh Tay itu terbuka, matanya membelalak kaget, ia mendorong Tay sekuat tenaga agar menghentikan kegiatan mereka.

Picture of You [ TayNew ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang