Enam.

17.2K 1.3K 111
                                    

New merasakan seluruh tubuhnya sakit dan pegal. Dengan mengerutkan dahi dia mencoba menggerakkan badannya. Tuhan... memang pegal sekali rasanya, pelan pelan dibukanya matanya, cahaya kamar masih tampak redup, suasana kamar terasa sejuk dan menyenangkan.

"Selamat pagi." Sapaan itu begitu mengejutkan, menembus kesadarannya yang masih berkabut, hingga badan New terlonjak duduk, lalu selimutnya turun sampai ke pinggang dan barulah New menyadari kalau dia telanjang. Dengan gugup ditariknya selimut menutup dadanya. Matanya langsung bertatapan dengan Tay yang duduk di sofa, tepat di hadapannya. Sedikit senyum tersirat di sana melihat kegugupan New. Sekali lagi New benar-benar malu, Tay sudah tampil sangat rapi dan elegan dengan pakaian santai dan sedang menyesap kopi sambil membaca koran paginya, penampilannya benar-benar sempurna di pagi hari, sedangkan New.... Astaga, jam berapa kah ini?

"Ini masih pagi sekali, masih gelap, tadi aku bangun dan memutuskan mandi air dingin, kalau tidak aku tidak akan bisa menahan diri untuk membangunkanmu dan bergelung di atas kasur lagi denganmu." Suara Alpha itu datar seperti sedang membicarakan acara televisi favoritnya, tak dipedulikannya wajah New yang memerah.

"Bukannya aku tidak bisa, tapi sepertinya aku harus menghormati virginitasmu yang baru hilang." Tatapan Tay berubah tajam, seperti yang selalu dilakukannya di saat meeting, di saat dia membuat lawan-lawan bisnisnya mengkerut ketakutan.

"Kenapa kau yang masih perjaka bisa dengan mudahnya menjual diri padaku? Apa tujuanmu sebenarnya?" Tanya Tay tanpa ampun.

New duduk disana dalam kondisi paling tidak siap dan Tay melemparkan pertanyaan paling sulit untuk dijawab, apakah Alpha itu sengaja?

Tentu saja Tay sengaja! Seru New dalam hati, lelaki seperti dia tak akan sesukses ini dalam bisnis jika tidak tahu cara menyerang lawannya di titik lemah.

Sekarang dia harus menjawab apa? New benar-benar kebingungan.

Kalau dia menceritakan seluruh kisahnya, akankah Tay akan percaya? Lagipula dia tidak ingin melibatkan Earth disini, jangan sampai Tay tahu tentang Earthnya, dia harus melindungi Earth dari Alpha kejam seperti Tay, siapa yang tahu apa yang akan dilakukan Tay kepada Earth hanya untuk memerasnya kelak?

Dengan tegar New menegakkan dagunya, "Aku rasa alasanku melakukan ini bukan urusanmu, yang penting aku tidak akan merugikan dirimu."

Rahang Tay mengeras mendengar jawaban New barusan. Sejenak tadi dia merasa New patut diberi kesempatan, mungkin saja New melakukan itu untuk membiayai saudaranya atau apa. Tetapi ternyata dia salah. Bodohnya dia, Omega dimanapun sama saja. Sama-sama murahan.

New mungkin hanya menunggu kesempatan untuk menjual keperjakaannya dengan harga mahal, bukan bermaksud menjaganya. Bodohnya dia sempat berpikir untuk mempercayai Omega itu.

"Oke, bussiness is bussiness, aku tidak akan bertanya lagi tentang tujuanmu, asal jangan sampai kau merugikanku....." mata Tay menyipit kejam, "kalau kau berani berani melakukannya, aku akan membuatmu menderita."

New tanpa sadar beringsut menjauh, ketakutan dengan nada suara dan tatapan kejam Tay. Tiba-tiba saja sang Alpha berdiri dari duduknya setelah membanting gelas kopinya di meja. New menatap Alpha itu dengan cemas, apa yang salah dari ucapannya? Kenapa Tay tampak begitu marah padanya?

Tay melirik jam tangannya, "Aku sudah membuat janji dengan pengacaraku tiga jam lagi, akan kubuat kontrak hitam di atas putih atas perjanjian jual beli kita ini, dan selama aku menunggu jam itu..."

Mata Tay menelusuri tubuh New yang masih berusaha menutupinya dengan selimut. Tatapan matanya sangat melecehkan. "Well, kurasa sudah cukup kan penghormatanku atas virginitasmu?" Lalu Tay naik ke ranjang dan merenggut tubuh New.

Picture of You [ TayNew ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang