EPILOG

20.2K 1.4K 126
                                    

Nyoh epilog nyoh, ngetiknya ngebut taw
😡💗

.
.
.
.
.

Tiga hari setelah dirawat, akhirnya New boleh dipulangkan ke rumah. Tay sebagai ekhem; calon suami tentu saja sudah mempersiapkan segalanya.

Mereka tidak kembali ke apartemen itu, Tay membawa New ke penthouse miliknya. Barang-barang New semuanya baru, tidak ada satu pun barang miliknya di apartemen yang dibawa disana. Dan Tay Tawan, pastinya selalu melebihkan segala sesuatu.

New tidak boleh merapikan rumah, New tidak boleh memasak sendiri, New tidak boleh mencuci baju sendiri, New tidak boleh ini, New tidak boleh itu. New bahkan merasa jengah dan hidup seperti calon suami yang tidak berguna. Semua yang biasa ia lakukan di rumah dilarang oleh Tay. Bahkan mandi pun, New harus dilayani oleh pelayan pribadi yang diutus oleh Tay untuk membantu New. Sudah satu bulan sejak mereka tinggal di penthouse ini bersama-sama.

"Tidak perlu, bibi Jen. Aku bisa membuat susuku sendiri, sungguh." New bersikeras untuk membuat susu hamil untuk ia minum sendiri di dapur, namun pelayannya memergokinya.

"Tapi Sir, Sir Tay akan memarahiku jika ia tahu kau menginjakkan kaki di dapur." Wanita paruh baya itu begitu susah payah memberitahu New, jika ketahuan ia bisa celaka.

"Tay masih lama pulangnya, aku bertaruh dia akan pulang terlamba-"

"Ada apa ribut-ribut?" Suara yang sangat dingin menyapu telinga kedua orang yang sedang di dapur. Bibi Jen sebagai kepala pelayan di penthouse Tay merasa terkejut dan segera menjelaskan.

"Sir, Sir New memaksa untuk membuat susu sendiri-" Belum selesai Jen berkata, dia sudah kena semprot dari Tay.

"Bukankah sudah ku katakan padamu jangan mebiarkannya turun masak ke dapur sendirian!" Suara Tay meninggi, membuat bibi Jen ketakutan dan mengucapkan kata maaf. New pun terlonjak dibuatnya.

"Tay, aku hanya membuat susu! Kenapa kau memarahinya?" Meskipun takut, tapi New mencoba membela bibi Jen, karena dialah yang keras kepala disini. Lagipula menurutnya, Tay sangat berlebihan hingga selalu melarang New melakukan ini dan itu sendirian dengan alasan dia takut New jatuh sakit dan terjadi hal yang tidak diinginkan pada Omega dan calon bayi mereka.

"Masuk ke kamar, New." Bukannya mendengar perkataan New, Tay malah memerintah New untuk segera masuk ke kamar, dan New tidak berani membantah Alphanya. Dia berjalan melewati Tay, memasuki kamar sambil menghentak-hentakkan kakinya.

Sementara itu bibi Jen, "Sir-"

"Benar dia hanya ingin membuat susu?" Tay melihat ke arah meja dapur, di sana memang tergeletak secangkir gelas dan kotak susu hamil milik New.

"Benar, Sir." Bibi Jen menjawab patuh.

"Kalau begitu buatkan dia susu dan antarkan ke kamar." Kalimat perintah yang mutlak dan harus segera dituruti.

- - -

New kesal, kesal sekali sampai rasanya ia ingin menggigit selimut yang menutupi tubuhnya. Semenjak Tay tahu dia hamil dan janinnya terus berkembang di dalam perut New, Tay semakin posesif dan bahkan protektif berlebihan.

Pintu kamar terbuka, Tay datang meletakkan tas kerjanya di atas meja lalu melonggarkan dasi yang ia kenakan. Melihat Omeganya bergelung di dalam selimut membuatnya menghela nafas pelan, New merajuk lagi. Kehamilannya membuat diri New menjadi sangat sensitif dan ia tidak segan-segan menunjukkan kemanjaannya pada Tay.

Tay merasa senang bisa melihat sisi dalam diri New yang lainnya, New jadi lebih terbuka padanya, tak sering menutup-nutupi perasaan dan apa yang diinginkannya. Meskipun terkadang Tay masih menemukan New tenggelam dalam rasa malu.

Picture of You [ TayNew ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang