Chapter 1 (Gendok's)

205 13 10
                                    



Bully, dimana sesorang dihina, dilecehkan menggunakan verbal ataupun fisik. Pasti ada korban dan pelAkunya. Yaah di cerita ini aku yang jadi korban itu. aku adalah korban bully dari kelas 1 SD hingga kelas 8 SMP. Nikmat sekali rasanya tujuh setengah tahun aku jadi korban bully. Dan aku akan bagiin pengalaman kelamku dimulai dari SD.

SD ku termasuk SD elit, meskipun swasta namun kelasnya sangat tinggi. Banyak orang-orang kaya di SD ku. Mayoritas etnis di SD ku itu etnis Arab. Nah sedangkan aku keturunan Jawa wajah negro terpaksa harus menjadi minoritas di sana.

Meskipun aku adalah minoritas, tapi aku gk sendirian. Ada beberapa anak yang juga minoritas dan kita jadi kumpul bareng karena nasib yang sama, yaps nasib tertindas. Temen-temen ku diantaranya Adi, dia orang Jawa yang berwajah Cina, yang jika diurutkan sil-silah keluarga dia sama keluargaku ternyata kita masih saudara, karena itulah aku deket banget sama Adi. Miftah, orang Jawa bener, agak keras kepala siih orangnya, tapi karena kita senasib jadi kita sering bermain sama-sama. Maman, orang Jawa yang mungkin paling tampan diantara gerombolan minoritas, dengan ciri khas fisiknya semua rambutnya kriting, inget yaa SEMUA dari rambut kepala, alis, sampai bulu mata, gk tau kalau rambut yang lainya soalnya gk pernah liat aku. Zawin, anak Jawa yang kulitnya paling hitam diantara kita, kedua orang tuanya kerja di Malaysia, dia tinggal bersama bibi nya, jaman itu kalau ada pertandingan sepak bola Timnas Indonesia dia selalu dukung Malysia, jadi bikin agak kesel sama Zawin.

__________----------__________

Waktu aku kelas 1 SD, aku masih jadi bocah ingusan yang disenggol dikit mungkin bisa nangis. Aku selalu diajarin mamah buat selalu bawa bekal sendiri dari rumah. Setiap hari kadang bawa nasi lauk seadanya yang dibungkus tepak makan atau kalau gak paling bawa jajan yang dibuatin oleh Mamah sendiri.

Di suatu kejadian waktu aku bawa tepak berisi 6 kue dadar gulung rasa coklat yang enak banget. Ketika aku mau gigit satu dengan kasarnya Ramli (salah satu temen sekelas aku yang etnis Arab) salah satu kue dadar punyaku. "Aku minta satu yaa, kayaknya enak niih", kata Ramli yang langsung memakannya. Dengan berat hati aku meng iyakan. Dengan jawaban iya Aku, temen-temen Aku yang sekelas langsung menyrobot makanan Aku kayak pada kesurupan. Dengan berat hati ku ikhlaskan semuanya, karena masih ada satu kue dadar yang tersisa di tanganku. Ketika Aku mau makan nih kue dadar, Zaid (temen sekelasku yang juga etnis Arab dan dia salah satu anak terkaya di kelas) nyamperin Aku sambil bilang "Stop, eh bentar-bentar", dengan cepatnya tangannya mengambil kue dadar di tanganku dan langsung memakannya. Aku diem aja sambil ngliatin dia dengan rakus memakanya, selesai itu dia balik mlototin aku sambil mbentak "Apa ?! Gak terima ?! Berani sama aku ?!". Aku cuma diem aja sambil nahan tangis, tapi PLAAAK!!,, pukulan mendarat di kepalaku.

Sambil nangis aku bingung kenapa nih orang kaya tapi hidupnya kayak orang miskin, dia punya harta tapi gak punya moral. Di situ temen - temen minoritas cuma bisa diem. Aku faham kalau mereka belain aku mereka juga kena imbasnya, yah jadi biarin aku yang nikmatin dulu aja ini.

Sesampainya di rumah seperti anak kecil pada umumnya aku ngadu ke mamah soal kejadian tadi. Jawaban mamahku cuma nyabarin aku aja sambil bilang "Jangan pernah membalas kejahatan orang lain, cukup doakan saja biar dia sadar akan kesalahannya". Dan aku pun nurut aja.

__________----------__________

Di kelas 2 SD gak ada bedanya sama kelas 1. Posisi ku jadi korban bully kayak perjanjian kontrak yang diperpanjang oleh satu pihak. Tak hanya Zaid yang selalu membuly, terkadang Walid (anak etnis arab yang paling ditakuti di SD). Dia selalu mengambil alat tulis siapapun dengan kasar dan jarang dikembalikan, biasanya langsung dirusak.

Makanya Aku punya alat tulis selalu boros yang hampir sebulan sekali harus beli. Mungkin hobynya memang suka merusak segalanya hingga pernah fasilitas sekolahpun juga dia rusak, untung aja barang-barang yang dirusak gak dimakan, mungkin akan lebih menakutkan jika dia ambil bolpen dikeluarin isinya terus dia sedot tintanya, atau ga ambil setip terus dia telen.

PositifAJeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang