Dari dulu emang akuberharap banget masuk di SMK favorit ini. Bukan tanpa alesan, karena semua kakak-kakakku juga lulusan SMK itu, jadi aku memang udah termotivasi sejak kecil.
Di saat pendaftaran rencanaku masuk ke Akuntansi, tapi semenjak dapet nilai yang gak tinggi-tinggi amat yaa aku gak peduli banget sama kejuruan yang aku pilih, jadi coba aja aku pilih semua. Pilihan pertama Akutansi, kedua Teknik Komputer Jaringan, Ketiga Administrasi Perkantoran, dan yang terakhir Pemasaran.
Aku terlempar dari akuntansi ke TKJ dan langsung terlempar lagi ke Perkantoran. Di Perkantoran aku berada di bawah dan hampir terlempar yang menandakan aku bakal jadi siswa terbodoh di kejuruanku.
Fatwa, dia akhirnya juga masuk satu sekolah samaaku, dia gak jadi ke Madrasah Negri. Entah kemauannya sendiri atau gak pengen jauh dari aku. Fatwa masuk di kejuruan Pemasaran karena memang nilainya rendah tapi untungnya dia punya Piagam dari lombanya.
Nah jujur aku punya Piagam banyak dari lomba-lomba pramuka, tapi gk aku ikutkan karena di pikiranku, aku harus masuk ke kejuruan yang sesuai dengan otakku yang pas pasan. Jadi aku daftar dengan nilai yang murni dari UN.
Aku sangat PD masuk ke SMK itu, karena aku yakin aku bisa berbaur dan terkenal kayak jaman SMP.
Pada saat pertama masuk sekolah tentunya akan ada acara MOPD. Dulu namanya MOS, terus diganti jadi MOPD, dan sekarang diganti lagi jadi MPLS, ntah mau diganti lagi apa gak bukan urusan aku juga. Intinya sama aja sii tentang pengenalan lingkungan sekolah. Di zaman itu adalah pertama kali adanya peraturan untuk ditiadakannya kegiatan penggojlokan (Kegiatan yang isinya dimaki-maki sama kakak kelasnya) dan hukuman fisik, nah mereka kakak kelas OSIS seperti pegawai supermarket yang kalau kita datang langsung nyambut "Selamat datang adek, selamat berbelanja, mau sekalian isi pulsanya?".
Jujur aku agak aneh melihat mereka yang menurut aku terlalu lembek, 3 hari MOPD jadi tidak ada tantangannya sama sekali.
mungkin karena memang hobyku cari masalah jadi kalau sehari gak ada masalah hidup gak tenang rasanya hehehe... dan ini hanya pendapat aja, kalau emang mereka melakukan peraturan "tidak adanya kekerasan baik fisik maupun mental" bukan berarti ketegasan suatu sikap menghilang. Kalau ketegasan itu hilang bisa berakibat harga diri yang turun. So,,, Ramah, berbaik hati, mudah bergaul tidak masalah, yang terpenting tetap angkat harga diri kita jangan sampai terinjak.
Di hari pertama MOPD para siswa disuruh membuat tas dari kardus, kalung identitas, dan pin nama. Gak sembarang buat semua barang itu, bentuk dan ukuran - ukuran harus detail sesuai dengan aturan yang diberi kakak kelas.
Aku sempet bingung, mau sekolah aja harus ribet dulu. Tiba-tiba masuk aja akal ke otak pentum 4 ku. Aku mengabaikan beberapa detail yang bikin aku pusing.
Semua barang itu udah siap dan uniknya tas yang aku buat ada sayap pesawatnya, jadi kalok aku pake kaya tokoh Bass Lightyear yang ada di film Toy Story, "Menuju tak terbatas dan melampauinya" ya gitulah kata-kata mutiaranya.
Aku siap - siap, berangkat naik sepeda ternyata sulit juga. Nih bener-bener tasnya ngajak terbang, akhirnya aku potong sayapnya biar gampang bawanya. Sampainya di sekolah aku liat para kakak kelas dengan senyum lebarnya yang ngebuat aku ilfil sangat. Tapi tetep aku ikutin aja alurnya, aku balas senyuman mereka dengan senyuman yang penuh dengan kejijikan.
Di jadwal kegiatan dimulai pukul 7 tepat, aku datang pukul 7 kurang 5 menit tiba-tiba aku ditarik kakak kelas untuk maju ke depan dengan alasan telat. Yang buat aku jengkel aku ditanyain sama kakak kelas kenapa aku telat? Aku bingung dong jawabnya... kan aku gak telat!. Ya hukumannya cuma nyebutin nama, hoby, sama motivasi. "Perkenalkan nama saya Moch.Adnan Julian, hoby saya olahraga, dan motivasi saya masuk ke sekolah ini tentunya untuk (belajar lah begoo, buat apa lagi???) belajar dan mendapat pengalaman yang bermanfaat". Selesai hukuman itu aku duduk ke tempat aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
PositifAJe
Teen FictionMoch. Adnan Julian, nama kecil ku Anang, di saat SD dan SMP aku dipanggil Adnan, di SMA karena suatu hal aku dipanggil AJe. Itu nama-nama yang melekat di kehidupan drama ku. Meskipun aku benci banget sama drama , tapi itulah yang bisa buat aku belaj...