Part 1

17.6K 852 33
                                    

HAPPY READING 🖤
_________________________________________

*
*
*

Sepasang mata hitam mengamati dengan tajam setiap pergerakan gadis berambut pirang bermata biru muda sejernih lautan yang sangat indah di hadapannya.

Gadis itu adalah Clara Angelina Miller, seorang gadis cantik yang akan menjadi istrinya dalam waktu dekat.

Clara bergerak tidak nyaman di tempat duduknya. Tatapan pria di hadapannya begitu interns penuh intimidasi membuat sekujur tubuhnya terasa kaku.

"Ekhemm." Tidak tahan dilanda suasana yang begitu hening, Clara mencoba memecah keheningan yang tercipta begitu lama di ruangan makan tempat dirinya berada.

"Aku Clara Ca .... Aku Clara Angelina Miller. Kamu bisa memanggilku Clara," katanya dengan perasaan tak karuan. Astaga, identitasnya hampir saja terbongkar.

Gadis pirang itu masih tidak percaya bahwa saat ini dirinya terjebak di sebuah restoran China bintang lima bersama dengan penguasa kawasan Central Italia. EDWARDO ASENSSIO, sang leader mafia tua yang keji.

Akan tetapi, ada yang perlu dikoreksi disini. Tidak seperti desas-desus yang setiap pagi mereka gosipkan. Mafia yang katanya mengerikan, memiliki wajah sejelek monster dan bau tanah ternyata tidak seperti itu.

Itu semua hanyalah omong kosong yang perlu diluruskan!
Pria itu tidak terlihat jelek atau tua sama sekali di usianya yang matang. Aura yang terpancar semakin mempesona. Setiap langkah dan gerak-gerik pria dewasa itu penuh dengan kewibawaan.

Rahang pria itu terpahat begitu kokoh, alis tebal terbentang menghiasi dahinya, hidung mancung sangat pas diwajahnya, bulu-bulu halus tumbuh di sepanjang dagunya, dan jangan lupakan bibir seksi pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rahang pria itu terpahat begitu kokoh, alis tebal terbentang menghiasi dahinya, hidung mancung sangat pas diwajahnya, bulu-bulu halus tumbuh di sepanjang dagunya, dan jangan lupakan bibir seksi pria itu.

Dengan proporsi wajah yang nyaris sempurna pastinya membuat iri para pria di luar sana. Wanita-wanita lain juga akan terhipnotis oleh tubuh pria itu yang juga besar tinggi menjulang seperti pohon rindang yang takkan tumbang. Clara bisa dengan jelas melihat otot-otot yang tercetak indah di balik kemeja hitam yang terbalut menutupi tubuh kekarnya. Begitu menggiurkan.

"Ada apa?" Pertanyaan Edwardo menghentikan kegiatan Clara yang secara malu-malu menikmati tubuhnya seperti tontonan gratis.

Seketika kesadaran gadis blonde itu tertarik kembali. "Ti ... tidak apa-apa Ed," ujar Clara terbata-bata tak bisa menyembunyikan rasa gugup. Tidak ada yang salah dengan kemampuan berbicaranya. Ia bisa berbicara dengan lancar biasanya. Hanya saja bersama dengan mafia ini merubahnya menjadi orang bodoh.

Sudah sekitar setengah jam berlalu, namun tak ada yang dilakukan dua insan itu, kecuali berdiam diri dan berebut oksigen.

Yang si gadis pirang itu lakukan sedari tadi hanya menunduk sambil mengaitkan jari-jemarinya, sesekali berkomat-kamit mengucapkan doa yang mungkin saja dapat mengeluarkannya dari ruangan dingin ini.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Edwardo dibuat heran dengan kelakuan Clara. Ia terus menunduk. Menghindari memandangnya. Seolah wajahnya membuat orang sakit.

Teguran itu membuat Clara memberanikan diri menegakan punggungnya. Ia mati-matian berusaha menatap mata hitam segelap malam milik mafia tampan itu.

 Ia mati-matian berusaha menatap mata hitam segelap malam milik mafia tampan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu, dua, dan
Baru hitungan detik Clara segera memutuskan kontak matanya. Buru-buru mengalihkan pandangannya. Ia sungguh tidak memiliki kekuatan untuk mengalahkan tatapan intimidasi pria itu yang bisa menelannya hidup-hidup.

"Ti ... tidak apa-apa. Aku baik-baik saja," tukas Clara asal kemudian menundukan kepalanya lagi untuk kesekian kali hingga lehernya terasa pegal karena terlalu lama menunduk.

Gadis itu tak sadar mengusap lengannya yang terbuka karena sensasi dingin yang terpancar dari sang mafia membuat atmosphere berubah total.

Jujur Clara tidak merasa tersipu karena ditatap sedemikiannya oleh pria itu. Ia juga tidak terpesona dengan ketampanannya. Yang Clara rasakan hanyalah rasa TAKUT yang mendominasi. Catat itu.

Mungkin itu kebiasaannya. Cara mafia itu menatap dirinya sungguh tidak normal. Seperti sedang menatap musuh yang sudah bertahun-tahun menghianatinya, tatapan yang bukan semestinya diberikan kepada seorang wanita.

Alis Edwardo bertautan mendengar ucapan Clara yang tidak bersangkutan  dengan pertanyaannya. Ia masih tidak mengerti apa maksud Father menjodohkan dirinya dengan gadis bodoh ini.

"Saya tidak menanyakan keadaanmu Clara!" Bentak Edwardo. Sifatnya yang satu ini bahkan muncul ketika berbicara dengan gadis secantiknya.

"Eh ... itu eumm memangnya kamu bertanya apa tadi Ed?" Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Clara memang tidak mendengar dengan jelas apa yang Edward tanyakan tadi karena rasa takut konyol yang berlebihan padanya.

"Diamlah dan makan mie itu!" Perintah Edwardo dengan intonasi tidak bersahabat.

Jantung gadis itu berdetak dua kali lebih cepat mendengar nada tinggi suara bariton yg keluar dari bibir seksi pria itu. Oh Tuhan sudah bisa dibayangkan betapa bossy dirinya.

TBC

*
*
*

❤❤❤❤
Salam hangat readers!!
Jangan lupa ya tekan tombol bintangnya.
YUUK READERS
Dimohon kesadarannya untuk menekan tombol di atas dan bawah ya.

Hehehe terimakasih 😁

The Mafia's False Wife (Pindah To Dreame) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang