Rahasia

870 25 13
                                    

"Jadi apa rahasiamu? Katakanlah."

"Rahasia itu hanya aku saja yang mengetahuinya Na. Maafkan aku ya."

"Curang! Kau menyuruhku untuk tidak merahasiakan apa pun darimu. Sekarang, kau malah tidak memberitahukanku apa rahasiamu! Gemgem jahat!!!"

"N-Na bu-bukan begit-"

"Hiks Gemgem jahat! Ge-Gemgem jahat! Hueeeee!!"

"N-Na jangan menangis ya? Baiklah baiklah aku akan memberitahukannya ya?"

"Hiks hiks iya hiks."

"Jangan menangis dulu ya? Hapuslah air matamu oke?"

"Uhm!" "Sudah! Ayo beritahukan rahasiamu!"

"Baik. Aku-"

"...Na...ngunlah."

"Aku mau bil-"

"Hanna bangunlah!!!" teriak seseorang yang membangunkan Hanna dengan teriak.

"Wah!!!"

BRUK!

Hanna terkejut dan refleks telompat dan terjatuh dari tempat tidurnya ke lantai.

"Aduhh sakit tau," ucap Hanna ngambek. "Santai kali banguninnya Ying.

Si tukang membangunin malah cekikikan. "Abis, di bangunin lembut juga nggak bangun-bangun kayak kebo aja kamu Na."

"Ihh jangan samain aku dengan kebo deh!" kesal Hanna. "Coba sama kucing aja 'kan cantik kayak aku," lanjutnya melebih lebihkan.

Ying membuat muka seperti orang mau muntah. "Sudah sudah nggak usah dramatis deh. Ayo sekarang mandi! kalau nggak kutinggal loh nanti!"

"Ck iya sabar napa!" Hanna bangkit dan berjalan ke kamar mandi.

"Hey kau tidak menggunakan handuk!!" teriak Ying dan beberapa detik ia ngomong, Hanna langsung keluar dan mengambil handuknya di lemari.

"Ck dasar pisang!"

Ying hanya terkikik dan keluar dari kamar Hanna.

Sementara di kamar mandi Hanna mengusap mukanya dengan kasar.

"Ck kenapa mimpi itu lagi!"

.

.

.

"Hum makanlah," gumam Ying dengan suara penuh makanan saat Hanna datang.

Hanna mengambil tempat duduk. "Ying maaf ya ngerepotin," ucapnya tertunduk.

Ying masih mengunyah, setelah selesai ia meminum air putih yang berada di samping tangannya. "Kau ini bagaimana sih 'kan kita sudah lama tinggal di aprtemen ini."

"Iya sih tapi 'kan aku baru aja seminggu yang lal-"

"Mau seminggu yang lalu kek kemaren kek tahun kemaren kek nggak peduli Na. Aku senang ada teman di sini!" tukas Ying dengan senang.

Hanna menghela napas dan tersenyum. "Baiklah."

Mereka melanjutkan sarapan paginya dengan khidmat.

.

.

.

"Ying aku keluar sebentar ya membeli bahan sayuran!"

"Ya! Hati-hati Na!!"

Hanna berjalan keluar dan menuju ke lift.

Ia menekan tombol panah arah ke bawah. Tapi saat ia tekan, pintunya tidak terbuka.

|| BoBoiBoy Oneshot ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang