Bel tanda istirahat berbunyi, semua murid berhamburan menuju kantin untuk mengisi perutnya.
"Mel kantin kuy" Ajak Tiara pada Amel.
"Kuy lah, gue lagi pengen bakso mang ujang nih" Ucap Amel sembari beranjak dari bangkunya.
Amel dan Tiara pun ke luar dari kelasnya untuk menuju kantin.
"Eh Mel pulang sekolah hangout kuy"
"Kuy lah, gabut juga gue di rumah, babang gue kan gaada jadi ya gaada temen bercanda di rumah" Ucap Amel sembari mengerucutkan bibirnya.
"Yeehhh lo mah, jangan-jangan lo suka ama babang lo yang cakepnya kagak ketulungan" Canda Tiara pada Amel.
"Sekate-kate ya lo, gue masih normal kali. Gue bingung sama lo semua cowok lo bilang cakep deh perasaan!" Cibir Amel, Tiara terkekeh mendengar cibiran dari sahabatnya tersebut.
Amel dan Tiara sampai di kantin dan langsung memesan bakso mang ujang.
"Mang bakso kayak biasa Dua, Anterin ke bangku deket pohon ya" Ucap Tiara yang langsung di angguki mang Ujang. Karena Tiara dan Amel pelanggan setia baksonya mang Ujang jadi gak heran kalo mang Ujang hafal dengan seleranya mereka berdua tanpa bertanya lagi.
Tak membutuhkan waktu lama mang Ujang mengantarkan Bakso tersebut pada Amel dan Tiara.
Mereka mulai melahap bakso di temani dengan obrolan-obrolan kecil yang membuat mereka sesekali tertawa, Sampai keduannya tersadar setelah mendengar suara bariton seseorang.
"Hai, boleh gabung" Sapa cowok di depan mereka.
"Boleh kok, boleh banget malah" Jawab Tiara Antusias, sesangkan Amel memasang wajah datarnya.
Saat cowok tersebut duduk tepatnya di depan Amel, Tiara langsung berbisik pada Amel.
"Eh iya Mel, lo kan belum kenalan" Amek tidak menanggapi, ia hanya mengedikan bahunya.
"Ehhm Daniel kenalin dia sahabat gue Amelia" Ucap Tiara pada cowok tersebut, ya dia adalah Daniel Fernandez si murid baru.
"Hai Amel" Sapa Daniel sembari mengulurkan tangan ke hadapan Amel.
Amel tidak menjawabnya hingga Tiara yang di sebelahnya menginjak kaki Amel dengan sengaja, yang membuat Amel reflek menoleh kepada Tiara dengan tampangnya yang tidak bersahabat sambil mengangkat sebelah alisnya.
Tiara menatap Amel, mereka saling tatap seolah berbicara lewat tatapan.
Amel pun mengerti maksud dari Tiara agar ia tidak cuek pada Daniel.
"Hai juga Daniel" Jawab Amel sembari menjabat tangan Daniel dan tersenyum sekilas.
Mereka bertiga memakan makanan masing-masing dengan kecangungan yang tercifta.
Sedangkan di tempat lain yang tak jauh dari tempat Amel dan Tiara.
"Liat deh tuh anak baru" Ucap Dave kepada kawan-kawannya.
"Kenapa luh Van, Naksir ama dia?" Tanya Aldi sembari tertawa.
Pletak
Dave menjitak kepala Aldi yang otak nya sesikit gesrek.
"Gue belum selesai ngomong bege" Ucap Dave kembali.
"Lah terus apaan?" Tanya Aldi.
"Eh bukannya dia sekelas ama lo ya Za?" Tanya Genta pada Reza.
"Hmm" dehem Reza.
"Yaelah, jangan cuek-cuek ke kita napa! Sebel deh dedek ama masnya" Ucap Aldi mendramatis.
"Bacod" tukas Reza.
"Gue belum selesai ngomong daro tadi di sela terus perasaan, dengerin dulu napa" Ucap Dave pada kawan-kawannya.
"Ngomong ya ngomong aja ribet banged sih" Ucap Genta.
"Jadi bener lo demen ama tuh anak baru" Ucap Aldi dengan menaik turunkan alisnya.
"Punya temen kok gini amat ya, gaada yang bener otaknya tai emang. Za karna lo otaknya gak gesrek apa lo gak penasaran ama yang mau gue omongin gitu?"
"Emang kenapa?" Tanya Reza.
"Oke, lo liat noh si anak baru" Ucap Dave dan teman-temennya pun melihat ke arah yang di tunjuk Dave memakai dagunya.
"Dia liatin si Amel mulu, keknya dia suka deh sama si Amel" Lanjut Dave.
"Wahh bener juga luh, saingan gue nambah lagi" Ucap Aldi yang memang Fans berat Amel.
"Gerak cepat juga tuh anak baru, saha ngaranna?" Tanya Genta yang bicara pake bahasa sunda (saha ngaranna=siapa namanya) sembari menatap Reza.
"Daniel" Jawab Reza seadanya.
"ini ga bisa di biarin tunggu bro gue samperin ayang Amel dulu" Ucap Aldi yang hendak beranjak dari duduknya.
"Emang Amel mau sama lo?" Tanya Dave pada Aldi dengan nada mengejek.
"Mana mau si Amel ama lo" Timpal Genta.
Reza hanya menyimak obrolan teman-temannya, karna dia itu orangnya yaaahhh you knowlah irit bicara.
Aldi tidak mengindahkan ejekan teman-temannya, ia beranjak dari duduknya dan menghampiri Amel.
Saat sudah di dekat meja yang Amel tempati ia langsung berbicara.
"Hai ayang Amel" sapa Aldi pada Amel yang sekarang memutar bola matanya malas, karna Kebiasaan Aldi yang bertingkah seperti itu kepadanya.
"Ck ngapain lo kesini? Lo lagi, lo lagi bosen gue liat lo" Ucap Tiara sambil berdecak pada Aldi.
"ya nyamperin ayang gue lah" Jawab Aldi santai sambil mendudukan dirinya di samping Daniel.
"Ada apa Al?" Tanya Amel.
"Gak ada apapa, cuma kangen aja sama lo" Ucap Aldi sambil terkekeh. Sedangkan Daniel dia memalingkan wajahnya ke arah lain dengan tatapan sendu.
"Gombal aja teros" Ketus Tiara.
"Apa si lo dari tadi ikut campur mulu, cie kode mau di gombalin ama gue" Ucap Aldi yang membuat Tiara berlagak ingin muntah.
"Mel ke kelas yok"
"Ayo"
"Males gue lama-lama disini" Ucapnya sambil menatap tajam Aldi.
" Daniel kita duluan ya, gapapakan? Apa mau bareng ayo" Pamit serta ajakan Tiara pada Daniel.
"Duluan aja" Jawab Daniel sambil tersenyum ke arah Tiara dan Amel.
Setelah Amel dan Tiara tidak terlihat dari pandangannya, Daniel menatap Aldi yang hendak beranjak dari duduknya.
"Ehh Tunggu" Cegah Daniel.
"Apaan" tanya Aldi.
"Lo siapanya Amel" Tanya Daniel to the point pada Aldi yang sejak tadi mengganggu pikirannya.
"Gueee________" Ucap Aldi seperti tengah menimang-nimang jawaban apa yang tepat untuk pertanyaan tersebut. "Kepo lo" Lanjutnya sambil tertawa dan meninggalkan Daniel yang sedang berperang dengan batinnya.
"Apa dia pacarnya" Batin Daniel menghela napasnya gusar, lalu beranjak menuju ke kelas.
***
Tunggu kelanjutannya ya guys
Semoga aja kalian suka gimana dong ya tiba-tiba aja pen buat cerita yang kek ginian.
Kalo suka lanjutin baca kali gak suka juga gapapa 😉 tidak akan memaksa,
Karna pada dasarnya sesuatu yang berawal dipaksakan tidak akan berujung dengan baik.
Update jika mood bagus doang sorry ya karna mood gue naik turun ntahlah.
See you next part readerskuh tercintah 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU PASANGAN PILIHANKU
Teen FictionApa GUE sama LO bisa menjadi KITA? Sedangkan di hati kecil gue masih ada DIA! _Amelia Citra Pratama