1 | Pertemuan

177 28 14
                                    


Tak tak tak

Suara hentakan sepasang highils seorang wanita menggema di sepanjang bandara. Wanita itu berjalan menuju pintu keluar dengan membawa koper berwarna gold dan sebotol cappucino. Lalu berdiri menunggu seseorang untuk datang menjemputnya. Dia mengambil benda pipi dari tasnya lalu mencari nomor seseorang.

"Leo, I'm now in front of the airport, please pick me up" ucapnya lalu mematikan handphone itu dan memasukkannya kembali kedalam tas.

Tidak lama kemudian ada mobil yang berhenti didepannya. Lalu keluarlah seorang pria berbadan tegak memakai jas lalu menghampiri wanita itu.

" Welcome to London Miss Elena" ucap pria itu lalu membungkuk memberi hormat. Elena melepas kacamata hitamnya lalu memandang asisten pribadinya itu.

" Tidak usah terlalu formal kepadaku" ucapnya masih dalam bahasa Inggris.

"Biar bagaimana pun anda adalah atasan saya." Lalu dia membuka pintu mobilnya dan mempersilahkan Elena untuk masuk.

"Terserah" ucapnya lalu masuk ke dalam mobil. Pria itu segera menutup kembali pintu mobil itu lalu masuk dan mulai mengendarai mobil itu.

"Jadi, untuk apa anda kesini?" tanya pria itu. 

"Saya ada urusan pribadi" ucapnya lalu memandang ke luar. Urusan pribadi yang dimaksud adalah mengunjungi kekasihnya yang sekarang tinggal di London. Sebenarnya dulu kekasihnya tinggal di Jakarta, tapi tiba-tiba saja dia ingin pergi ke London, alasannya karena bisnis. Awalnya Elena ingin melarangnya, tetapi mengingat kalau itu semua demi masa depan mereka.

Selama tiga bulan mereka tidak bertemu dan itu sangat berat baginya. Jadi dia pergi dari Jakarta ke London hanya karena rindu. Mungkin bisa dibilang gila, tapi semua orang yang dicintainya dia rela melaksanakan apapun. Mungkin benar yang orang-orang katakan, cinta membuat orang gila.

Dan pria tadi adalah Leonardo, asisten pribadinya saat di London dulu dan mungkin sekarang juga. Sebenarnya dia tidak perlu hal- hal seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi , ini suruhan si Pak Tua itu yang sok-sok peduli padanya.

Akhirnya dia sampai juga di apartemen lamanya. Tempat ini sama sekali tidak berubah, mulai dari desainnya dan warnanya yaa mungkin sekarang mulai memudar. Lalu dia menyerahkan barangnya kepada Leo.

Elena keluar dari gedung besar dan pergi ke taman terdekat untuk mencari angin. Duduk berjam-jam membuatnya mual dan pusing. Sebenarnya dia sangat benci naik pesawat, tetapi untuk orang yang dicintainya, dia pasti melakukannya.

Dia menghirup udara yang sejuk dari taman tersebut. Taman ini sangat indah, tidak ada polusi dan sampah, sangat berbeda dengan Jakarta. Lalu Elena duduk di salah satu bangku taman lalu memandangi orang orang yang juga menikmati musim gugur ini. Elena juga ingin menikmati musim ini dengan kekasihnya, tapi dia harus menunggu waktu yang tepat.

Tiba-tiba datang seorang anak kecil dan berkata;
" Hai bibi, aku merindukanmu dan ini untukmu" ucap anak kecil itu dalam bahasa Inggris sambil menyodorkan satu tangkai bunga.

" Ohh, terima kasih aku juga merindukanmu" ucap Elena. Setelah menerima bunga tersebut lalu memeluk anak kecil tersebut yang tak lain adalah anak tetangga dari sebelah apartemennya. Dia sangat mengenal anak ini karena dulu juga Elena pernah tinggal di London. Lalu Elena menghabiskan waktunya bersama anak itu.

Sekarang adalah hari ulang tahun Elena. Semalaman di menunggu ucapan dari Kevin, kekasihnya. Tetapi kekasihnya itu tidak kunjung menelponnya. Dia heran, biasanya Kevin orang yang paling pertama yang memberikan selamat tetapi sekarang tidak. Apakah sebegitu sibuknya dia. Elena sedikit kecewa, tapi mengingat hari ini juga dia akan memberikan suprisenya, perlahan perasaannya mulai membaik. Lalu dia meminta Leo untuk mengantarnya ke rumah kekasihnya.

The Sweetest Mistake (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang