❤ Please comment and vote ❤
❤❤❤
Abigail tidak tahu sampai kapan dia sanggup bertahan di dunia Lucca yang mengerikan. Dalam hati mengharapkan pertolongan seseorang yang bisa membawanya pergi jauh dari sosok The Black Rose. Siapapun terserah begitu juga imbalan apapun yang diminta agar dia bisa kembali hidup tenang.
Untuk beberapa saat, Abigail dihinggapi rasa bingung dengan tubuh kaku dan ekspresi tercengang saat menerima tatapan amarah yang dilayangkan Lucca. Menahan napasnya saat pistol tepat di depan wajah, siap untuk dilepaskan dan dalam hitungan detik, dirinya hanya tinggal nama.
"Berani sekali kau menantang The Black Rose!" kuncian pistolnya di lepas. Bukan ketakutan yang memenuhi pikiran Abigail saat dihadapkan pada malaikat pencabut nyawanya tapi rasa khawatir akan adik dan Mamanya. Apakah dia memang tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk pulang dan berjumpa dengan mereka?
"Bunuh saja dia, Tuan," sela Bellatrix. "Wajahnya saja yang lugu tapi hatinya penuh dengan tipu muslihat. Luka di tangannya jelas membuktikan kalau dialah yang memangkas semua bunga-bunga cantik milikmu ini." Bellatrix jelas menyambar kesempatan untuk semakin memprovokasi.
"Diam!" desis Lucca, mengalihkan bidikan pistolnya ke arah Bellatrix yang termundur kaget. "Tutup mulutmu itu!"
"Bukan aku pelakunya," ucap Abigail pelan, seakan-akan kalimat yang berhasil dia ucapkan akan menyelamatkan nyawanya.
Lucca kembali menghunuskan pistolnya, "Benarkah? Apa kau tahu kalau di dunia ini tidak ada penjahat yang sudi mengakui kesalahannya?" Lucca menatap tajam. "Aku tidak tahu bagaimana caranya kau bisa mengelabui pengawalku hingga mereka tertidur dan dengan lihainya mematikan semua cctv di sekitar mansion selama kurang lebih satu jam." Abigail terdiam. Lucca menyeringai bengis. "Satu jam yang panjang untuk merusak semua mawarku tanpa ada yang mengetahuinya. Beginikah caramu bermain denganku?"
"Itu--" Abigail mengedarkan pandangan mencari seseorang tapi tidak menemukan sosoknya di antara kerumunan. Sempat melihat ekspresi penuh kemenangan Bellatrix, ekspresi datar Serafine, ekspresi kasihan Brianna dan ekspresi milik Rosetta yang tidak tahu apa artinya.
Abigail tidak tahu bagaimana menjelaskan ke Lucca apa yang dilakukannya tadi malam. Dia tidak mau Dom terlibat dan mendapatkan kemarahan Lucca karena kesalahannya. Dom jelas sudah memperingatkan tentang resiko yang akan mereka dapatkan jika ketahuan tapi Abigail terlalu nekat.
"Aku memang salah dan melanggar perintahmu dengan mendatangi tempat di mana kau membuang Thomas tadi malam tapi hanya sampai sebatas itu. Bukan aku yang memangkas semua bunga mawarmu ini. Aku mohon, percayalah padaku."
"Dia jelas berbohong Tuan--" Bellatrix kembali buka mulut. "Tembak dia. Tunggu apa lagi!"
DORRR!
KAMU SEDANG MEMBACA
( TERSEDIA DI INNOVEL/ DREAME ) #MAFIAZONE - REFERRAL || END ✓
RomansaMAFIAZONE #1- REFERRAL Love is Bullshit Aku hidup untuk mempercayai kalau cinta hanyalah omong kosong belaka. Lelucon yang diperuntukkan bagi lelaki lemah di luar sana. Aku tidak akan semudah itu melakukan penyerahan hanya demi wanita yang sanggup...