YOUR POV
"Koushiiiiii..." saat itu siang hari, kami janjian makan siang di taman bersama. Sekarang lihatlah aku, terlihat buruk ketika berlari padanya, yang sudah menungguku di bawah pohon sakura. Cuaca hari ini cukup cerah, sedangkan cuaca hatiku saaaangat buruk.
"Yo!" Sapa Koushi, dengan senyuman khas di wajahnya. "Ada apa? Kau terlihat..."
"Aku tahu. Gah! Aku bersyukur kau mau makan siang bersama." ucapku duduk di dekatnya. Kami berdua duduk di atas bangku taman yang dinaungi pohon sakura.
"Karena, jarang-jarang kau mengajakku makan siang bersama. Jadi, ada apa?" tanya Koushi tetap tenang.
"Aku... cuma mau menempel denganmu siang ini."
"Hmm... Aku yakin kau punya alasan lain." Kekasihku memang hebat. Ia tahu saja jika kau mengada-ngada. Ia selalu mengerti aku. Dan sepertinya ia paham jika saat ini aku sedang kalut. bisa dikatakan aku sedang dalam mode depresi. Memalukan, memang, jika aku mengungkapkan ini padanya. Namun, aku ingin mendengar suara manisnya menenangkanku.
Sebenarnya keluargaku tengah dilanda krisis ekonomi yang sangat-sangat-sangat menjatuhkan taraf ekonomi keluarga kami. Maka orang tuaku berharap besar padaku untuk membantu keuangan keluarga dengan mendapatkan pekerjaan sambilan, yaitu sebagai fotografer. Sebenarnya fotografi hanyalah hobiku saja, benar-benar tidak ada niat untuk menjadikannya sebagai sumber penghasilan. Namun, kondisi saat ini malah memaksaku untuk membuatnya sebagai peluang mendapatkan uang. Koushi mengetahui kondisi keluargaku saat ini.
Koushi meletakkan telapak tangannya di puncak kelapaku. Seraya tersenyum lembut ia mengatakan, "Kau bisa menceritakan semuanya padaku."
Kami membuat kontak mata. Dia selalu melihat ke dalam mataku untuk memahami emosiku. Saat ini aku merasa bersalah, sedih, marah, pusing, tertekan, sesuatu sepert itu. Aku ingin menangis, dan mungkin Koushi sudah mengetahuinya.
"Jadi, apa yang ingin kau katakan?"
Sejujurnya aku bingung harus memulai dari mana. Aku merasa jika aku ini benar-benar bodoh, dan aku tidak menyukai perasaan itu. Kenapa aku merasa begini?
"Apa tidak apa-apa? Kalau kau menceritakan segala hal yang ada di pikiranmu padaku?" tanyanya khawatir.
"Aku tidak tahu, Koushi. Oh, Aku yang terburuk. Seharusnya aku tidak melakukan itu! Rasanya aku ingin mati saja!" wajahku kututupi dengan kedua tangan. Malu sekali saranya berkata seperti itu.
"Memangnya kau habis melakukan apa?" tanya Koushi lagi.
"Mencari lowongan kerja paruh waktu. Aku sama sekali tidak tertarik pada hal itu, Koushi... aku baru saja menyadarinya. Tapi, aku harus bagaimana? aku tidak bisa berbuat apa-apa!"
Koushi menurunkan kedua tanganku ke pangkuan, perlahan. "Tidak apa. Kalau kau tidak ingin, maka jangan lakukan."
"Tapi bagaimana dengan orang tuaku? Mereka berharap aku segera mendapat pekerjaan. Dan bagaimana dengan bos? Beliau berbaik hati mau memberikanku pekerjaan itu. Beraninya aku menolak pekerjaan tersebut?"
"Lalu, apa yang ingin kau lakukan? Kau itu terlalu memikirkan orang lain, [y/n]. Dan menurutku, kau cuma takut mengecewakan mereka."
"Ah! Kau paham!"
"Hahaha, karena aku kekasihmu, benar kan?"
Suhu wajahmu meningkat sebab mendengar kalimat tersebut. Benar juga, Koushi adalah kekasihku. "Y-ya. Aku tidak ingin orang-oranng membenciku. Aku takkan punya keberanian menemui mereka lagi."
"Haha... Kau itu selalu takut terhadap segalanya." Koushi pun terdiam sejenak, seolah tengah memikirkan sesuatu. "Kau tidak takut padaku, kan?"
Ini dia, pertanyaan yang paling kutakutkan. Aku menunduk, tak berani menatapnya. "Sebenarnya.. sedikit." bagaimana bisa jadi begini?
"[y/n], [y/n]. Kau tidak boleh takut padaku. Bukankah sudah pernah kukatakan? Kemarilah." Koushi mengulurkan tangannya padaku. Ia membawaku ke dalam dekapan hangat.
"Aku takut, kau juga akan membenciku."
"Kau itu telalu imut. Bagaimana bisa aku membenci gadis manis sepertimu?" Koushi kini mengelus punggungku. Maka kubenamkan kepalaku di bahunya. Kalimatnya malah membuatku tersipu malu.
"Aku akan selalu ada di sisimu. Tapi pertama, kau harus hapus rasa takutmu padaku dulu." ucapnya melepaskan pelukannya setelah ia yakin aku sudah merasa sedkit membaik.
"A-kan kucoba." aku mengangguk, masih tak ingin menatapnya.
"Nah, itu baru kekasihku." Koushi tersenyum. "Um... aku hanya penasaran. Apa kau benar bsia melakukan pekerjaan paruh waktu?"
"Aku tidak tahu, aku belum pernah melakukannya." aku menggeleng.
"Bagaimana kalau kau mencobanya dulu untuk beberapa hari? Jika kau benar tak menyukainya... Aku akan membantumu berbicara dengan orang tuamu." saran Koushi.
"Menurutmu aku bisa melakukannya?"
"Aku optimis, yah, siapa yang tahu. Kapan kau mulai bekerja?"
"Um.. tidak tahu. Aku belum menandatangani kontak kerja. Lagipula aku harus menyerahkan portfolioku terlebih dahulu. Tapi foto-foto koleksiku tidaklah cukup."
"Bagus!" Koushi menggenggam kedua tanganku, "ayo pergi kencan sepulang sekolah! Aku tahu tempat yang bagus untuk dikunjungi!"
Koushi, dia malah membuatku menatap bingung.
"Katakan saja, iya. Aku cuma mau memberimu dukungan." Koushi mengecup keningku. Tiap kali ia melakukan itu, pipiku pasti bersemu merah. Padahal sudah lama kami berpacaran, tetapi aku masih saja belum terbiasa.
"Um... baiklah."
"Bagus." Koushi mengusap-usap punggung tanganku dengan ibu jarinya, memberikan dukungan.
"Sekarang ayo makan sebelum waktu makan siang habis." ia memalingkan tubuhnya dariku untuk mengambil kotak roti isi daging di sisi lainnya. Pada kesampatan ini aku memanfaatkannya untuk memeluk punggungnya.
"Terima kasih."
Meski tidak sedang melihat wajahnya, tapi aku yakin jika ia sedang tersenyum lembut, seperti yang sering ia tunjukkan padaku. Senyuman yang menenangkan. Lengannya menyambar lenganku yang melingkati tubuhnya. Ia letakkan tangannya di atas tanganku lembut, kemudian bergumam dengan suara yang tak dapat ku dengar jelas.
"Rasanya aku ingin segera dewasa, dan membawamu keluar dari segala permasalahan."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
I'm sorry i just... X'( idk how to tell you.
Hope you like it!
25.11.2016
Love,Alicia
YOU ARE READING
A Journal Of Love (SUGAWARA X READER)
FanfictionKumpulan kisahmu dengan Sugawara Koushi sebagai sepasang kekasih. Disclaimer: HAIKYUU!! is belongs to Furudate-sensei