New Year Hanabi

333 40 10
                                    



Sugawara bukanlah seseorang yang terbilang romantis... namun terkadang ia bisa jadi sangat romantis. Malam ini adalah perayaan tahun baru, kalian berdua berencana pergi ke kuil untuk berdoa bersama. Sudah sejam kau berada di dalam kamar, memoles bedak dan berbagai warna pada wajah, tetapi mempertahankan kesan natural. Memakai yukata, membelit obi (ikat pinggang untuk yukata), serta menata rambut. Malam ini pokoknya kau harus terlihat cantik.

Pukul delapan malam, ibumu berteriak menyuruhmu segera turun. Itu pasti Koushi! Pikirmu. Kau segera turun, bermaksud menyambutnya. Namun, yang berdiri di ambang bukan bukanlah Sugawara, melainkan Enoshita Chikara dan Hinata Shoyo. Sudah lama sekali tidak mereka sejak... kau lulus dari SMA Karasuno.

"Woaaah... kau terlihat menakjubkan [y/n]-san! Keren, keren! Seperti bwaah dan kachiiiing!" manik Hinata berbinar-binar ketika mendapati sosokmu dengan yukata. ia melakukan lompatan kecil seperti bocah yang antusias melihat permen apel atau semacamnya.

Enoshita hanya bisa tersenyum penuh pengertian. "Maafkan bahasnya, Bibi." ucapnya pada ibumu. Ibumu memang sempat terngaga di sana, tak mengerti dengan ucapan Hinata.

Ibumu menyengir, "Tidak apa-apa. Ya, pokoknya selamat bersenang-senang lah kalian semua. Jangan pulang terlalu malam ya." Kata ibumu.

Kau dan kedua kawanmu pergi bersama. Meski kau sebenarnya bertanya-tanya, kemana perginya Sugawara Koushi? Bukankah seharusnya dia menjemputmu?

"Suga-san menyuruh kami menjemputmu, soalnya dia ada sedikit keperluan bersama Daichi-san!" celetuk Hinata. "Aku harap tidak apa-apa begini [y/n]-san?"

Kamu tersenyum, tentu saja kau katakan, "Tidak apa-apa." meski dalam pikiran kau masih penasaran, kemana Sugawara pergi?

Jam demi jam terlewati. Kau berakhir menghabiskan waktu bersama tim voli di kuil. Bermain kesana kesini, mencicipi berbagai makanan, menngikuti berbagai permainan, dan berpiknik di tepi hutan. Kiyoko dan Yachi juga ada, terkadang sesekali kalian berbicara pembicaraan wanita ketika para cowok sedang tidak ada. Menyenangkan, tetapi terasa hambar. Kemana Sugawara? Dihubungi tidak menjawab. Duh...

Hingga pada saat kau dan kedua kawanmu –Yachi dan Kiyoko, melahap tako terakhir di piring kertas... "[y/n]!" suara yang familiar memanggil namamu dari kejauhan. Kau tolehkan kepalamu pada arah sumber suara, lalu sudut bibirmu terangkat.

"Koushi!" akhirnya yang ditunggu tiba juga. sugawara berlari ke arahmu sambil bercuucran keringat, padahal malam ini terbilang dingin. Ia berhenti di hadapanmu dan mengatur nafasny sebentar.

"Kau dari mana saja?" tanyamu kebingungan melihatnya terengah seperti itu.

Sugawara menegakkan tubuhnya,lalu memamerkan senyuman terbaiknya. "Habis ada urusan mendesak. Tapi sekarang sudah tidak apa. maaf jadi lama menunggu begini."

Kiyoko menepuk pundakmu untuk mencuri perhatian. "Kami tinggal dulu ya." ucap Kiyoko tersenyum tipis, dengan satu lambaian tangan kemudian pergi.

"Saa... kau sudah pergi ke kuil?" tanya Sugawara, dibalas gelengan kepala olehmu.

"Aku sengaja menunggumu."

Kau dan Sugawara berjalan melewati stand-stand festival, tak ingin terpisah karena keramaiannya. Kalian berdua menuju kuil untuk memanjatkan doa tahun baru dan membeli jimat, mungkin. Setelah mengantri cukup panjang, akhirnya giliran kalian tiba untuk membunyikan lonceng kuil. Sugawara yang melakukannya, lalu menepuk kedua tangan dua kali, kalian memanjatkan doa kepada Tuhan.

"Semoga tahun ini menjadi tehun yang lebih baik untuk semuanya, Ayah, Ibu, teman-teman, dan terutama... aku dan Koushi." pintamu dalam hati. "Dan biarkan aku lulus dengan baik pada ujian kali ini, serta mantapkan pekerjaan Koushi agar ia sukses selalu."

A Journal Of Love (SUGAWARA X READER)Where stories live. Discover now