Saat jungkook mengatakan ingin mencari pelampiasan untuk meredakan kemarahannya pada sinbi, maka itu memang benar adanya. Terbukti dengan jungkook yang saat ini sedang menyiksa salah satu siswa laki-laki. Entah dari mana jungkook mendapatnya hingga berhasil menyeret paksa siswa tersebut ke atap dan mulai menghadiahi berbagai tinjuan keras dibeberapa wajah hingga perut siswa tersebut.
"Am. .ampun." lirih siswa bernama junho tersebut. Siswa cupu pendiam dan sang kutu buku disekolah. Dan merupakan siswa kelas 11. Sebut saja adik kelas jungkook. Walau jungkook sendiri tidak tahu jika siswa yang sedang ia babak belur itu adalah adik kelasnya. Itu tidaklah penting bagi pemuda jeon iu. Yang terpenting sekarang adalah dia yang dapat melampiaskan kemarahannya pada siapapun.
Jungkook tertawa keras mendengar lirihan ampun dari junho. Bukannya merasa kasihan dan iba, jungkook justru malah menambah lukisan biru kemerahan diwajah junho. Bahkan kacamata pemuda itu juga sudah dibuat tak berbentuk lagi oleh jungkook.
"Jika kau sampai pelamporkan ini, aku akan mengehilangkan nyawamu kawan." Ancam jungkook membuat junho semakin ketakutan.
Jungkook menepuk kecil pipi junho sebelum meninggalkannya sendiri diatap sekolah. Biarkan saja pemuda itu disana sendirian, mau pingsan atau mati sekalipun jungkook sudah tidak peduli lagi. Urusannya dengan pemuda itu selesai sampai disini._____________
Jungkook menghentikan langkahnya tatkala mata tajammya menangkap pemandangan yang membuat emosinya kembali memuncak. Tepat didepannya sinbi dan seungwoo terlihat berbicara begitu akrab. Berjalan berdua dikoridor sekolah. Sesekali tertawa. Sungguh itu pemandangan yang menjijikan bagi jungkook.
Jungkook mengepalkan kuat tangannya. Jika saja disana hanya ada seungwoo, maka dapat jungkook pastikan pemuda Han itu akan ikut babak belur seperti siswa yang ia buat tak berdaya diatap tadi.Jungkook menoleh kesekitar. Mencoba memastikan tidak yang sedang memperhatikannya. Setelah dirasa aman. Tanpa diduga-duga pemuda jeon itu meninju keras tembok disampingnya beberapa kali.
Kemudian tersenyum begitu melihat tangannya yang mengeluarkan darah segar.
Ia kembali memandang sinbi yang masih sibuk dengan seungwoo sebelum akhirnya melangkah mendekati manusia beda jenis itu."Sinbi." Panggil jungkook yang dibuat selirih mungkin. Sinbi yang merasa terpanggil pun menoleh. Dan begitu terkejut melihat tangan jungkook yang kini mengeluarkan darah. Dengam cepat gadis itu meraih tangan jungkook dengan raut wajah khawatirnya.
"Jung-jungkook. . Apa yang terjadi? Kenapa tanganmu. . .
"Bisa obati tanganku." Pinta jungkook memotong ucapan sinbi. Wajahnya bahkan dibuat seakan-akan sedang menahan sakit yang luar biasa.
"Tentu saja. Ayo. Kau harus segera diobati." Jawab sinbi. Ia menyempatkan diri untuk pamit pada seungwoo dan mendapat anggukan dari pemuda putih itu. Setelahnya ia dengam buru-buru menarik tangan jungkook. Membawa pemuda itu ke UKS.
______________
"Sepertinya petugas UKS sedang tidak ada." Gumam sinbi setelah melihat keadaan ruang UKS yang kosong. Tidak ada siapa pun disana.
Dan itu membuat jungkook senang. Ia lebih suka jika hanya ada dia dan sinbi. Tidak ada orang lain selain mereka.Setelah memastikan jungkook duduk salah kursi diruang uks. Sinbi mencoba mencari alat p3k. Yang dapat ia gunakan untuk mengobati luka ditangan jungkook.
Dan setelah dapat. Ia kembali medekati jungkook dan duduk disamping pemuda itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet But Psycho
FanfictionSeharusnya Sinbi tahu dari awal, jika kedatangan jungkook sangat merugikan baginya. jungkook tak semanis seperti apa yang sinbi lihat diawal pertemuan mereka.