Part 3

33.6K 724 11
                                    

I'm coming back my Readers

Ma'af ru bisa upload, minggu ini super sibuk bolak balik Jakarta-Bandung baru hari ini bisa leha-leha di rumah hehehehe..

Cus lah Let's reading KALAU PUNYA KUOTA LEBIH  :)

***

Waktu menunjukkan jam 04:30 pagi, sayup-sayup terdengar kumandang azan dari kejauhan. Sebuah mobil hitam bergerak lambat kemudian berhenti dan menepi di sebuah kebun jagung yang masih sepi dan gelap. Terdengar bunyi pintu mobil yang dibuka oleh seorang laki-laki dengan pakaian serba hitam yang tak lain adalah Aldy.

Aldy kembali menutup pintu mobil yang dibukanya dan berjalan ke pintu mobil penumpang di bagian belakang. Nampak dia membopong sesosok tubuh kecil dibalut sebuah kain yang melilit sekenannya tubuh kecil seorang wanita kemudian melemparnya kasar ke semak-semak yang tumbuh di pinggir kebun jagung tersebut.

Bukk

Tubuh kecil Nisa membentur tanah dingin dan sedikit becek tanpa pekikan suara kesakitan karena Nisa masih dalam keadaan pingsan. Dengan kondisi yang mengenaskan seperti bangkai serta senyuman setannya Aldy beranjak pergi meninggalkannya tanpa merasa bersalah dan melajukan mobil hitamnya pergi begitu saja.

Waktu sudah menunjukkan jam 06.00, para petani sekitar mulai berdatangan dan menyibukkan diri dengan pekerjaannya masing-masing. Terlihat ada beberapa petani yang membawa anaknya yang masih kecil turut serta ke sawah dan nampak ceria bermain-main seraya berlari-lari kecil dengan teman sebayanya. Hingga tiba-tiba ada sebuah teriakkan dari anak kecil berusia 6 tahun yang diketahui bernama Kamil. Mendadak orang-orang yang mendengarnya terhenyak dan berlari menghampiri Kamil yang tergugu di sudut kebun yang terlihat rimbun.

"Ada apa Mil?" Tanya Ridwan selaku ayah sang anak.

Kamil nampak pucat dan ketakutan sambil menutup wajah imutnya. Jari telunjuk kanannya yang mungil menunjuk kea rah semak-semak yang kemudian diikuti arahnya oleh Ridwan dan para petani yang kini ikut berdatangan.

"Astaghfirullah" Pekik Ridwan dan yang lainnya.

Beberapa ibu-ibu petani yang melihatnya menutup mulut mereka karena kaget dan dengan cepat ibunda Kamil membawa anaknya meninggalkan lokasi. Tak berapa lama seorang wanita paruh baya membuka kain yang dikenakannya dan tanpa ragu mendekati tubuh Nisa yang tergolek mengenaskan kemudian menyelimuti tubuh Nisa. Tangan berkulit kasarnya menyentuh hidung kecil Nisa kemudian mendongak menatap warga.

"Dia masih bernafas. Tolong bantu mengangkatnya dan bawa ke rumah saya" Pinta sang wanita bernama Neneng. Dengan cepat Pak Ridwan bergerak maju dan mengangkat tubuh kecil Nisa. Beruntung karena tubuh Nisa yang kecil sehingga Pak Ridwan tak mengalami kesulitan.

Kini, Nisa terbaring masih tak sadarkan diri. Dokter yang memeriksanya telah pergi dengan meninggalkan beberapa obat luar dan dalam. Bu Neneng tinggal berdua dengan suaminya Pak Dadang, dia memiliki seorang anak laki-laki yang kini sedang kuliah di Jakarta dan akan pulang sebulan sekali. Sa'at ini, dua orang paruh baya tersebut sedang berbincang di ruang tengah karena baru saja beberapa warga telah pergi untuk kembali ke kebun.

"Siapa orang yang sangat tega melakukan hal bejat seperti itu kepadanya" Suara Bu Neneng terdengar sangat geram.

Pak Dadang menarik nafas beratnya sambil menoleh ke arah istrinya.

"Penjahat itu tak meninggalkan jejak dan ini sulit bagi kita untuk menemukannya Bu"

"Dia masih sangat muda, ibu rasa usianya sama dengan Anin jika masih hidup Pak" Jelas Bu Neneng dengan bulir air matanya yang sedari tadi terus saja mengalir. Anin adalah anak mereka yang meninggal karena sakit leukimia sa'at masih berusia 9 tahun. Pak Dadang menatap istrinya iba kembali mengingat anaknya yang telah tiada.

"Semoga Allah memberikan azab yang pedih untuk orang yang menyakitinya" Do'a buruk pun terucap dari mulut Bu Neneng.

Suasana kembali hening hingga suara teriakan dan tangisan pilu terdengar dari kamar sehingga mengagetkan kedua paruh baya tersebut. Dengan tergesa, mereka mengangkat tubuh menuju kamar yang ditempati Nisa.

Ceklek

"Hiks hiks ampun..jangan.."

~Bersambung

Bekasi, 19 Sept 2019

Don't forget for following and voment ya!

Follow me on IG : pupestory03

AIR MATA NISA 21+ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang