Jennie memasuki kamar adiknya dan dilihatnya sedang tertidur dengan tubuh tertutup selimut.
Ia mendekati adiknya itu dan duduk di pinggir ranjang adiknya itu."Rosie..." Jennie membangunkan adiknya itu
"Emmhhh" erang Rose
"Rosie makan dulu yuk..kan belum makan tadi" Jennie
"Rosie ga pengen makan kak" ucap Rose dengan wajah yang lesu
"Huh? Kok ga mau makan? Hm? " Jennie mengusap-usap rambut blonde adiknya itu
"Ga pengen aja, kakak jangan maksa Rosie dong" Rose
"Iya-iya kakak ga maksa, tapi nanti makan ya..kakak ga mau adik kakak yang manis ini sakit" Jennie
"Kakak lupa ya? Aku kan emang sakit kak" ucap Rose dengan tatapan sendu kearah Jennie.
Yaa.. memang beberapa sebelumnya, Rose sering mimisan dan pingsan. Saat di cek ke dokter ternyata adiknya itu mengidap leukimia yang tentu saja membuat Jisoo,Jennie,dan Lisa kaget. Pasalnya bagaimana bisa Rose mengidap leukimia itu, hari-harinya biasanya yang terlihat ceria kini berubah menjadi terlihat murung dan menjadi pendiam."Rosie... tetep semangat ya.. kakak ga mau adik kakak ini nyerah gitu aja. Kakak,kak Jis,Lisa akan terus temenin Rosie, bantuin Rosie, doain Rosie biar cepet sembuh dan kita bisa bahagia bareng-bareng kayak dulu lagi. Rosie tetep mau berjuang yaa.." Jennie memeluk tubuh mungil adiknya itu ditambah dengan air mata yang menetes karena melihat adiknya yang sedang dalam masa sulitnya melawan penyakit yang bisa dibilang berbahaya itu. Ia tak mau kehilangan adiknya ini, namun itu semua kehendak Tuhan, Jennie hanya bisa mengikhlaskannya jika memang adiknya sudah tak bisa bertahan lagi. Tapi Jennie terus berdoa agar Tuhan memberikan kesembuhan bagi adik yang amat ia sayangi ini.
"Kak...kakak nangis?" Rose merasa punggung kakaknya yang bergetar itu
"Emm? Engga kok, kakak ga nangis" Jennie langsung mengusap kasar air matanya
"Boong.. tuh matanya merah, kakak nangis pasti gara-gara aku ya?.. maafin aku kak kalo udah buat kakak sedih" Rose mengusap air mata Jennie
"Engga kok.., udah yaa sekarang adik kakak ini makan yuk" Jennie bangkit dan berdiri untuk membantu adiknya itu
"Iya, tapi Rosie maunya disuapin" ucap Rose dengan nada manja
"Iya-iya nanti adik kakak ini kakak suapin" Jennie menarik hidung Rose gemas. Rose hanya tersenyum dan mereka langsung menuju ruang makan yang ada di dorm itu
"Rosie duduk disini dulu ya.. kakak siapin makanannya buat Rosie" Rose pun duduk di salah satu kursi yang ada
"Iya kak, emm ngomong-ngomong kak Jis sama Lisa kemana kak?" Rose melihat sekelilingnya dan tidak melihat kakak tertuanya dan adiknya itu
"Mereka ada pemotretan di Busan" Jennie menyiapkan makanan untuk adiknya itu
"Berapa lama?" Rose
"Cuma dua hari kok" Jennie berjalan menuju Rose sambil membawa beberapa makanan untuk adiknya itu
"Nahh makanan buat adik kakak ini sudah siap" Jennie menaruh makanan itu di meja depan Rose dan Jennie menarik kursi untuk lebih dekat dengan Rose agar gampang saat menyuapi Rose nanti
"Suapin.." ucap Rose dengan nada seperti anak kecil dan membuka mulutnya.
Jennie pun langsung menyuapi adiknya itu, dengan senang hati Rose menerimanya dan langsung mengunyah dengan cepat"Rosie..haha makannya bisa pelan-pelan ga? Kalo keselek gimana?" Jennie gemas melihat tingkah Rose yang makan seperti takut makanannya diambil orang lain
"Iwni ewnnak kak" ucap Rose dengan mulut penuh makanan
"Haha Telen dulu dong makanannya, baru nanti bicara" Jennie menyuapi Rose hingga makanan itu habis
"Rosie minum obatnya yaa" Jennie menghampiri Rose sambil membawa nampan yang berisi air dan beberapa obat untuk Rose
"Ga mau" Rose menutup mulutnya sambil menggelengkan kepalanya. Tingkahnya sungguh membuat Jennie gemas melihatnya
"Haha kenapa? Kok ga mau?" Jennie duduk disamping Rose
"Pait, ga enak, ga bisa ketelen" Rose
"Trus gimana dong?" Jennie
"Gatau" Rose
"Emm obatnya dihalusin aja ya, biar bisa ketelen" Jennie
"Ishh tapi pait nanti" Rose
"Namanya obat juga pait dek.." Jennie
"Tapi waktu kecil waktu Rosie minum obat ga pait tuh, manis rasa stroberi sama jeruk" ucap Rose yang membuat Jennie tertawa gemas
"Hahaha, itu beda Rosie sayangkuu.." Jennie
"Enakan yang ada rasa stroberi nya kak" Rose
"Mana ada sayang.. obat kanker rada stroberi?" Ucap Jennie yang membuat Rose murung seketika, ia baru ingat bahwa sakitnya bukan demam seperti waktu kecil, melainkan ini sakit yang mendekatkannya pada kematian
"Rosie kenapa? Kok diem gitu tiba-tiba?" Jennie melihat adiknya yang langsung berubah menjadi murung pun mendekatkan dirinya kepada adiknya itu dan mengusap kepala sang adik yang pasti sedang dilanda kesedihan
"Hidup aku pasti ga lama lagi ya kak?" Ucap Rose sambil menatap lekat kedua mata Jennie yang membuat Jennie mulai ingin meneteskan air mata lagi
"Rosie kok ngomongnya gitu?" Jennie
"Iya kan? Leukimia ini semakin mendekatkan aku ke Tuhan kak" Rose
"Engga sayang... Rosie akan terus bareng-bareng sama kakak, kak Jis ,Lisa dan yang lain dalam waktu yang lama banget" Jennie meyakinkan adiknya itu
"Kakak boong, aku pasti bentar lagi udah ga bisa nyanyi lagi, ngga bisa ikut konser buat tahun depan, udah ga bisa ngedance lagi bareng Lisa" ucapan Rose semakin membuat mata Jennie berkaca-kaca dan akhirnya air mata itu lolos dan mengalir ke pipinya
"Ga Rosie..engga, Rosie akan terus bisa nyanyi sampe kapanpun, terus bisa ikut konser dunia tahun depan , dan bisa terus ngedance sama Lili" ucap Jennie sambil tersenyum pada adiknya itu
"Beneran?" Tanya Rose dengan nada anak kecil nya
"Iya beneran sayang" Jennie mengusap lembut kepala Rose dan Rose mengusap air mata Jennie yang mengalir itu
"Kakak jangan nangis lagi" ucap Rose dan membuat Jennie tersenyum
"Iya, asal adik kakak ini mah berjuang dan bisa sembuh nantinya" Jennie
"Aku usahain kak, asal kalian ada terus buat aku" Rose
"Iya pasti, kakak janji akan ada terus buat adik kakak ini sampe kapanpun
"Makasih kak" Rose masuk kedalam pelukan Jennie, Jennie pun membalas pelukan hangat adiknya itu
Don't forget to votment 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Together Until The Time
Short Story"ini semua salahku, jadi aku akan tanggung jawab" J