Keesokkan harinya...
Dinda sendirian di dalam kamar sedang sibuk memilih-milih gaun yang akan di pakainya. Saat Dinda akan mengambil sebuah gaun yang tergantung di dalam lemari pakaiannya, tiba-tiba kursi roda Dinda oleng dan terjatuh ke atas lantai.
Dinda merasakan kepalanya sakit sekali dan langsung memegang kepalanya. Saat Dinda melihat tangannya ada darah, tiba-tiba Dinda jatuh pingsan. Kedua orang tua Dinda yang mendengar ada suara jatuh dari kamar Dinda langsung cepat-cepat masuk ke dalam kamar Dinda.
Ayah dan ibu Dinda sangat kaget sekali melihat Dinda pingsan dengan kepala yang berdarah langsung secepatnya membawa Dinda ke rumah sakit tanpa sempat mengabari Ale. Ale yang tidak tahu apa-apa sibuk berdandan di depan cermin di dalam kamar rumahnya.
Setelah itu Ale langsung pergi ke rumah orang tua Dinda dan memanggil-manggil Dinda sambil sibuk menelpon hp Dinda. Karena hp Dinda tidak di angkat-angkat, Ale langsung menelpon ibu Dinda. Ibu Dinda langsung mengabarkan kondisi Dinda pada Ale.
Ale pun langsung secepatnya datang ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Ale berlari-lari langsung masuk ke dalam ruang rawat inap Dinda, menangis dan berkata...
" Cinta, kamu nggak apa-apa kan cinta? Kamu baik-baik aja kan, cinta? Cinta, maafkan aku, seharusnya aku kemarin nggak maksa kamu ikut ke acara reuni SMU kita berdua. "
Dinda perlahan-lahan duduk, menghapus air mata Ale dan berkata...
" Aku nggak apa-apa Ale, aku baik-baik aja. Aku minta maaf sudah buat kamu khawatir. Aku juga minta maaf tidak bisa menemani kamu datang ke acara reuni SMU kita berdua. "
Ale langsung mencium kening Dinda dan berkata...
" Nggak apa-apa cinta, kita berdua nggak usah datang ke acara reuni SMU kita berdua, yang penting kamu cepat sembuh. "
" Aku sayang sama kamu Ale, aku cinta sama kamu selamanya. Kamu nggak lupa kan sama janji kamu dulu, kalau kita berdua nikah nanti, kita berdua akan pergi bulan madu ke Bali dengan mengendarai bus cinta. Kamu jadi sopirnya dan aku jadi kernetnya. "
" Apa? "
Ucap Ale kaget. Dinda tersenyum pada Ale dan berkata..." Ih...ih...pacar aku kok lola (loading lambat). Sayang, kerja keras kamu selama ini ada hasilnya. Aku sekarang udah ingat semuanya tentang kamu dan tentang cinta kita berdua. "
" Benarkah? Terima kasih tuhan. "
Ucap Ale sangat senang dan langsung memeluk tubuh Dinda.
__________________6 bulan kemudian...
Ale sedang duduk bersama kedua orang tuanya. Ale pun berkata...
" Pa, ma, papa dan mama mau ya terima Dinda apa adanya? Please..."
" Latar belakang keluarga kita berbeda Le dengan Dinda. Keluarga kita dari keluarga kaya raya sedangkan keluarga Dinda dari keluarga biasa. "
" Iya pa, Ale tahu. Tapi pa, semua harta kan hanya titipan tuhan. Lagi pula Ale sangat menyayangi dan mencintai Dinda, pa. "
" Ale, Dinda itu lumpuh. Kalau suatu saat nanti kamu menikah dengannya, dia akan menjadi beban buat kamu. Kamu tidak mungkin menggendong tubuhnya dan merawatnya terus-terusan. Apalagi saat dia ingin mandi, BAB dan BAK. Kamu itu seorang dokter yang harus merawat banyak pasien, bukan hanya 1 pasien. "
" Dinda nggak akan jadi beban ma buat Ale. Mungkin aja suatu saat nanti Dinda bisa berjalan lagi. Lagi pula Ale ikhlas kok meskipun seumur hidup Ale nanti harus menggendong tubuh Dinda dan merawatnya setiap hari. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Bus (1-11 End).
RomanceKisah cinta seorang pasien dan seorang dokter serta masa lalunya bersama bus cinta.