Part 5

9.8K 1.4K 217
                                    

"Udah belum sih, Ndan make upnya? Gue begah banget ini. Mana perut gue disumpel-sumpel bantal segede gambreng begini. Saoloh, engap gue, Ndan." Vanilla stress. Sejak pukul tujuh pagi ia sudah didandani menjadi mbak-mbak menor yang sedang hamil tujuh bulan. Untung saja Pandan bersedia menginap di rumahnya,  sehingga misi mereka lebih mudah direalisasikan. Semesta seperti ikut mendukung konspirasinya. Karena saat ini kedua orang tuanya sedang berkunjung ke rumah omnya, dan kakak laki-lakinya sedang mengurus proyek luar kota. Makanya aksi mereka menjadi lebih mudah untuk direalisasikan.

Kalau saja bukan karena ia ingin membalas budi pada Aliya, ia tidak mau mengambil resiko sebesar ini. Bayangkan saja, ia sekarang menyamar menjadi kekasih Bumi yang ditinggal menikah saat sedang hamil tujuh bulan demi menggagalkan pernikahan Aliya dengan Bumi.

Saat ini Pandan Wangi telah menyulap wajahnya menjadi sepuluh tahun lebih tua, agar sepadan dengan usia Bumi. Pandan juga memakaikan wig keriting sepinggang demi menyamarkan penampilannya agar tidak dikenali. Untung saja acara ijab kabulnya hanyalah merupakan ijab kabul sederhana, sebagai tanda sahnya Bumi dan Aliya sebagai sepasang suami istri. Kalau ramai, entah bagaimana lagi lah plan mereka berdua. Rencananya setelah Aliya di wisuda, barulah mereka berdua akan menggelar acara resepsi pernikahan. Kalau saja acaranya di gelar besar-besaran, pasti kedua keluarga mempelai akan malu luar biasa atas aksi jahatnya ini. Vanilla dilema. Di satu sisi ia merasa tidak tega menggagalkan pernikahan orang. Tetapi di sisi lain, ia sudah pernah berjanji akan membalas budi baik Aliya yang pernah nyaris mengorbankan nyawa demi menyelamatkan kehormatan dan nyawanya. Vanilla berhutang dua hal besar pada Aliya dan hanya mereka berdua lah yang tahu akan rahasia kelam sore itu. Mereka berdua sepakat untuk tidak mau lagi mengingat masa-masa mengerikan yang terjadi saat mereka masih berseragam putih biru.

"Gue udah mempersiapkan semuanya dengan matang, La. Ntar begitu lo dateng dan membuat pengakuan kalo lo itu sedang hamil anaknya si Bumi, lo tinggal jalan lurus ke pintu samping. Terus lo masuk ke taman belakang. Nah, ntar lo keluar dari pintu taman belakang. Orang suruhan gue udah nunggu lo di mobil. Dia akan langsung bawa lo kabur. Pokoknya aman, La. Lo nggak usah takut. Lo pasti nggak akan ketahuan. Gue jamin dah!"

Kata-kata Aliya kembali terngiang-ngiang di benaknya. Semoga saja memang akan seperti itu kejadiannya. Ia sampai berkeringat dingin mengingat aksi penuh resikonya ini.

"Supaya lo makin nggak dikenalin, gue akan nambahin andeng-andeng gede di pipi kanan lo." Pungkas Pandan seraya menekan-nekan pipi kanannya kuat untuk menempelkan andeng-andeng palsu. Vanilla pasrah saja. Ia tahu, Pandan akan membantu mendandaninya semaksimal mungkin. Eksekusi terakhir ada itu ada di tangannya. Sikap nekadnya memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Tapi saat ia harus berakting di tengah-tengah orang-orang yang dikenalnya dengan baik, kok rasanya ia kelewatan ya?

"Oke. Selesai sudah tugas gue. Penampilan lo udah mirip dengan mbak-mbak stress yang akan ditinggal kawin. Sekarang lo tinggal mendalami peran lo dan berakting sebaik mungkin. Ingat, walaupun semua hal telah kita planning dengan baik, tapi ada kalanya semua plan itu buyar saat berada di lapangan. Makanya ada yang disebut dengan plan A dan plan B. Dan Plan B kita adalah, lo pura-pura pingsan dan gue akan mengatur agar orang-orang membawa lo ke mobil gue. Kalau mereka nanti bertanya-tanya tentang keadaan lo, gue akan bilang kalo lo udah pergi diam-diam. Mission completed. Mengerti, La?" Tanya Pandan sekali lagi. Memastikan kesiapannya. Vanilla mengangguk. Ia sudah menghapal plan A dan plan B semalaman. Sekarang tinggal mempraktekkannya saja. Semoga semuanya akan berjalan lancar jaya sesuai dengan rencana.

"Ayo kita kemon, La. Misi besar telah menunggu kita. Semangat!" Pandan menyemangatinya agar tekadnya semakin bulat. Vanilla beringsut dari kursi di meja rias. Ia nyaris tidak mempercayai penglihatannya sendiri saat melihat pantulan dirinya di cermin. Ia tidak mengenali dirinya sendiri. Pandan memang jago make up. Tidak terlihat lagi sisa-sisa gadis usia awal dua puluhan di sana. Yang ada sekarang hanyalah wanita dewasa awal tiga puluhan dengan raut wajah yang sedih dan kusam. Sepuluh menit kemudian ia telah berada di dalam mobil Pandan dan siap sedia membuat huru hara di kediaman Aliya.

Kekasihku Musuhku (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang