Part 1

28.4K 1.9K 238
                                    

"Bunda, masa Illa magangnya harus di kantornya Om Altan sih? Nanti kalau Illa dimarah-marahin melulu gimana, Nda? Om Altan itu kan persis kayak setan. Udah galak, bawel eh mesum lagi. Illa magang di kantor ayah aja ya, Nda?"

Vanilla Putri Mahameru yang sedang sarapan cantik bersama bundanya, berupaya merayu sang bunda agar diperbolehkan magang di perusahaan ayahnya saja. Sebagai syarat kelulusan kuliah tentu saja ia harus magang dan membuat skripsi. Vanilla sebenarnya tidak masalah magang di mana saja. Bahkan di Desa Penari sekalipun. Mau banyak hantunya kek, banyak demitnya kek, ia mah kagak bakalan jiper. Lah dia kan emang ratunya demit menurut teman-teman satu ganknya. Hehehe. Intinya ia bersedia magang di mana saja, asal, catat kata asalnya itu dengan huruf besar. Tidak di kantornya Altan. Ia tidak sudi magang di perusahaan Altan seperti yang direkomendasikan oleh ayahnya.

Maksud ayahnya  memang baik. Ayahnya ingin agar ia lebih fokus dan belajar bertanggung jawab dalam bekerja. Dan caranya adalah dengan magang di perusahaan orang lain. Di bawah kepemimpinan orang lain. Tapi perusahaan orang lainnya tidak harus perusahaan Altan juga ya kan? Bisa luluh lantak berdarah-darah hatinya kalau setiap hari harus mendengar segala cercaan unfaedah Altan. Altan Wijaya Kesuma adalah pewaris dari Wijaya Kesuma Group. Wijaya Kesuma Group ini meliputi berbagai sektor usaha. Di mulai dari dealer mobil-mobil mewah, perkapalan, pertambangan hingga garmen dan properti. Altan berusia tiga puluh tahun. Lebih tua delapan tahun dari usianya sendiri. Mengenai panggilan om, itu berawal dari drama yang mereka perankan sewaktu di sekolah dulu. Waktu itu ia berperan sebagai keponakan Altan. Dan panggilan itu menempel hingga sekarang. Lidahnya sudah merasa pas memanggil Altan dengan sebutan om. Selain itu kedua orang tua mereka sudah saling kenal sejak lama. Bahkan ayah Altan, Om Abyaz Wijaya Kesuma adalah mantan pacar bundanya. Hubungan antara keluarga mereka sangat baik  kecuali hubungannya dengan Altan.

Altan ini gemar sekali mengkritiknya. Yang ia dibilang cewek modal tampang doang lah. Anak daddy lah sampai otaknya cuma ada seperempat isinya dibandingkan dengan otak rata-rata manusia lainnya.  Lihatlah betapa jahanam mulutnya bukan? Bagi Altan saat ini bernapas pun sudah salah di matanya.

"Ck! Masa sih anak Bunda kalah sama itu tikus sawah? Percuma dong Illa menyandang nama besar Bunda kalo sama dedemit jadi-jadian itu aja Illa jiper. Malu dong sama poni anti badaimu, Nak." Sahut bundanya santuy.

Kenalkan, Liberty Delacroix Mahameru alias Lily. Bundanya yang paling cantik sejagat raya, seruang angkasa beserta segala isinya. Bunda gaulnya ini diajak berbicara seserius apapun, pasti jatuh-jatuhnya jadi nyantai banget. Semua hal pasti akan ia bilang, ah keciknya itu. Ntah kapan besarnya. Mungkin masalah akan bundanya anggap besar kalau ayahnya kawin lagi misalnya. Hihihi... set dah, durhaka banget ya ia jadi anak?

"Cara menghadapi atasan yang galak itu mah gampang. Ada dua poin yang bisa kamu praktekkan. Yang pertama, catat semua kesalahan-kesalahan yang pernah ia lakukan. Hal itu gunanya untuk berjaga- jaga dan membalikkan keadaan pada saat kamu berada dalam situasi darurat. Sebagai contoh, saat kamu lagi diomelin kanan kiri atas bawah, maka kamu tinggal keluarkanlah saja semua poin-poin yang dulu sudah kamu catat sebelumnya. Balikkan semua omelan-omelannya dengan kata-katanya sendiri di waktu lalu."

Vanilla takjub. Ia sama sekali tidak menyangka kalau bunda koplaknya ini kadang-kadang nasehatnya bisa lurus juga. Ini adalah suatu keajaiban sodara-sodara. Karena biasanya nasehat-nasehat bundanya itu selalu melenceng dari sasaran. Lain yang ditanya, lain juga yang dijawab.

"Dan yang kedua cukup kamu sebutkan berulang-ulang dalam hati, keep calm and love your boss. Maksud Bunda begini. Bukankah dulu kamu sangat tidak suka dengan pelajaran matematika?" Vanilla mengangguk. Matematika adalah musuh utamanya.

Kekasihku Musuhku (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang