Sehun berlari sambil mendribble bola bewarna oranye itu, melewati lawan yang ingin merebut bola dari tangannya, namun dengan gesit dia melewati lawannya, dia berdiri diatas garis three point melompat dan melempar bola itu kedalam ring.
Tepuk tangan serta teriakan heboh terdengar setelah bola yang dilempar Sehun masuk kedalam ring. Murid-murid yang sedang berada di kantin segera menolehkan kepala mereka, melihat lapangan yang begitu ramai dikelilingi.
Seperti Baekhyun dan Luhan saat ini, mereka sedang makan namun karena penasaran mereka melihat lapangan yang penuh dengan sorakan dan tepuk tangan heboh. Namun mereka tidak beranjak dari kursinya, perut yang kelaparan membuat mereka tidak bisa melihat situasi pemain basket andalan sekolah ini.
Setelah beberapa menit berlalu, keadaan lapangan sepi, murid-murid pergi menuju kantin, sepertinya permainan basket mereka sudah usai karena tidak lama setelahnya Chanyeol serta Sehun datang dan duduk dihadapan mereka.
Keringat membasahi tubuh keduanya, membuat mereka berdua terlihat seksi, serta jangan lupakan otot lengan yang tentunya membuat Baekhyun melongo serta melihat itu dengan mata yang tidak berkedip.
Chanyeol melihat kekasihnya yang sedang menatapnya tanpa berkedip cuma tertawa kecil, dia membawa tangannya untuk mencubit pipi gembil itu, yang mana si pemilik tersadar dan segera berdehem dan melanjutkan makanannya dengan malu.
"Malu ya?" goda Chanyeol.
Luhan menatap kedua orang itu dengan tatapan kesal, lalu matanya beralih ke Sehun dihadapannya kini sedang mencuri keripik dari makanannya. Ketahuan oleh si pemilik, dirinya cuma bisa nyengir.
"Beli sendiri dong, ga modal banget lo." sarkas Luhan mengangkat piringnya untuk dijauhkan dari tangan nakal Sehun.
Sehun mengerut bibirnya. "Pelit amat lo, gue beli semuanya paling lo ambil juga."
"Hehe, itukan beda, lo belinya semua, ya jelaslah gue bakal ngambil." Luhan menjulurkan lidahnya, lalu menaruh piringnya kembali dan melanjutkan makannya yang tertunda.
"Oh ya tadi dilapangan berisik gitu kenapa?" tanya Luhan ke Sehun yang membuat dua orang lainnya yang sedang lovey dovey itu menatap dan bergabung dengan obrolan.
Sehun dengan sombong menjawab. "Gue masukin bola dari daerah three point dong."
"Cih, slam dunk aja lo gabisa." itu Chanyeol.
"Iri aja lo."
Mereka berdebat hingga terdengar bel yang membuat mereka menghentikan itu.
Kriing Kriing.
Bel berbunyi, mereka langsung kekelas masing-masing, seperti Chanyeol, Baekhyun dan Luhan, mereka sekelas sedangkan Sehun berbeda.
"Sayang, minggu depan aku ada pertandingan basket di sekolah sebelah, jadi seminggu ini jalannya dibatasin gapapa kan?" tanya Chanyeol ketika mereka mendudukan bokong dikursi, ya sudah jelas mereka berdua sebangku.
Baekhyun menolehkan kepalanya kearah Chanyeol. "Hm gapapa kok." jawaban singkat itu terdengar tidak mengenakkan ditelinga si tinggi.
Chanyeol sadar bahwa Baekhyun pasti kesal, dia mengatakannya secara tiba-tiba, coba saja dia mengatakannya kemarin pasti kekasihnya sudah akan merencanakan hal-hal yang harus dilakukan selama seminggu yang singkat itu.
Dia menoelkan jari telunjuknya ke pipi gembil milik Baekhyun, berusaha membuat sang empu tidak kesal. "Baekuni kesal ya sama Chanyeori?" nada kekanakan itu membuat Baekhyun menyerngit jijik.
Baekhyun tidak menyahut, dia segera mengeluarkan buku pelajarannya karena guru sudah masuk. Namun Chanyeol tidak perduli akan hal itu, dirinya berpangku tangan diatas meja sembari menatap kekasihnya dengan pandangan sedih, serta bibir yang mengerucut lucu, dia tidak akan ketahuan karena ketutupan murid dihadapannya.
"Baekuni~" satu panggilan itu tidak membuatnya berpaling.
"Baekhyunku, sayangku, cintaku, malaikatku." tidak ada respon.
"Kuni mau apa? Aku beliin deh apapun itu, daripada kamu kesel sama aku, diem-diem gini, aku gasuka." tangannya memegang tangan si mungil, menciumnya beberapa kali lalu berpangku dagu disana.
Baekhyun tersenyum mendengar penuturan kekasihnya, well sebenarnya dia pengen satu hal, satu hal yang tidak pernah ia bisa dapatkan, mungkin Chanyeol bisa.
Dia menunduk, menatap kekasihnya tepat dimata bulatnya. Mengelus rahang tegas itu kemudian mengecup sekali dahinya, tanpa bersuara barangpun.
"Aku mau anjing."
Chanyeol menaikkan satu alisnya, "Maksudmu anjing mainan atau asli?"
Baekhyun mendesah kasar, kekasihnya bodoh atau apa pikirnya. "Ya asli lah, ngapain coba kamu beliin aku anjing mainan dikira aku main boneka hah?!"
Bentakan itu membuat seisi kelas serta guru melihat kearah mereka atau lebih tepatnya Baekhyun, sedangkan Chanyeol langsung berpura-pura mencatat apa yang telah ditulis oleh gurunya didepan sambil berucap, "Bukan gue, gue ga ngapa-ngapain."
Baekhyun menggaruk kepalanya, membungkuk meminta maaf kepada guru serta teman sekelasnya yang terganggu, lalu dia duduk setelah gurunya memberi isyarat dan pelajaran dilanjutkan lagi.
Dia meremas pulpennya tanda kekesalannya sudah hampir dipuncak, "Mati lo Chanyeol abis ini." lalu berbisik agar tidak terjadi hal sebelumnya.
Chanyeol segera mencuri ciuman kala dia mendengar Baekhyun berkata "lo" saat dia berbicara kepadanya. Baekhyun yang sedang kesal langsung kaget dan cengo untuk beberapa detik.
"Peraturan nomor tiga jangan dilupakan ya sayang."
bersambung.