Reza pergi ke club malam yang terkenal di daerahnya bersama dengan teman-temannya. Mereka semua membawa pasangan termasuk dengan Reza. Reza membawa Vanya kembarannya. Tapi tetap saja Reza akan mengawasi Vanya agar tidak meminum minuman yang di larang.
"Za, gue ke kamar mandi dulu. Nggak usah lu ikutin" izin Vanya.
Reza menganguk.
Reza bolak-balik memperhatikan jamnya karena sudah setengah jam Vanya tak kunjung kembali. Dia segera mencari kembarannya itu. Bisa di bunuh orangtuanya jika Vanya kenapa-kenapa dan tidak ditemukan dimanapun.
Reza mencari ke toilet tapi tidak menemukan adiknya itu. Sampai akhirnya matanya menatap ke seorang perempuan yang tidak asing. Yah, kedai eskrim. Perempuan itu yang berada di kedai eskrim.
Reza tersenyum. Tapi tak lama senyumnya hilang melihatnya perempuan itu sedang di godai oleh beberapa pria. Terlebih perempuan itu jelas sekali tidak nyaman dengan apa yang di pakainya.
*****
Gisell malu sekali dengan apa yang dilakukannya tadi. Lihat saja, semua itu salah Sean. Dia jadi di permalukan. Gisell berjanji tidak akan pernah menghubungi Sean lagi.
Gisell mencoret-coret bukunya kesal. Dia memang berjanji tidak akan menghubungi Sean. Tapi Sean sendiri juga tidak menghubunginya selama 3 hari. Padahal Gisell sudah sengaja mencari Sean di kelasnya tapi dia tidak menemukan keberadaan laki-laki itu.
Gisell khawatir, dia mengingkari janjinya dan mulai mengirimkan pesan ke Sean. Tapi Sean tidak membalasnya. Akhirnya Gisell lebih memilih mengunjungi Sean di apartemennya.
Gisell cukup sering bermain dan menginap di tempat ini. Sean sendiri yang memberikan kunci duplikat apartemennya kepada Gisell.
Gisell membuka pintu apartemen itu. Tangannya gemetar melihat pemandangan di depannya. Sean sedang berciuman dengan Mita. Bahkan laki-laki itu sedang tidak memakai bajunya.
Gisell pernah dua kali melihat Sean berciuman dengan perempuan. Tapi untuk yang kali ini perasaannya sangat sakit. Mita melihat ke arah pintu. Ada Gisell disana. Gisell meneteskan airmatanya.
"Sean ... Aku nggak suka ya lihat kamu sama Gisell. Aku cemburu." kata Mita manja.
Sean memeluk Mita. Dia melihat Gisell dengan mengejek. Gisell tau sepertinya perempuan itu sedang berusaha menunjukan sesuatu. Dia tetap diam di tempatnya memperhatikannya.
"Hon, dia cuma sahabat aku."
"Tapi dia cantik, aku kan nggak mau kalau kamu nanti bakal suka sama dia. Kegoda sama dia." Kini Mita melepaskan pelukannya dan merajuk kepada Sean.
Sean tertawa mendengar perkataan Mita.
"Jangankan ngegoda. Dia pake pakaian seksi aja nggak pernah."
"Kan siapa tau-"
"No- No- Honey, dia telanjang di depan aku aja aku nggak akan kegoda." Ujar Sean.
Gisell kesal dia menutup kasar pintu apartemen Sean. Sean terlonjak kaget.
"Siapa??"
"Oh ... itu petugas kebersihan apartemen." jawab Mita
"Kok nggak sopan gitu sih." gerutu Sean.
Gisell menghapus airmatanya kasar. Dia benci dengan Sean yang mengatakan hal seperti itu. Ini sudah kedua kalinya Sean mengatakan kalimat yang sangat di bencinya. Meskipun Sean bercanda tetap saja Gisell sakit hati apalagi serius seperti ini.
Sean bilang jangankan menggoda pakaian seksi saja Gisell tidak pernah. Telanjang pun Sean tidak akan tergoda. Oke ... Gisell akan membuat Sean menyukainya dan tergoda dengan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gisella Luna (TAMAT) PINDAH KE DREAME
Teen FictionGisell selalu berharap semoga hidupnya berubah saat ia memasuki fase kuliah meskipun masuk universitas yang sama dengan Sean sahabatnya sejak SD itu. Dia berharap tidak akan terjebak kata FRIENDZONE dengan Sean lagi. Bagaiman tidak, sifatnya Sean i...