Part 1

218 82 51
                                    

Happy Reading:)

Jam dinding menunjukkan pukul 8 kurang 15 menit. Artinya 15 menit lagi seorang Raffa Pramudya atau yang kerap dipanggil Affa oleh kekasihnya ini akan tiba sesuai janjinya tadi untuk mengajak Anin makan malam, ada yang ingin dikatakan, penting katanya.

Anin, Anindya Mega Prameya sudah duduk manis di sofa rumahnya menunggu sang kekasih. Kekasih tercinta nya. Bagaimana tidak, mereka sudah menjalin hubungan selama 2 tahun. Bukan waktu yang sebentar untuk memahami pribadi masing masing.

Anin sangat mencintai Affa begitupun sebaliknya. Mereka bertemu di bangku SMP. Awalnya mereka hanya bersahabat, namun lama kelamaan benih cinta tumbuh di keduanya, karena mereka saling mencintai mereka memutuskan untuk berpacaran. Hal ini sudah diketahui oleh kedua orang tua masing masing dan mereka menyetujuinya. Bahkan keluarga keduanya pun sudah akrab.

"Raffa belum datang sayang?" tanya Bu Yuna, ibunda Anin.

"Belum ma, mungkin masih di jalan" jawab Anin sembari tersenyum manis kepada ibundanya.

"Ya sudah mama ke dalam yaa, jangan pulang terlalu larut. "

"Iya maa siapp" jawab Anin sembari mengacungkan jempol kebada ibundanya.

Brum... Brumm...

Terdengar suara motor dari arah luar rumah, Anin lalu mengambil tasnya dan bergegas keluar rumah. Setibanya di depan sang kekasih, Affa dengan cepat memberikan helm kepada Anin dengan tatapan datarnya.

Melihat itu Anin berfikir kenapa Affa-nya bersikap demikian? Ada yang salahkah dari penampilan Anin? Atau mungkin terlalu terbuka? Karena memang Affa tidak menyukai ketika Anin memakai baju yang terlalu terbuka, kurang bahan, gabisa menjahit katanya.

Tak berfikir panjang, Anin dengan cepat naik ke motor Affa. Anin tak ingin menambah Affa badmood, terlihat dari sikap dan tatapan nya.

Di perjalanan, hanya keheningan yang terjadi. Karena tidak betah dengan suasana ini, Anin pun mendekat ke arah badan Affa dan berkata,

"Affa, are you ok darl?"

Hanya terdengar deheman singkat dari Affa. Itu membuat Anin semakin bingung. Ada apa dengan kekasihnya hari ini, tidak mungkin kan Affa sedang PMS hari pertama. Atau jangan jangan Affa belum makan jadi badmood, kan kalau aku belum makan juga badmood mager ngapa ngapain, pikir Anin.

Sesampainya di kafe, Affa menggandeng tangan Anin menuju ke dalam masih dengan tatapan datarnya.

Setelah mereka menyelesaikan makan malam mereka, Affa membuka suara.

"Anindya" panggil Affa dengan muka serius dan datar seperti menahan sesuatu yang ingin keluar
Jangan salfok dah mentang-mentang abis makan 😁.

Merasa dipanggil, Anindya mendongak menatap manik mata Affa dan menjawab "yaa?"

Helaan nafas terdengar dari Affa. Raut mukanya terlihat lebih rileks sekarang namun berganti dengan ekspresi takut dan khawatir sekaligus rasa bersalah.

"Affa kamu kenapa, ada apa ngomong sama aku" cercah Anin.

"Anin aku mau berterima kasih sama kamu untuk 2 tahun terakhir ini" kata Affa dengan mengenggam tangan Anin lembut.

"Maksud kamu apa Affa? " bingung Anin.

"Anindya, aku minta maaf aku gabisa nerusin hubungan kita, ada satu alasan yang bikin aku harus pisah sama kamu. "

"Kamu ngomong apa Affa, udah kita pulang aja ayok udah malem."

Dengan cepat Anin mengambil tasnya lalu berdiri namun dengan sigap tangannya ditahan oleh Affa.

Affa ikut berdiri merangkul Anin dari belakang, sembari berbisik
"Anin aku serius, kita udah gabisa nerusin hubungan kita, suatu saat kamu pasti tahu alasannya, tapi ga sekarang. "

Pertahanan Anindya pun runtuh. Air mata yang dibendung di pelupuk mata, membanjiri pipi cantiknya. Bahunya bergetar menandakan bahwa ia menangis, ia tak menyangka Affa berkata demikian.

vote comment ❤️

ANINDYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang