Part 8

122 68 22
                                    

-
-
-
-

Aku tak peduli tak ada bulan di malamku. Asal ada kamu, malamku tak mungkin kelabu. -Andi Hitler Pradana.

Terlalu cepat merasa rindu, terlalu singkat merasa cinta. Mungkin sebagian orang tak percaya, mungkin sebagian orang menilai cinta perlu waktu, perlu alasan. Kita tak pernah tau kapan dan untuk siapa hati kita akan berlabuh. Berawal dari rasa asing yang sayangnya, semua orang menikmatinya. Rasa yang terus tumbuh seiring waktu. Rasa yang terus membesar dengan sendirinya. Teriring tawa, tak ayal teriring duka.

Tak lain bagi Andi. Ia mencintai Anin. Sungguh. Berawal dari ikat rambut yang berujung menjadi rasa sayang, rasa cinta. Berbagai perlakuan manis terus ditujukan Andi kepada Anin. Beribu perhatian dari Andi menemani hari hari Anin. Hari hari sepi Anin tanpa Affa, mantannya. Mungkin, bagi Anin Andi adalah sosok asing yang masuk ke dalam kehidupan Anin, dimana ia masih terus terbayang oleh hubungannya dengan Affa. Anin belum sepenuhnya melupakan Affa, cinta pertamanya. Lelaki pertama yang menggores luka di hati Anin. Lelaki pertama yang melanggar janji, mengecewakan nya.

Anin memang tidak pernah cerita kepada Anin tentang masa lalunya, tentang Affa. Namun sangat terlihat bahwa Anin belum mampu membuka hatinya untuk Andi. Seperti ada benteng besar yang menutupi hati Anin. Dan Andi, sudah bertekad untuk berusaha mendobraknya.

Hari ini hari Jumat, yang berarti besok adalah Hari Sabtu.
Oke tidak penting🙂.
Yang penting adalah besok libur. Sekolah Anin sudah menerapkan sistem fullday, atau 5 hari sekolah.

Sesuai janji Andi, sepulang sekolah ia akan mengajak Anin jalan bareng. Eaa😁.
Waktu bel pulang sekolah, Andi mendekati meja Anin.

"Udah? " tanya Andi sambil melihat Anin yang sedang membereskan mejanya.

"Udah yok". Jawab Anin.

Mereka pun berjalan beriringan melewati koridor kelas.

"Mega, lo udah izin kan? Ke Bang Fahri?" Tanya Andi.

"Iya udah kok, " Jawab Anin

"Nih" kata Andi seraya menyodorkan helm ke arah Anin.

Deru motor Andi melenggang membelah kepadatan kota sore hari ini. Ditemani bisingnya kendaraan kota yang berjajar memenuhi jalan.

Andi menghentikan motornya di depan resto makanan.

"Makan dulu ya Mega, " kata Andi yang dijawab anggukan oleh Anin.

"Silakan mau pesan apa?" Tanya pelayan dengan ramah.

"Mau makan apa Mega?" kata Andi

"Nasi goreng aja sama jus jeruk" Jawab Anin.

"Oke nasi goreng 2, jus jeruk sama cappuccino nya satu ya mba"

"Iya, ditunggu yaa".

Sembari menunggu, Anin memainkan handphone nya.

Sementara itu, Andi dari tadi hanya mengamati Anin dengan tatapan kagumnya.  Merasa diperhatikan, Anin mendongakkan kepalanya sehingga matanya bertuburukan dengan tatapan Andi.

"Andi, kenapa liatin nya kek gitu?". "Ada yang salah yaa sama gue hari ini?" Tanya Anin dengan muka cengonya.

"Enggak Mega, gaada yg salah sama lho, cuma ya pengen aja ngeliatin lo, serasa liatin bidadari". Jawab Andi dengan godaannya.

ANINDYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang