Mereka berpelukan erat. Wajah mereka berseri-seri.
"Terima kasih Tuhan", seru Rachel
"Ohh akhirnya, kita mendapatkan apa yang kita harapkan", kata Venicia penuh kelegaan.
"Semoga di kelas 11E banyak cowok ganteng!", ucap Alrica dengan antusias.
Ucapan Alrica tadi disambut pandangan heran oleh mereka
"Kalo mau cogan pergi ke korea sana, nohh", sindir Rachel sambil mencubit hidung Alrica.
Kata-kata Rachel tadi sontak membuat yang lainnya tertawa.
"Udah-udah... kita lanjut ke kelas, cari meja yang pas untuk kita", ajak Ribca. Mereka masih saja tertawa meski sudah berjalan beberapa langkah.
Walau masih pagi, badan mereka terasa basah, oleh peluh sewaktu mereka merayap tadi.
Sepanjang perjalanan mereka menyaksikan murid lain bercengkerama. Langkah demi langkah mereka tempuh. Setelah melewati ruang guru ini, mereka akan segera menemukan kelas mereka.
Ketika langkah mereka hampir menyentuh teras depan Ruang Majelis Guru, tiba-tiba keluar seorang guru dari dalam ruang guru itu. Itu adalah bu Siska, ia guru bahasa Inggris di sekolah ini. Ia pernah menjadi wali kelas mereka di kelas 10 dulu.
Mata mereka saling tertuju,
"Good morning, miss", salam mereka"Hey good morning student. Gimana pembagian kelasnya? "
"Senang banget bu, kami tak terpisahkan, semesta berpihak kepada kami", balas Alrica dengan senyum manisnya
"Hmm bagus deh, ohh iya ibu pergi ya, banyak yang harus dikerjakan", bu Siska mengakhiri percakapan itu.
"Oke, bu!", kompak mereka membalas perkataan bu Siska, yang juga dibalas bu Siska dengan senyuman.
Mereka meneruskan langkah mereka. Langkah mereka beriringan. Kini mereka berada di depan kelas 10D. Mereka kembali merayap kerumunan siswa yang ada di kelas ini yang kebetulan menghalangi jalan mereka. Setelah ini mereka akan menemui kelas mereka.
Mereka berbelok lalu memasuki kelas 11E. Mereka berhenti sebentar di depan pintu lalu melihat sekeliling. Bagian belakang telah terisi penuh oleh siswa lainnya. Tapi beruntung, barisan ujung paling depan masih tersisa. Betapa beruntungnya mereka hari ini. Sepertinya mereka takkan terpisah. Setidaknya Rachel mendapat kursi paling depan, karena matanya yang rabun.
Alrica dan Rachel menempati kursi paling depan yang diikuti oleh Ribca dan Venicia dibagian kursi nomor 2.
"Senandung jiwa
Bergetar menggebu menghibur jiwa
Gundah gulana lenyaplah sudah
Hati bergetar menyambut hari yang indah"Kini semua kursi telah ditempati. Lalu, seorang guru memasuki kelas. Kini, mereka diperhadapkan dengan seorang guru berbadan kurus, dengan wajah sangar. Ia memulai kalimatnya:
"Selamat pagi, anak-anak", dengan suara lembut ia menyapa.
"Selamat pagi, bu", balas para murid."Kini kita telah memasuki ajaran baru. Dan kita akan mendapatkan materi pelajaran baru untuk menyokong pendidikan kita. Mungkin kalian akan sedikit canggung dan butuh sedikit penyesuaian dikelas ini. Namun, seiring waktu kalian akan mampu beradaptasi. Anggaplah kelas ini seperti rumah kalian. Jangan sungkan dan jangan risau kita adalah keluarga."
"Oke.. supaya kita saling mengenal, ibu akan meng-absen kalian. Namun sebelum itu, ibu akan memperkenalkan diri kepada kalian terlebih dahulu. Perkenalkan nama ibu Vriska Rumenda. Ibu tinggal di Sebanga. Ibu mengajar untuk pelajaran Bahasa Indonesia, sekaligus menjadi wali kelas kalian. Sekarang ibu akan mengabsen kalian. Kalo namanya dipanggil jawab hadir ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Variabel Cinta
Teen FictionCintaku padanya seperti sin 90° Dan cintanya padaku seperti cos 90° Ya, kau benar... Cintaku padanya satu... hanya untuk dia Namun... Cintanya padaku nol tak berbekas sama sekali -Venicia Kau tahu bagaimana rasanya dilupakan? Menyakitkan bukan? Cer...