Sebelum aku mulai, aku mau mengucapkan banyak terimakasih buat orang yg masih tahan liat aku seperti ini (terus). Terimakasih banyak kalian gak merasa risih dengan sifat atau karakter aku sendiri.
Kemudian selanjutnya aku mau minta maaf, buat siapapun yg merasa capek, lelah, bosan, jijik, risih karena sifatku yg begitu terus, ngeluh terus, marah marah terus, sambat terus, atau apapun sifat aku yg bikin kalian merasa bosan. Sama, aku juga bosan.. karena sebelum kalian yg merasakan aku sudah merasakan nya sendiri, dan idk how to stop that, aku sudah sering mencoba tapi sepertinya anxiety ku lebih besar dan rasanya ngelawan dan nahan anxiety tuh sama sakitnya dengan kamu kehilangan jati diri kamu, sejujurnya. Dan kalian mungkin ga merasakan seseram apa itu, tapi itu seram.. sangat seram, dan juga rasanya seperti kalian sendirian di ruang gelap, gak bisa pegang siapa siapa dan gatau mau minta tolong sama siapa.
Aku sudah sampai di titik dimana aku juga sudah sangat lelah hadapin diri sendiri ini melebihi kalian, aku juga sudah sangat bosan hadapin diri sendiri ini melebihi kalian. Beberapa bulan belakangan ini aku sudah mencoba survive, bahkan mungkin kalian gatau seberapa keras aku survive dan sudah sedikit mengalami kemajuan untuk tidak melakukan suicidal attempt seperti sebelumnya. Sayang sekali ga ada yg bisa merasakan se bahagia apa aku dapat pencapaian seperti itu, dan ga ada yg turut merasakan sebesar apa survive aku untuk sampai di titik itu. Bahkan aku rasa ada yang tidak tahu kalau aku sedang coba berubah untuk tidak mengeluh, dia lelah dan dia melepas gitu aja.
Ya, motivasi ku berubah itu dia. Motivasiku tidak suicidal attempt itu dia. Tapi sepertinya dia lelah, sedangkan prosesku berubah masih panjang. Proses aku untuk tidak suicidal attempt saja menghabiskan sekian bulan, tapi aku gak mau menyiksa perasaan dia lebih lama lagi, aku gak mau menahan dia buat terus lihat proses aku berubah lebih panjang lagi, aku gak mau meminta dia untuk lebih bersabar lagi, karena kesanggupan setiap orang bersabar itu berbeda, kan? Aku sayang dia, tapi untuk menahan nya lebih lama lagi aku gabisa. Kalau dia sudah lelah dan melepas aku bikin dia bahagia, ya sudah.
Aku setiap hari menunggu dia cerita, bahkan aku pernah tanya apa dia baik baik aja.. dia jawab "gapapa" aku minta dia cerita kalau mau cerita tapi dia hanya jawab "iya".. sampai akhirnya aku simpulkan bahwa dia sedang ingin sendiri, jadi sebisa mungkin untuk aku jaga mood nya saja daripada aku salah bicara, tapi dia menilai aku tidak meringankan beban nya. Aku akuin aku memang useless terkadang. Tapi setiap hari aku nunggu dia untuk cerita duluan, seperti aku yang tanpa babibu cerita ke dia. Aku tidak sungkan karena aku berharap dia juga gak sungkan sama aku. Tapi persepsi nya lain, malam itu dia membanding banding aku dengan mantan nya. Disana aku merasa sangat gak dihargai selama ini. Jadi aku memutuskan untuk tidak lagi menahan dia supaya setidaknya aku bisa bikin dia merasa aku meringankan beban nya meskipun dengan cara aku nerima ajakannya untuk udahan. Dan supaya setidaknya, aku membuat dia merasa bahagia dan lega meskipun caranya seperti ini.
Jika kalian tanya aku sayang dia? aku sayang dia, aku terima siapa dia yang sebenarnya, aku bahkan gak peduli siapa yg ada di balik dia, aku nemenin dia sejak dia dibuat jatuh sama mantan nya sendiri, tapi malam itu dia membandingkan aku sama mantan nya, aku terluka? iya.. tapi kalau dia merasa lebih baik, aku gapapa.
Malam itu kita sama sama ada pada ego kita masing masing, keduanya salah dan keduanya benar. Aku mau bikin dia bahagia dengan keputusan nya, jadi jika dia mau menyerah, aku terima.
Aku memutuskan untuk tidak terlalu berusaha berubah, bahkan sepertinya motivasi ku hilang. Semoga kamu selalu bahagia dan Semoga aku ikhlas. I belong for you. - Your Kanaya.

KAMU SEDANG MEMBACA
#AkuDanBagianku
Roman d'amourBad Twenty-One. Kanaya sendiri adalah karakter yang aku ciptakan untuk menemani seorang karakter Jaevin. Dan saat itu juga, aku meninggalkan karakter Neije, untuk Jaevin.