"Ehm...ehm." Pak. Graham, guru biologi berdeham. Dia selalu terlihat sedikit gugup waktu bicara dengan anak-anak tapi begitu bersemangat kalau sedang mengajar. Hari ini kami mempelajari organ dalam unggas. Pelajaran yang paling disukai anak-anak yang berniat jadi dokter. Langkah awal membedah untuk melihat organ hewan secara langsung sebelum organ manusia. "Kalian melakukan praktek per grup yang masing-masing terdiri dari empat.. lima..engg.. kurasa empat orang cukup," kata Pak Graham. Kurasa dia juga orang yang plin plan dalam kehidupan nyata.
"Wow, kebetulan," kata Lucas sambil menengok ke belakang dan mendekat ke mejaku. Dia menunjuk lingkaran kami. Aku, Trevor dan dia sendiri lalu matanya mengarah pada Miya. Dari kemarin dia meyakinkan kami kalau Miya adalah jalan pintas menuju Akia. Akia memang terlalu misterius. Tidak ada yang tahu nama ataupun kehidupan aslinya. Tidak juga ada yang pernah melihat wajahnya yang tanpa make up. Mungkin wajahnya sangat berbeda kalau tidak dandan. Karena itu identitasnya masih belum ketahuan sampai saat ini. Tapi harusnya tetap cantik. Lucas sangat penasaran dan katanya dia tidak bisa tidur memikiran cara mengenal Akia lebih dekat. Dia benar-benar terdengar seperti maniak. Seorang fans berat yang lebih mirip penguntit. Aku tidak tertarik. Aku cukup puas hanya melihat Akia tampil, membeli single lalu mendengar lagunya berulang-ulang. Trevor sedikit tertarik dan dia bersedia mengikuti permainan Lucas.
"Miya, bagaimana kalau kau bergabung dengan kelompok kami?" Tanpa bertanya padaku dia sudah bergerak ke kursi Miya dan mengajaknya ikut grup kami. Kami? Dia bahkan belum mengajak aku dan Trevor masuk ke dalam grupnya. Memang biasanya secara default kami bertiga satu kesatuan. Tapi siapa yang tahu kalau otak orang aneh itu tiba-tiba berubah dan yang dimaksud kami itu bukan kami yang aku kira.
"Tidak masalah," jawab Miya. Lucas kembali menengok ke arah kami sambil diam-diam mengacungkan jempol.
Kami duduk melingkari meja praktek.
"Siapa yang membelek?" tanya Trevor.
"Aku satu-satunya cewek di sini dan kalian semua pria kan? Jadi jangan berikan tugas belek-membelek padaku," kata Miya santai.
"Aku lebih berguna dalam menganalisa daripada turun tangan melakukan pekerjaan kasar," kata Lucas melihat ke arahku.
"Aku tidak pandai memasak," kataku lalu melihat ke arah Trevor.
"Ini tidak ada hubungannya dengan memasak," kata Trevor sambil memicingkan matanya ke arahku. "Kalian tahu nilai biologiku jelek kan?"
"Itu tidak ada hubungannya dengan nilai biologi," kata Miya. Dan ini semua tidak akan pernah berakhir kalau tidak ada yang mengalah sementara grup lain sudah mulai mengobok-obok organ dalam tubuh unggas sambil tertawa dan atau diomeli Pak. Graham.
Aku mengambil stylus. Lucas tersenyum lalu mengambil panel keyboard. Proyeksi macam-macam unggas terpantul di tengah kami. Ayam, burung, bebek. Lucas terus menggeser tombol ke kanan untk memilih unggas yang mau kami bedah.
"Pelikan!" seru Trevor yang terlihat."Wow. Beneran ada lho. Katanya Pelikan baru masuk ke menu pilihan tahun lalu."
"Ayam," kataku. Kami harus membuat laporan setelah praktek ini dan aku tidak mau repot-repot membuat laporan tentang burung paruh besar itu di mana tidak ada pernah yang mau memilih hewan itu. Yang berarti akan susah mencari referensi, dengan kata lain mencontek dan memodifikasi.
"Ayam. Ini dia," kata Lucas menekan tombol OK di panel. Walaupun tidak bilang apa-apa tapi wajah Trevor jelas terlihat tidak setuju. Tidak akan ada yang mendukung orang paling tidak bertanggung jawab ini. Dia suka tantangan tapi pada akhirnya pasti aku atau Lucas yang akan banyak bekerja.
"Dia yang memegang kendali,"kata Lucas sambil melihat ke arah stylus berbentuk mirip pisau kecil yang kupegang.
Seekor ayam jantan utuh sedang terbaring di atas meja. Bukan ayam beneran tapi tetap saja mengerikan. Proyeksi yang dipantulkan menyerupai kenyataan seolah ayam itu sedang terkapar dengan dadanya menghadap ke atas. Aku menelan ludah dan bersiap melakukan pembedahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantasy's Gate
AventuraKehidupan normal Lev di sekolah mulai terusik ketika Miya mengajak dia dan teman-temannya mempertahankan 'Gerbang Fantasi', Taman Bermain kuno yang sudah mulai ditinggalkan orang karena teknologi VR sudah berkembang pesat dan bahkan sudah menguasai...