Hypnosis Mic © KING RECORD, IDEA FACTORY & Otomate(Fanfiksi ini hanya untuk hiburan semata)
.
.
.
.
.
.
.Samatoki sudah dapet info mengenai doi dari sumber yang bisa dibilang cukup terpercaya. Dari nama lengkap, jurusan (astaga, Samatoki sampai jerit bahagia dalam hati waktu tahu doi sejurusan dengannya), umur, kost dimana juga sekarang Samatoki sudah tahu. Oh ya, dan yang paling penting, tentu saja, status.
Akan percuma perjuangan Samatoki sejauh ini jika doi yang diembat berstatus taken. Kecuali Samatoki sudah sangat bernapsu hingga rela menjadi pelakor.
Cuma, sayangnya, saat ini doi yang nggak tahu keberadaan dia.
Yah, nasib. Samatoki sendiri juga masih menahan diri untuk tidak terlalu berharap. Dikarenakan ia sendiri belum tahu betul bagaimana sikap doi ini. Mungkin ia sekarang cukup mengenal karena tahu nama, jurusan, dsb. Tapi masalah sifat? Samatoki perlu mengenalnya sendiri agar dapat menilai. Baru setelah itu ia akan memutuskan bagaimana selanjutnya―perkara perasaannya.
Dan disinilah kegundahan Samatoki part 2 dimulai.
Iya. Sejak ketemu 'doi' memang hobi Samatoki jadi bertambah satu, yakni gundah.
Topik kegundahan Samatoki kali ini adalah: Bagaimana caranya agar dapat kenal dengan doi?
Kenal, kenal yang beneran. Bukan sekadar Samatoki yang mengenal dirinya. Samatoki juga ingin dikenal oleh doi.
Ya, bisa saja sih minta dikenalin. Tapi kayak... apa banget... Not my style kalau kata Yang Mulia Mamat.
Samatoki yang lagi goleran di sofa sampai membolak-balikkan badannya; frustasi karena tidak menemukan ide yang pas.
Apa ia harus minta tolong Ramuda untuk saran? Ramuda 'kan ahli masalah gombal dan godain cewek, meskipun dia pink-pink ngeselin bin tengil gitu, nyatanya makhluk tersebut cukup populer di kalangan wanita.
Ah, tapi Samatoki lagi hemat. Duitnya sudah cukup terkuras untuk mentraktir sana-sini demi info berharga. Kalau berpengeluaran lagi bisa-bisa kena marah adiknya karena terlalu boros.
Samatoki juga gengsi kalau sedikit-sedikit minta tolong ke Ramuda. Belum lagi mulut Ramuda yang menjadi salah satu sumber emosi Samatoki. Mendengar suaranya saja rasanya Samatoki sudah ingin ngamuk, gak tau kenapa.
Selagi mencari ide, Samatoki pun melirik adiknya yang duduk di sofa sebelah, sofa tersebut menghadap lurus ke TV yang kini menayangkan sinetron dari channel lokal. Pemilik nama Nemu itu terlihat serius memperhatikan tayangan tersebut.
Astaga. Kenapa harus sinetron, sih? Kenapa pula adekku yang imut ini doyan sinetron? Batin Samatoki dalam hati. Kesal karena ia harus mengalah dan berujung ikut menonton sinetron juga.
Tapi biarlah, mau protes pun ia tidak berani. Mana tahan Samatoki jika nanti harus dihadapi wajah cemberut Nemu. Meskipun sebenarnya masih manis juga menurutnya. Hehe.
Samatoki pun ikut menyimak sinetron tersebut, yang alur ceritanya bahkan Samatoki tidak tahu. Yang penting ia ikut menonton saja, ketimbang bosan.
Terus ia menyimak. Sejauh ia menonton ini menurutnya membosankan dan tidak menarik, tapi berbeda dengan adiknya yang terlihat serius dan antusias.
"..NAH!" sentak Samatoki tiba-tiba, saat melihat suatu scene dalam sinetron tersebut. Ia langsung bangun dari posisi awalnya. Nemu yang tadinya sedang fokus pun sampai berjengit, "Apa sih kak? Nemu sampe kaget nih,"
KAMU SEDANG MEMBACA
【サマイチ】 First Sight
РазноеSemua berawal dari pandangan pertama si Preman Kampus terhadap tukang ojek dadakan, yang merubah segalanya. . . . ⚠ WARNING ⚠ AU! Lokal Boys Love Out Of Character Plotless (kinda) Bahasa kasar Humor gagal Ide pasaran Diksi payah Dsb dll dst etc R...