Hypnosis Mic © KING RECORD, IDEA FACTORY & Otomate
(Fanfiksi ini hanya untuk hiburan semata)
.
.
.
.
.Sudah lima hari sejak kejadian naik ojol perdana-nya terjadi. Sudah lima hari juga sejak ia bertemu dengan sosok malaikat-nya. Selama lima hari itu juga ia sudah berkorban dengan terus memesan ojek online untuk kebutuhannya (selain terpaksa karena motornya sempat diservis), dengan harap-harap yang menjemputnya ialah lelaki dengan mata heterochromia tersebut.
Tapi hasilnya nihil. Kecewa, jelas. Ingin putus asa, tapi apa boleh ia menyerah secepat ini?
Terlebih jika mengingat satu-satunya clue yang ia miliki adalah bahwa ia merupakan tukang ojek online. Itu saja. Setelah ia mengecek riwayat order-nya pada saat itu pun, profil yang ditampilkan berbeda dengan yang ia temui. Yang mana semakin membuat Samatoki bingung.
Ia jadi heran sendiri. Waktu itu, ia benar-benar melihat dan bertemu, 'kan? Bukan sedang mengkhayal?
Samatoki masih ingat jelas dengan senyuman bak malaikat yang ditampilkannya pada saat itu. Samatoki juga masih ingat dengan mata dwiwarna yang memikatnya.
Itu semua asli, 'kan?
Terlebih mata berbeda warna itu. Bukan karena ia sedang cosplay, 'kan?
"Cuy."
Bahunya ditepuk. Samatoki menoleh.
"Paan sih?"
"Jutek banget kayak cewek PMS," Yang baru saja datang pun kini duduk bersama dan di sebelah Samatoki yang sedari tadi diam melamun di meja kantin.
"Gue lagi bete anjir."
"Gara-gara gak ketemu?"
Seakan bisa menebak pikiran Samatoki, Jyuto bertanya. Dan benar saja, si preman kampus itu langsung mengangguk.
"Yah, sulit sih emang. Lu berdoa aja deh."
Jyuto menjawab enteng sambil mengangkat bahu. Mau bagaimana lagi. Clue yang dipunya cuma sedikit. Hanya keajaiban yang dapat mempertemukan mereka kembali.
Samatoki hanya mengiya-iyakan omongan Jyuto. Memang benar, tak semestinya ia terlalu berharap juga dari awal. Kemungkinannya terlalu kecil, tipis, nyaris mustahil.
Es kelapa muda yang dipesannya pun sudah habis, sambil memainkan ujung sedotan dan berpangku tangan, ia mengedarkan pandangannya ke segala arah yang bisa ia lihat.
Sampai netranya menatap mahasiswa-mahasiswa yang baru saja keluar dari kelas. Oh, jika dilihat dari jumlah mahasiswa yang terlampau banyak dan dosen yang baru saja keluar ialah Pak Jakurai, bisa disimpulkan jika mata kuliah yang baru saja diajar ialah Bahasa Indonesia. Mata Kuliah yang jelas wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa, dari jurusan manapun. Itu sebabnya siswa yang baru saja keluar jumlahnya banyak.
Dari banyak macam mahasiswa yang keluar, ia menangkap sesosok yang sempat dikenalnya dulu semasa di bangku SMA. Tubuhnya yang tergolong pendek untuk anak seumurannya serta warna rambut yang mencolok yakni pink, membuatnya mudah untuk terlihat menonjol dibanding yang lain.
Si pendek rambut pink--seingat Samatoki sih, Ramuda namanya. Kini tengah berbincang dengan dua orang. Meskipun agak tertutupi dengan mahasiswa lain, Samatoki masih dapat memperhatikan dengan cukup baik.
Mahasiswa satu terlihat cukup mencolok juga seperti Ramuda karena rambutnya yang gondrong. Kalau Samatoki tidak salah ingat lagi, lelaki itu memang masih memiliki hubungan darah dengan Ramuda jadi wajar saja jika melihat mereka bersama seperti saat ini. Berbeda dengan mahasiswa yang satunya lagi, rambutnya hitam dan dipotong pendek. Secara penampilan memang tidak semencolok dua orang di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
【サマイチ】 First Sight
RastgeleSemua berawal dari pandangan pertama si Preman Kampus terhadap tukang ojek dadakan, yang merubah segalanya. . . . ⚠ WARNING ⚠ AU! Lokal Boys Love Out Of Character Plotless (kinda) Bahasa kasar Humor gagal Ide pasaran Diksi payah Dsb dll dst etc R...