#5. Kak?

499 51 51
                                    

Hypnosis Mic © KING RECORD, IDEA FACTORY & Otomate
.
.
.
.
.
(Fanfiksi ini hanya untuk hiburan semata)
.
.
.
.
.
.

Sudah dua minggu sejak kejadian sakral dimana Ichiro menerima pesan WA yang membuatnya merasa campur aduk pada malam itu.

Malam itu, seusai mengesave nomor kakak tingkatnya tersebut Ichiro bergegas tidur... niatnya. Namun kenyataannya ia malah kesulitan tidur, karena pikirannya masih shock akan kejadian yang baru saja terjadi. Apalagi mengingat kata-kata terakhir yang berucap seakan akan menemuinya esok hari.

Ichiro jadi bingung, antara ingin segera tidur (agar pikirannya tenang) tapi juga ia tidak ingin hari berganti.

Namun nyatanya kekhawatiran Ichiro kala itu ialah suatu kegiatan yang sia-sia. Ichiro cukup bersyukur sih, meskipun dalam pesan yang diterimanya itu berucap "Sampai ketemu besok" tapi nyatanya sampai dua minggu berlalu pun, mereka tidak bertemu.

Setelah itu Ichiro pun mulai berspekulasi jika pesan yang diterimanya itu hanya pesan iseng. Entah siapa pelakunya, yang jelas tujuannya pasti untuk menjahili Ichiro.

Apalagi ketika mengingat foto profil yang digunakan malah menampilkan seorang gadis berambut pendek. Manis, sih. Tapi masa iya senior-nya, Samatoki, pakai foto semacam itu? Yang lagi nge-prank dia kenapa juga pasang foto cewek manis gitu?

Mulai dua hari setelah menerima pesan tersebut, Ichiro sudah tidak memikirkannya dan menjalani hidupnya seperti biasa sampai sekarang.

"Chir, chir!" Lengan disikut, ia pun akhirnya menoleh. "Apaan, Dice?"

"Kok apaan," Dice cemberut kesal. "Tadi katanya mau mampir ke kantin dulu, kok malah mau lurus ke parkiran sih!"

"Oh iya," Ichiro menepuk dahinya. Saking tidak fokusnya, dia sampai jalan tanpa arah.

Dice menatap Ichiro heran, "Tumben deh. Lu lagi banyak pikiran, chir?"

"Erm... Gak juga," 

Si pemilik rambut gondrong makin cemberut. "Kalau ada apa-apa, cerita sama gue, chir! Barangkali gue bisa bantu..."

dan mendapat uang sebagai imbalannya, lanjut Dice dalam hati.

"Makasih, Dice." Ichiro tersenyum tipis.

"Macama, Ichiroo!"

.
.
.
.
.
.
.

Sesampainya di kantin, Dice segera menuju ke meja kosong untuk menjagakan tempatnya dan Ichiro. Sedangkan Ichiro sendiri sudah melipir untuk membeli seporsi siomay.

Tak berselang lama, kini Ichiro sudah membawa sepiring siomay. Ditolehnya ke kanan dan kiri, mencari-cari dimana Dice memilih tempat untuk duduk.

Dan disaat ia berhasil menemukannya, Ichiro pun dibuat kaget ketika melihat Dice berbincang akrab dengan seorang kakak tingkat yang tidak dikenalnya.

Ternyata kenalan Dice luas juga, ya.

"..Permisi," ucap Ichiro pelan, lalu mengambil posisi duduk di kursi yang terletak tepat di sebelah Dice.

"Eh, Ichiro! Udah dateng toh," Sambut Dice, lalu matanya segera melirik ke sepiring siomay yang dibawa si pemilik rambut berwarna gelap. "Gue minta ya, chiiir." Dan tangan biadab Dice pun mengambil potongan siomay dari piring milik Ichiro. Padahal, yang punya saja belum makan sama sekali. Diiyakan untuk boleh mengambil juga belum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

【サマイチ】 First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang