Lavina

18 5 1
                                    


Malam ini adalah malam sial bagi lavina. Bagaimana tidak? Saat sedang enak enaknya tertidur pulas, dia dibangunkan oleh suara ponsel yang tidak henti hentinya berbunyi. Dengan berat hati, dia bangun dari tidurnya dan melihat siapa yang tega teganya mengganggu tidurnya kali ini.

Lavina pov.

Karena sedari tadi handphone gua bunyi akhirnya gua memutuskan untuk mengangkat panggilan tersebut "hoaaammm siapa sih? ganggu lo" kata gua dengan lemas.

"WOY BESOK RAPAT, JAM 7 PAGI! JANGAN LUPA! BYE! GUA MAU TIDUR!" oke, untuk suara ini gua udah hafal diluar kepala, siapa lagi kalo bukan Arga. Dan dengan santai nya telepon dimatikan begitu saja. "DASAR GILA!" kata gua sambil melempar handphone ke kasur, kalo ke lantai kan nanti pecah.

Dan selanjutnya gua merasa bersalah banget karena sudah menjawab panggilan tak berguna itu. Akhirnya gua memilih tidur kembali dan bermimpi indah seindah indahnya.

***

Disinilah gua hari ini, bersama dengan laptop dan tumpukan kertas yang sudah menumpuk. Padahal sejujurnya gua masih ngantuk, tapi mau gimana lagi?

"Woy, bantuin dong!" gua melemparkan bantal sofa dan pas menimpa kepala arga yang sedang asiknya memainkan handphone. "Yeee, enak aja. Kerjaan siapa itu?" oke, dari nadanya aja udah ketauan dia ngejek gua.

"SE-" belum selesai gua mau teriak ke arga ternyata ada yang dateng dan seketika membuat emosi gua lenyap. "udah jangan marah-marah, sini gua bantuin" bagas datang dan duduk disebelah gua, langsung mengambil alih laptop dan tumpukan kertas tadi.

"nah! Udah ada bagas, gua pergi ya. Bye! Awas jangan ngapa-ngapain kalian" ucap arga sebelum meninggalkan kami berdua. "sialan lo!" baru saja gua ingin melemparkan kembali bantal sofa, tetapi ditahan oleh bagas.

"udah, jangan dipikirin" hmm, gila sih suaranya lembut banget. Dan akhirnya gua menyelesaikan tugas numpuk gua bareng sama bagas.

Gak kerasa banget udah siang, dan kerjaan gua pun udah kelar. Sekarang gua udah siap-siap untuk pulang. "mau pulang?" tanya bagas saat gua baru bangkit dari duduk. "iya" jawab gua seadanya. "makan dulu yuk" tawar bagas ke gua. Dan dengan senang hati gua terima "ayo" dan berakhir kita pergi ke cafe terdekat.

***

"vin, udah demis paskibra?" tanya bagas di sela-sela kegiatan makannya. "belum, kan tunggu osis duluan" jawab gua sambil tetap mengunyah makanan. "abisin dulu makanannya"ucap bagas dan menyodorkan aqua botol di depan gua.

Pas sekali gua tersedak makanan "tuhkan, makanya. Untung udah gua siapin airnya" kata bagas sambil membuka aqua tersebut dan menyodorkan ke gua. "nih minum" air tersebut gua terima cepat dan langsung gua minum.

"cenayang kali lo ya?" oke, dengan gatau dirinya gua nanya gitu, padahal udah dibantuin. "yee, bukannya bilang makasih udah dikasih air. Dan kalo misalnya gua bilang iya gimana?" ucap bagas dengan santai. "bohong lo" ucap gua dengan malas.

"lah, tadikan lo yang nanya gua cenayang apa bukan, kok sekarang lo yang gak percaya" ucap dia sambil tertawa, dan hal itu bikin mood gua turun seketika. "tau ah" ucap gua dengan malas dan melanjutkan makan gua yang tertunda.

"vin" gak ada jawaban.

"lavina" tetap ga ada jawaban.

"lo marah ya?" sedangkan yang dipanggil masih sibuk dengan makanannya.

"sayang" akhirnya yang dipanggil menatap namun dengan tatapan tajam. "apa sayang sayang!" ucap gua dengan nada gak suka. "gak papa kok sayang" jawab bagas dengan senyum jahilnya.

Seketika pipi gua memerah dengan ucapan bagas barusan "apaan sih lo!" ucap gua dengan kesal. "hahaha, pipinya kok merah? Kan lo gak punya alergi" ucap bagas dengan tawanya yang semakin menjadi jadi. "Bagassss!!!!"

"haha, iya iya." Bagas menghentikan tawanya dan menatap lavina lekat. Sedangkan yang ditatap sedang menatap kearah lain.

Gua merasa ada yang aneh, dan saat gua ngeliat ke arah bagas, bener banget dia lagi ngeliatin gua. "woy, kenapa lo?" kata gua sambil mengibaskan tangan didepan wajahnya tapi nihil gak ada perubahan. Hening sesaat, dan suara rendah bahkan nyaris tidak terdengar menyapa pendengaran gua "kayanya gua nyaman sama lo"

"Apa?" tanya gua dengan nada tinggi dan sukses membuat bagas terkejut. "eh?apa?" tanya bagas dengan bingungnya. "lo tadi ngomong apa?" tanya gua sekali lagi. "gak, bukan apa-apa" dan gua hanya ber-oh ria.

"udah selesai? Pulang yuk!" ajak bagas dan kami pun keluar dari cafe tersebut. Bagas berhenti mendadak sehingga membuat gua yang berada dibelakangnya tidak sengaja menabrak punggungnya. "aww!"

"eh, sorry sorry" ucap bagas sambil menggaruk belakang. "pulangnya bareng gua ya" lanjut bagas. Gua berfikir sejenak kemudian menganggukkan kepala tanda setuju. Jadilah kita pulang bareng.

***

Sekarang gua lagi dirumah, sendiri. Dan gua bosen banget. Jadi, sekarang gua mau ngechat para sahabat-sahabat gua yang entah sedang apa sekarang..

Clolrevin_Squad

Me:

Hyy Guys!

Reva : Hai juga

Olivia : Halooo

Clara : Holaaa!!:*

Reva : Alay banget_-

Clara : Biarin:p

Me:

Ribut aja terus_-

Guys kalian tau gak?

Clara : GAK!

Reva : (2)

Olivia : (3)

Me:

Oke, Bye!

Clara : Ihh baperan lo mah

Reva : (2) without "ihh"

Olivia : ribet banget sih lo pada_-

Oke, nyatanya ngechat mereka gak ada gunanya. Sekarang, apa yang harus gua lakuin? Gak ada pilihan lain selain nonton youtube. Dan tak lama mata gua tertutup, akhirnya gua tidur dengan handphone yang masih menayangkan MV BTS - Boy With Luv.

"tidak butuh waktu lama untuk menunggu, dan butuh waktu seumur hidup untuk merasakannya" -LavinaS




jangan lupa vote, comment, dan Follow Guys:)

Jangan lupa kasih saran dan kritik nya:)

How Do I Love You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang