Ro : Makasih buat miky_qaqa yang dah request cerita ini, maaf mengambil waktu yang lama :"D
Rengoku pov
Aku tidak bisa melupakan hari itu, hari kematian milik Tanjirou. Itu selalu terbayang dalam kepalaku, dan rasanya membunuh diriku dari dalam. Hari dimana merupakan hari kematiannya, dia dibunuh oleh uppermoon 3. Rasanya sakit saat tahu bahwa aku yang seorang pilar tidak dapat melakukan apa pun untuk melindunginnya. Aku malahan membiarkan dia melindungiku, itu sangat... menjengkelkan.
"Rengoku-san?" panggil Mitsuri.
Aku menatapnya dengan tidak niat, dan kembali menatap tanah. "Ayolah, itu bukan salahmu Tanjirou-san meninggal," katanya sambil menepuk pundakku.
"Itu salahku... aku ini seorang pilar, dan anehnya malah membuat seorang pendekar muda meninggal duluan. Itu sangat tidak mengenakan dari sisi mana pun," kataku dengan tidak niat.
"Rengoku-san...."
"Aku akan pergi mencari angin sebentar, aku tidak boleh selalu terlena dalam kesedihan, permisi Mitsuri-chan," kataku sambil melaimbaikan tanganku.
"Sampai jumpa, hati-hati dijalan."
Aku berjalan keluar dari kediaman kupu-kupu, dan melihat Shinobu menatapku dengan bingung. "Rengoku-san... kau belum sembuh... yakin sudah ingin pergi?"
"Ya... aku butuh mengalihkan perhatianku, aku permisi."
"Hati-hati dijalan."
Aku berjalan tanpa tahu kemana aku harus pergi, dan didalam perjalanan aku melihat pendekar pedang muda. Aku teringat 2 orang, Tanjirou dan adikku Senjurou. Aku mengecewakan mereka berdua, Tanjirou... aku membiarkanmu mati, dan Senjurou, aku membiarkan orang tidak berdosa mati, padahal aku janji bahwa aku akan melindungi semua orang. "Rengoku Kyojurou-san," panggil seseorang.
Ketika aku berbalik aku melihat dua orang lelaki, satu dengan rambut kuning dan satu dengan tampang seperti perempuan. "Kalian... teman-teman dari Kamado Tanjirou kan?"
"Ehm... iya.... Kami melihatmu berjalan jadi kami berpikir untuk menghampirimu, dan Rengoku-san..."
"KAU HARUS MOVE ON DARI KEMATIAN TANJIROU!!!" kata yang satu dengan tampang perempuan.
"Apa yang dia katakan benar, ini sudah 4 bulan sejak kejadian itu. Dan itu bukan salahmu bahwa Tanjirou mati, itu bukan salah siapa pun." Aku menatap mereka dengan sendu, dan mencoba untuk tersenyum, tapi itu tidak mungkin lagi bagiku. "Aku permisi sebentar, aku akan mencari udara segar dan menenangkan pikiranku," kataku sambil beranjak pergi dari mereka. Apa benar aku tidak bersalah untuk kematian Tanjirou? Maksudku... aku ini seorang pilar, dan dia masih baru di sini. Dan dengan konyolnya aku membiarkan dia mati melindungiku, betapa bodohnya diriku ini.
"Apa ada yang salah?" tanya seseorang. Aku membalikan badanku kesumber suara tersebut, dan anehnya aku tidak menemukan siapa pun. Apa aku bermimpi ya? Pasti aku bermimpi.... "Apa ada sesuatu yang terjadi Rengoku-san?" tanya suara itu lagi. Sama seperti yang tadi, aku tidak mendapati siapa pun. "Oke... aku mulai menggila...."
"Rengoku-san?"
Aku berbalik dan menemukan seorang pemburu iblis, dia mirip dengan Tanjirou. Bedanya adalah warna matanya itu biru, dan dia tidak memiliki luka di dahinya. "Kau siapa...?"
"Aku sendiri tidak tahu namaku, karena aku lahir tanpa nama," katanya dengan bahagia. Oke... ini anak aneh, bukannya sedih karena tidak ada nama dia malah bahagia. "Kau benaran aneh anak muda," kataku, dan dia tertawa karena hal itu. Tanpa sadar aku pun ikut tertawa bersama dengannya, "Nah gitu lebih baik," katanya dengan senyuman besar.
"Eh...?"
"Aku selalu melihat Rengoku-san terlihat murung, padahal dulu Rengoku-san sangat suka tersenyum dan tertawa. Aku ingin membuat Rengoku-san ceria kembali, itulah mengapa aku memberanikan diri menghampiri Rengoku-san." Aku menatap anak itu dengan heran, dan aku bisa melihat cerminan Tanjirou didalamnya. Itu aneh, padahal dia bukan Tanjirou tapi aku merasa bahwa dia itu Tanjirou. Apa ada yang salah denganku? Bukankah Tanjirou telah meninggal karena kesalahanku?
"Lihat... Rengoku-san mulai lagi," katanya sambil mengembungkan pipi. "Rengoku-san cemberut kembali, memangnya apa yang membuat Rengoku-san sedih sih?" Aku pun tersenyum dan mengusap kepalanya. "Bukan apa-apa anak muda, cuma memikirkan sesuatu saja."
"Sesuatu yang sedih," katanya sambil cemberut.
"Iya deh... aku cuma memikirkan kematian seseorang yang sangat mirip denganmu, dia benaran baik dan memiliki tekad yang besar. Namun, karena kecerobohanku aku malah membuat dia kehilangan nyawanya," kataku dengan suara retak. Dia menatapku dengan heran, lalu memegang pipiku. "Tapi itu bukan salah Rengoku-san hingga anak itu meninggal, lagian bukankah kematian itu hal yang indah dari menjadi manusia?" Aku kemudian terbelalak, aku menatapnya dengan terkejut.
"Kematian tidak selamanya menyeramkan, kematian bisa membuatmu bertemu dengan orang yang ingin kau temui, dan itu juga mengakhiri penderitaan yang selama ini kau alami." Aku pun tersadar, saking tenggelamnya dalam kesedihan... aku pun melupakan perkataan ibu. Hahahaha... pasti aku perlahan menjadi seperti ayah, kehilangan semangat dan ambisi hidup. "Makasih banyak anak muda, kau benaran mirip ama anak yang menyelamatkan hidupku, tapi karenamu aku sadar bahwa aku terlalu terlena dalam kesedihanku.... Makasih banyak anak muda."
"Sama-sama Rengoku-san," katanya sambil tersenyum. "Sekarang semangatlah dan lakukanlah kewajibanmu sebagai seorang pilar, dan ingatlah bahwa aku dan Tanjirou akan selalu menyemangatimu," katanya sambil membuat ekspresi bahagia. Aku pun tersenyum pada anak itu, "Baiklah... akan kulakukan yang terbaik, kau juga berusaha ya anak muda."
"Oke Rengoku-san."
Aku pun berjalan meninggalkan anak itu dengan semangat yang membara, dan aku sadar akan sesuatu. Darimana dia tahu nama Tanjirou...? Aku sedari tadi tidak nyebutin nama Tanjirou.... Ketika aku berbalik untuk melihat anak itu, aku menemukan tidak ada siapa pun lagi. "Ah... ternyata... walau kau udah mengubah fisikmu, dan mengunjungiku dengan fisik baru... kau emang tetap Tanjirou yang sama. Aku tidak akam mengecewakanmu, aku akan tetap bergerak walau kesedihan mengambil alih diriku.
Itu adalah janji kita... Tanjirou....
--Tamat UwU--
Ro : Akhirnya.... maafkan aku bagi yang ngerequest tapi baru selesai hari ini..... Udah gitu kagak ke tag pula, aku sangat minta maaf. Well... bagaimana pun semoga kau menyukainya, dan maaf itu sedikit gaje OwO. Sampai ketemu di chapter selanjutnya...
Ship berikutnya apa nih? Kalian yang tentukan (•ω•)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfaedah drabble from KNY
FanfictionHanya kumpulan cerita gak guna dan gak jelas :v :v :v