Seorang bocah dengan pakaian biru kumal, berjalan tertatih-tatih dengan sebatang tongkat hitam diketuk-ketukan ditanah, berjalan seorang diri dipinggiran sawah yang mengering akibat musim kemarau panjang, rambut panjang awut-awutan melengkapi tubuh kurus kering yang sudah hampir satu minggu tidak pernah menyentuh makanan, dimana terlihat dari perut sibocah yang terlihat tipis serta bernapas pelan satu-satu. Dengan kaki telanjang,ia menapaki jalan tanah yang retak-retak terpanggang matahari.
Namun yang mengherankan,justru badan si bocah berkulit kurus tapi terlihat bersih,seakan baru saja mandi di sungai atau di danau. Tidak ada bau busuk menyengat yang biasa di miliki bocah-bocah gelandangan umumnya. Bocah dengan usia kisaran 10 tahunan terus berjalan dengan meraba-raba lewat tongkat hitam yang tergenggam ditangan kanan.
Wussh!!
Ketika angin siang hari sedikit kencang,rambut awut-awutan sedikit tersibak sehingga memperlihatkan roman ketampanan yang tidak begitu kentara,sebab debu-debu halus seakan bersicepat untuk menempel di wajah bocah yang berkeringat. Saat mengejap-ngejapkan matanya,sebentuk hal luar biasa terlihat.
Mata si bocah berwarna putih!!
Rupanya si bocah bertongkat hitam tersebut bocah buta, dimana bola mata hitam tidak terlihat sama sekali.
Tentu saja kebutaan itu tidak di buat-buat dengan tujuan di kasihani oleh setiap orang yang melihatnya. Ia buta sejak di lahirkan ke dunia,dan saat bersamaan dengan tangisan pertama nya di dunia ia langsung hidup sebatang kara.
Saat itu,masa sepuluh tahun silam desa pesisir wetan yang letaknya ditepi sebuah pantai tempat ia dilahirkan mengalami bencana besar. Ombak setinggi bukit meluluh-lantakan desa beserta isinya,bahkan beberapa desa tetangga pun turut menjadi korban.
Beruntunglah bahwa yang kuasa masih melindungi nya. Saat bencana terjadi,ia baru saja dilahirkan dan sesuai kebiasaan penduduk desa pesisir wetan,bahwa setiap bayi yang baru lahir,harus diletakan di atas kapal kecil atau sampan dengan harapan ia menjadi nelayan tangguh beserta sebuah kalung berbandul taji ayam jago melingakar dileher. Baru saja diletakan diatas sampan,saat itulah ombak setinggi bukit diikuti dengan amukan badai laut datang bergelombang, menerjang apa saja yang ada didepannya tanpa pandang bulu!
Sehari semalam ia terombang-ambing diatas permukaan air laut,dan sehari semalam itu pula bayi mungil tanpa daya itu dalam keadaan tertidur lelap,lengkap dengan usus dan ari-ari masih menempel dipusar karena belum sempat dipotong.
Hingga pada akhirnya,sampan kecil itu terdampar diantara rekahan batu karang yang merojok kearah laut, dimana diatasnya terdapat dinding-dinding gua tempat bernaung ribuan burung walet lengkap dengan sarangnya.
Disaat terdampar itulah ia terbangun dari tidur lelapnya, kemudian menangis keras. Suara tangisan itu terdengar oleh sepasang kakek nenek nelayan yang kala itu sedang melepas lelah akibat bekerja seharian mengambil sarang burung walet yng ada di gua itu. Pada mulanya kakek nenek nelayan itu tidak peduli terhadap tangisan itu, dikiranya suara deburan ombak yang ada dibawah dimana jarak antara gua itu sejauh tujuh delapan tomabak.
Tapi,lama kelamaan suara itu semakin melengking tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si pemanah gadis- jilid l tabir ilmu sakti rimba persilatan
ActionMengisahkan seorang pendekar yang di anggap buta (karena memang sejak lahir 100% buta) bernama jalu samudra, yang karena sebuah musibah justru menjadi anugerah karena tanpa sengaja menemukan liang ular bawah tanah yang membuatnya mengalami suatu pe...