Bab 2

752 11 0
                                    

   "Nyi, kau dengar suara tangis itu?" tanya si kakek.
   "Sedari tadi aku juga mendengar, Ki! Cuma aku ragu ... itu suara bayi atau memang suara ombak membentur batu karang.?"
   "Coba kau dengarkan lagi, itu suara bayi kan.?"
Si nenek sedikit memiringkan kepalanya untuk mempertegas pendengarnya, sebentar kemudian ia berseru, "Benar ki, itu suara bayi!"
   "Tapi, bayi siapa yang smpai ketempat tingal kita, Nyi.?"
  "Apa aki tidak mendengar, bahwa kemarin ada bencana hebat yang melanda beberapa  pesisir pantai ini, mungkin saja bayi itu salah satu korban bencana dan tersasar kemari." tutur si nenek.
   "Benar juga"
  "Cepat kau bawa bayi itu,dia ada ditengara dari tempat kita."
  "Baiklah!" jawab si kakek.
Dengan si kakek menuruni dinding-dinding terjal yang tegak lurus seperti cicak yang merayap di dinding tidak ada tali atau alat bantu yang bisa digunakan si kakek nelayan, semuanya murni menggunakan kekuatan tangan dan kaki.jelas sudah bahwa pasangan tua renta itu bukan orang biasa, sebab tidak mungkin orang biasa mau melakukan gerakan yang sifatnya membahayakan nyawa sendiri,setidaknya mereka berdua sepasang tokoh sakti yang mengasingkan diri  ditempat terpencil untuk menghabiskan sisa hidupnya dengan damai.
Beberapa saat kemudian, munculah si kakek dengan menggendong sesososk benda bergerak-gerak terbungkus jarik kembang-kembang.begitu samapai diatas, si kakek segera bergegas menghampiri si nenek sambil berkata nyaring, "Nyi! ternyata pendengaran kita tidak salah! Aku menemukan bayi dibawah sana."
   "Benarakah.? Mana bayi itu."
  "Ini nyi."
Si kakek segera mengangsurkan bungkusan jarik kembang-kembang pada si nenek. Begitu dibuka, terlihatlah sebentuk wajah mungil dan imut bayi laki-laki yang langsung dengan tangan-tangan kecilnya berusaha menggampai wajah si nenek.
   "Bayi yang lucu, Ki!"
Pada akhirnya kehidupan pasangan tua renta itu menjadi ramai dengan hadirnya sosok bayi laki-laki mungil yang di beri nama....
    Jalu Samudra!!
Nama depan 'jalu' disebabkan dileher sibocah melingkar kalung berbandul taji (bahasa jawanya 'jalu') ayam jago, sedangkan kata 'samudra' dikarenakan si bayi di temukan dilaut.jalu samudra dianggap sebagai cucu sendiri oleh pasangan kakek nenek nelayan itu,bahkan saat mengetahui bayi itu cacat kedua bola matanya atau buta.tidak memupuska rasa bahagia mengasuh si bocah mungil.
Seiring berjalan nya waktu,si bocah mulai bisa beradaptasi dengan kegelapan yang menyelimuti dirinya,bahkan saat jalu berusia empat tahun,sikakek mengajarkan beberapa gerakan silat pada bocah itu untuk menjaga diri.gerakan-gerakan silat tersebut bisa dibilang aneh dan bisa juga dikatakan unik,karena posisi badan yang miring-miring ke kiri dan ke kanan, bahkan gerakan tangan dan kaki menggapai-gapai ke depan seperti capit kepiting.
Memang yang diajarkan pasangan kakek nenek sakti itu adalah sejenis ilmu silat langka yang bernama ilmu silat 'kepiting kencana'. Ilmu ini tidak ada dua nya didunia persilatan dan satu-satunya orang yang mengetahui dan mempelajari ilmu silat 'kepiting kencana' selain pasangan tua renta itu hanya jalu samudra seorang,si bocah buta yang di temukan di laut.
Ilmu silat 'kepiting kencana' merupakan gabungan ilmu'ilmu tingkat tinggi milik si kakek nenek nelayan yang dalam rimba persilatan di juluki sebagai tongkat utara tombak selatan. Gerakan tombak dan tongkat digabung menjadi satu bentuk jurus silat baru dimana tombak yang lentur bisa menyusup kesetiap celah dipadu dengan gerakan tongkat yng kokoh menggebrak.jika dilihat sekilas memang seperti gerakan katam atau kepiting yang sedang berjalan dengan langkah kaki miring-miring.

Si pemanah gadis- jilid l tabir ilmu sakti rimba persilatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang