Desa Daiba

22 4 0
                                    

Kami bertiga sampai di Desa Daiba saat sudah larut malam, jadi kami memutuskan untuk mencari penginapan terlebih dahulu dan paginya baru mencari Leon.

Desa Daiba terkenal karena disini ada banyak penyelam, itulah asal darinama Daiba. Desa ini terdapat banyak onsen jadi bakal rugi kalau ga nyobain onsen nya.

Setelah berjalan lama kami menemukan sebuah penginapan yang sangat tradisional. Karena tertarik dengan penginapan itu pun kami langsung memesan kamar.

"Pesan kamar nya berapa?" Bima bertanya.

"2 aja kan Aira cewek sendiri, biar ga di tuduh macem-macem"aku tertawa kecil kepada mereka.

"Oke, Saya pesan kamar 2, kalau kamarnya sebelahan bisa enggak mbak jadi kalau ada masalah biar gampang" kata Bima sambil memasang wajah serius.

"Bisa kok, ini kunci kamar nya nomor 23 dan nomor 22" kakak itu memberi kan kunci, Bima menerima kunci itu dan membayarnya.

Setelah masuk ke kamar Bima langsung merebahkan dirinya ke kursi, di penginapan ini tidurnya memakai Futon jadi kami harus merapikan Futonnya baru bisa tidur.

Kami berdua memutuskan untuk pergi ke onsen, setelah itu kami pergi ke kamar dan memasak makanan. Aira yang takut sendiri pun mengetuk pintu kamar.

"Permisi, belum pada tidur kan?" Suara Aira terdengar dari balik pintu, aku yang mendengar suaranya pun langsung membukakan pintu.

"Masuk Ra, mau makan bareng aku sama Bima gakk?" tanyaku dengan iseng.

"Ya jelas lah cacing nya udah demo ini" kami semua tertawa mendengar nya.

Selesai makan kami hanya mengobrol untuk menghilangkan hening, Aira yang selalu membicarakan betapa banyak dia mengoleksi buku, Bima yang bercerita betapa konyol keluarganya dan aku hanya tertawa mendengar cerita mereka.

"Kamu punya Abang ya Bimm? " tanyaku yang seketika membuat semuanya menjadi hening.

"Astaga salah tanya aku maaf Bimm" kata ku sambil menundukkan kepala.

"Gpp kok, aku punya abang namanya Beni Wirawan tapi dia udah meninggal 3 tahun yang lalu" Bima yang memaklumin ku pun hanya tersenyum.

"Aduh maaf aku ga tau, semoga dia selalu diterima disisi Tuhan" aku berdoa untuk abang Bima.

"Kan aku bilang gpp, yaudah tidur yukkk, Raa pulang sana ke kamar aku ngantuk" Bima merasa lelah dan dia mengusir Aira.

"Oke aku di usir, yaudah selamat malam semua" Aira melambaikan tangannya dan tersenyum sambil menutup pintu.

Aku pun langsung merebahkan badanku ke Futon dan aku langsung tertidur.

~

Aku bangun lebih awal karena harus memasak sarapan untuk ku dan Bima, tak lupa juga untuk menanyakan informasi tentang Leon.

Selesai aku mandi, aku langsung mengeluarkan roti tawar yang ku bawa. Setelah aku selesai dengan memasak aku membangunkan Bima.

"Bimm Bimaa bangunnn udah jam 8 ini woii" kata ku sambil menggoyangkan badan Bima, namun tetap saja dia tidak terbangun, lalu aku mencoba cara lain.

"WOII BIMM LIAT TUU ADA CEWEKK BOHAYY LEWAT!" aku berteriak dengan kencang di telinga Bima.

"Mana ceweknya mana" Bima yang terkejut pun mencari cewek bohayy itu.

"Makanya jangan susah kalau di bangunin, masa cuman bilang ada cewek bohayy langsunggg bangun" aku tertawa terbahak-bahak karena melihat reaksi Bima.

Meanings Sacrifice          [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang