"Alishaaa! Bangun, nanti kamu kesiangan!" teriak seorang wanita paruh baya yang kini sudah berkacak pinggang sambil menatap anak gadisnya yang masih asyik bergelung didalam selimut.
"Lima menit lagi, Mah," ujarnya malas.
Wanita paruh baya itu berdecak, "Lima menit, lima menit! Lima menitnya kamu itu sama aja kayak lima jam! Ayo cepet bangun. Ini hari pertama kamu sekolah, Nak."
Dengan ogah-ogahan gadis itu bangun, mengerjapkan matanya karena pantulan sinar matahari dari kaca kamarnya. Dia melirik jam dinding yang menggantung, seketika matanya membola ketika melihat jarum jam yang sebentar lagi menuju angka tujuh.
"Aaaaaa! Mamah kenapa baru bangunin Alisha jam seginiiiiiiiii."
***
"Kenapa kamu telat?" tanya pria yang kini sudah menatap tajam gadis bername tag Alisha.
"Ma-macet, Kak," cicitnya pelan. Sebenarnya rumah gadis yang bernama Alisha sedikit jauh dengan lokasi sekolah barunya, SMK PGRI Seju. Alisha tinggal dipedalaman desa, sedangkan sekolahnya berada dikota, butuh waktu beberapa menit untuk sampai disekolah.
Pria itu menghela nafas, "Kamu itu siswa baru, masih kelas sepuluh. Dan dihari pertama kamu sekolah disini kamu telat? Emangnya kamu nggak bisa berangkat lebih pagi?"
Alisha menunduk, dia kini masih berada didepan gerbang bersama ketos alias Ketua Osis yang memegang bolpoin merah dan buku.
Sebenarnya ini bukan salah macet, malah dikota kelahirannya jarang sekali mengalami kemacetan. Salahnya yang bangunnya kesiangan.
"Maaf, Kak."
"Siapa nama kamu?"
"Alisha."
Pria itu mengangguk, lalu menuliskan nama Alisha dibuku itu, "Udah tau kelasnya dimana?"
Alisha menggeleng, ketua osis itu kembali menghela nafas, "Hari ini harusnya kamu berangkat pagi karena pembagian kelas, jurusan apa kamu?"
"Teknik Komputer Jaringan, Kak."
Ketua osis yang Alisha tau namanya ketika MOS adalah Samuel Urdha Jaxton mengangguk. Alisha menatap bingung laki-laki didepannya.
Ini si ketos kenapa nggak make name tag?
"Oke, kali ini, kamu dimaafkan, tapi jika sudah tiga kali kamu telat, kamu akan mendapatkan Surat Peringatan dari Kepala Sekolah," tegas Samuel.
Alisha mengangguk.
"Harusnya kamu itu dihukum, lari keliling lapangan seratus kali, atau dihukum hafalan Qur'an. Tapi karena kamu kelas sepuluh yang mungkin sifat SMP nya masih nempel, terus juga hari ini masih free belum ada kegiatan KBM jadi kamu boleh masuk."
"Ya sudah sana masuk, ini sudah jam delapan, guru udah masuk kelas dari tadi," lanjutnya.
"Katanya free Kak? Kok gurunya masuk kelas?"
"Iya, bukan buat ngajar tapi perkenalan sama kalian."
"Terus Kakak juga kenapa masih diluar sekolah?"
Samuel juga pasti pembagian kelas juga, kan?
"Ini gara-gara kamu telat, apa lagi kamu kan baru kelas sepuluh. Ya harus saya yang nanganin, udah sana masuk," ujar Samuel sambil berlalu masuk mendahului Alisha.
Alisha menatap punggung Samuel sambil menaikkan sebelah alisnya.
Idih, songong amat.
***
Dikit dulu lah part pertama buat lapak baru, nanti part selanjutnya bakalan panjang kok sepanjang jalan kenangan😂
Sekali-kali nggak main ke lapaknya Keyra dulu, wkwk.
Gatau kenapa lagi pengen buat cerita anak sekolahan, hihi.
Semoga suka ya.
♥
Jangan lupa tinggalkan jejak!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISHA
Teen FictionBagi Alisha, punya pacar itu harus awet-awet, walaupun dia termasuk badgirl yang temannya kebanyakan laki-laki, tidak sedikit juga yang menyukainya, namun pacarnya cukup satu. Alisha tipe orang yang setia, tapi kesetiaan Alisha di salah gunakan oleh...