"Terus gue harus gimana?" tanya Alisha pada Aundy.
"Ya, semua terserah lo. Lo harus bicara sama Aris, kalo dia pilih lo, dia harus tegas sama Widya bilang sama dia jangan ngusik hubungan kalian lagi," kata Aundy santai.
"Btw, lo diem aja pas tau si Aris telfonan lagi sama si Widya?"
Alisha menggeleng, "Nggak lah, mana bisa gue diem aja. Pas udah marahin dia, gue langsung kempesin ban motor Aris."
Aundy mengerutkan keningnya, "Apa hubungannya ban motor yang dikempesin sama masalah kalian? Ih, kurang kerjaan tau nggak."
"Biarin, biar dia nggak keluar. Aris itu paling males benerin motornya yang bocor atau kempes, ya walaupun dia cuma datengin bengkel, tapi dia itu lebih milih diem dirumah daripada keluar main."
Aundy tertawa, "Tau banget kelemahan cowok lo."
Alisha menghendikkan bahu malas, "Kadang gue itu, gimana ya, susah ngomongnya."
"Tinggal ngomong aja sih."
"Ya kadang gue tuh. Ah, gitu lah."
"Nggak jelas lo," kata Aundy sambil mendengus.
"Ya bingung bahasanya."
"Bahasa apa? Tinggal ngomong aja, emang lo mau ngomong pake bahasa planet?"
Alisha menoyor kepala Aundy.
"Ck! Sialan lo," kata Aundy kesal.
"Gue tuh, kayak minder banget tau nggak sama si mantannya Aris," ujar Alisha lemah.
Aundy menaikkan sebelah alisnya, "Minder kenapa?"
"Ya, gue nggak cantik, apalagi feminin, gue jauh dari kata itu, Ndy."
"Cantik itu relatif, Sha. Cantik, pakaian feminim, belum ngejamin orang itu bakal setia. Widya contohnya, malah kecantikan dia buat jadi perusak hubungan orang, dan bikin rusak hubungan dia sendiri."
Alisha menghela nafas pelan, "Iya, sih. Widya ninggalin Aris buat jadian sama si Anton. Tapi, tetep aja, sekarang mereka udah putus, Ndy. Widya sekarang ngejar-ngejar Aris lagi."
"Ya, lo tenang aja lagi, kalo si Aris emang mau balikan sama si Widya pasti juga waktu Widya baru putus sama Anton, Aris langsung mutusin lo dan balikan sama Widya, tapi nyatanya? Aris emang masih ngrespon Widya tapi dia nggak mau kehilangan lo," ujar Aundy santai.
"Nah, itu masalahnya, si Aris masih ngrespon Widya. Gue harus lebih kuat lagi jagain Aris supaya Widya nggak ganggu-ganggu hubungan kami lagi."
"Sekuat apapun lo jagain orang yang lo sayang, yang pergi bakalan tetep pergi. Nggak usah dijagain, Aris juga pasti tau dia harus jaga hatinya buat lo."
"Kaaaaak! Ada Bang Aris dirumah," teriak seorang bocah laki-laki yang hampir berumur 5 tahun, dia adalah adik Alisha - Ahmad Faruq Prasetyo - yang masih TK.
"Hah?!" ujar Alisha kaget.
Faruq mengangguk sambil menghampiri Kakak dan saudarinya itu, "Iya, Kak. Ayo pulang," kata Faruq sambil menarik tangan Alisha.
"Udah sana, ada yang ngapelin juga," kata Aundy malas. Maklum lah, kalo begini dia merasa ngenes, udah nggak punya gebetan, belum dapat kerjaan, duit menipis. Lengkap sudah penderitaannya.
Alisha berdiri, "Pasti dia mau minta maaf, udah basi tau nggak. Gue pulang dulu ya, Ndy. Babay," kata Alisha sambil menggandeng adiknya, keluar dari rumah Aundy.
***"Ngapain kesini?" tanya Alisha saat dia sudah mendudukkan dirinya dibangku kayu yang berada diteras rumahnya.
"Masih ngambek?" Aris yang tadi duduk, berdiri menghampiri Alisha.
"Maaf, ya. Aku janji nggak bakal hubungin Widya lagi," kata Aris sambil berjongkok didepas Alisha, dia menggenggam tangan Alisha.
"Bohong," ujar Alisha sambil menarik tangannya dari genggaman Aris.
Aris menghela nafasnya, "Serius, Sha. Kamu pegang janji aku, aku nggak bakal ngrespon dia lagi."
"Aku nggak butuh janji, aku butuhnya bukti."
Aris mengangguk cepat, "Iya, aku bakalan buktiin," ujarnya sambil mengenggam tangan Alisha kembali, dia senang, kali ini Alisha tidak menarik tangannya kembali, "Maaf ya, pacar?"
Dengan pelan, Alisha mengangguk. Bodoh memang, tapi dia tidak peduli, Alisha masih mencintai Aris.
"Nah, gitu dong. Mana senyumnya?"
Alisha tersenyum, "Apaan sih," katanya sambil mengalihkan pandangannya kearah lain.
Aris tertawa, kini dia berdiri, lalu duduk disamping Alisha.
"Tadi abis kemana?" tanya Aris masih menggenggam tangan Alisha.
"Rumah Aundy."
Aris mencubit pipi Alisha, "Aku selalu gemes sama pipi kamu, ini kenapa bisa chubby gini? Pipinya udah mirip itu tuh, yang kalo dipencet bunyinya totet totet punyanya kang cilok."
Alisha antara kesal dan ingin tertawa mendengar perkataan Aris, "Nyebelin, segini pipi tirus nya."
'Tirus dari mananya? Segini udah kayak bakpao nya."
"Tau ah."
"Yah... Ngambek lagi," kata Aris sambil menoel pipi Alisha, "Besok berangkat sekolah sama siapa?"
"Sendiri kayaknya."
"Mau aku anterin?" tawar Aris. Alisha menggeleng, "Nggak usah. Kalo kamu nganterin aku nanti kamu telat." Sekolah Aris dengan dirinya itu beda arah, jika sekolah Aris masih dikampung maka Alisha berada dikota.
"Ya udah... Aku pulang ya, salam sama Ibu."
Alisha mengangguk, "Hati-hati," kata Alisha sambil berdiri, mengekori Aris yang berjalan menuju motor ninjanya.
Setelah Aris sudah menaiki motor dan memakai helm nya, Aris tersenyum lalu melajukan motornya membelah jalanan yang tidak terlalu ramai.
****
"Kamu lagi?!" tanya ketua osis dengan nada sarkas.
Alisha menatap Samuel malas, "Macet, Kak."
Iya, Alisha telat lagi. Padahal dia sudah memasang alarm jam lima, tapi ketika alarm itu bunyi dia memang bangun tapi untuk mematikan alarm itu lalu tidur kembali dan bangun pada jam enam lewat tiga puluh menit.
"Macet karena kamu berangkatnya siang, coba kalo berangkatnya pagi-pagi, nggak bakal macet."
Alisha mengangguk, "Besok saya nyoba berangkatnya jam empat."
Samuel menaikkan sebelah alis tebalnya, "Bagus. Kalo besok saya masih liat kamu telat, orang tua kamu bakal dipanggil kesekolah."
"Kak, Ibu saya itu sibuk beres-beres dirumah."
"Ya sudah makanya jangan telat terus. Sekarang kamu keliling lapangan lima kali, nanti jam istirahat kamu temui saya setoran hafalan juz 30, 3 surat terserah kamu surat apa tapi jangan pilih surat 3 Qul. Mengerti?"
Penjelasan Samuel membuat Alisha terkejut, keliling lapangan 5kali? Ditambah setoran hafalan? Rasanya Alisha mau pingsan saja.
Aduh maaak, anakmu yang mirip Bae Suzy ini boleh nggak sih pindah sekolah aja?
TBC
Cerita ini mungkin nggak kayak cerita aku yang lain, banyak kata2 kasar juga😁
Mau lanjut?
Jangan lupa tinggalkan jejak!
03 Oktober 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISHA
Teen FictionBagi Alisha, punya pacar itu harus awet-awet, walaupun dia termasuk badgirl yang temannya kebanyakan laki-laki, tidak sedikit juga yang menyukainya, namun pacarnya cukup satu. Alisha tipe orang yang setia, tapi kesetiaan Alisha di salah gunakan oleh...