3 | Kecewa (Lagi)

36 5 0
                                    

Tradisi anak baru disekolah itu sok jaim kalo ada kakak kelas, apa lagi masih kelas sepuluh, lewat didepan kelas sebelas dengan kelas dua belas pasti nunduk. Maklum, lah. Masih anak bawang, masih belum berkuasa disekolah.

Sama seperti gadis yang kini berjalan sambil menggendong tas nya, melewati kelas-kelas kakak tingkatnya, "Misi, Kak," ujarnya saat melewati para rombongan kelas dua belas. Nah, baru nih si kakak kelas merhatiin adek kelasnya dari ujung kepala sampai ujung kaki, terus buat ajang gosip sama temen-temennya.

Alisha sih udah biasa jadi bahan pembicaraan, apalagi kini dia memakai celana hitam yang agak ketat. For you information, disekolah SMK PGRI Seju itu seragamnya bukan putih abu-abu, perempuannya juga bukan pula pakai rok, tapi pakai celana. Jika hari senin, selasa, pakai seragam yang mirip seperti guru, pakai balok seperti polisi bagi laki-laki dipundaknya, kalo perempuan sih pakai pin karena wajib memakai kerudung kecuali bagi yang non muslim, balok dan pin itu untuk menunjukan kita kelas berapa sesuai gambar garis di balok atau pinnya, sepatunya wajib memakai pantofel baik laki-laki maupun perempuan, tapi beda loh ya pantofel laki-laki sama pantofel perempuan. Kalo rabu pakai seragam hitam putih semacam kayak seragam PDH, kalo jumat seragamnya warna cokelat warnanya persis seperti seragam polisi. Sabtu libur karena sekolah ini full day school. Biasanya hari sabtu itu untuk anak-anak ekstrakurikuler.

Berhubung seragam hari senin, selasa atau biasanya disebut seragam Korp 1 belum jadi, maka kelas sepuluh diharuskan memakai seragam Korp 2 yaitu hitam putih.

Alisha berjalan menuju parkiran, dia melirik jam yang melingkar ditangannya, "Setengah empat," gumamnya. Karena ini hari pertama masuk sekolah jadi pulangnya agak dipercepat, hari-hari biasa SMK PGRI Seju pulang jam lima.

Alisha sampai dimana motornya terparkir, lalu mengedarkan pandangannya, dia berdecak, "Kebiasaan, tadi sms udah sampai diparkiran tapi mana? Pasti tuh orang masih dikelas," kata Alisha bermonolog.

Lima menit berlalu, akhirnya orang yang ditunggu menampakkan batang hidungnya.

"Kebiasaan deh, lo!" ujarnya kesal.

Rey nyengir sambil membentuk jarinya huruf V, "Maap, tadi ada urusan dulu," kata Rey sambil memundurkan motor matic berwarna hitam.

"Abis ini kemana? Langsung pulang?" Rey sudah duduk dijok motor, lalu menstater motornya. Tidak memakai helm adalah kebiasaan mereka berdua.

Dengan malas Alisha duduk dibelakang saudaranya itu, "Yaiyalah, emang lo mau kemana lagi?"

Rey melajukan motornya, "Jalan-jalan sore dulu lah, kuy. Atau nggak kita ke basecamp, gimana?"

"Emang anak-anak udah pada pulang sekolah juga?"

"Udah, tadi Aris juga ada disana katanya."

"Ya udah, kuy lah."

Rey kalo mengendarai motor nggak pernah slow, untungnya Alisha tidak punya penyakit riwayat jantung. Lihat saja, sekarang Rey dengan santainya meliuk-liuk, menyalip mobil-mobil besar yang bikin Alisha merem sambil merapalkan doa semoga dia bisa selamat.

Alisha mencubit pinggang Rey, terdengar pekikan dari arah depannya.

"Apaan sih lo? Sakit tau," teriak Rey kesal.

"Jangan ngebut-ngebut! Kebiasaan ah lo mah."

"Biar cepet nyampe."

"Ya nggak gini juga! Pelan-pelan nggak? Gue cubit lagi nih."

Rey berdecak, "Iya-iya."

Beberapa menit kemudian, mereka sampai ditongkrongan dekat dengan sekolah SMP mereka. Alisha turun dari motor setelah Rey mematikan mesin motornya.

ALISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang