Misi 3

1.9K 158 9
                                    

Hinata mengusap peluhnya. Sungguh melelahkan saat harus mengalirkan chakra dan menggunakan byakugan secara bersamaan. Ini pasien terakhir yang dia tangani. Dia berhasil mengeluarkan racun racun dari tubuh pasien.

"Kau sudah selesai Hinata? Tegur Sakura.

"Ah iya, Sakura san. Bagaimana dengamu?"

"Sepertinya aku juga. Kita bisa kembali ke Konoha malam ini."

Hinata tersenyum. Dia sudah menjalankan misi ini selama 24 jam. Hinata berkerja bersama Sakura dan beberapa tim medis lainya. Hinata bukanlah ninja medis. Sebenarnya dia adalah ninja pelacak. Namun dia memiliki kemampuan penyembuh alami meskipun tidak sehebat Sakura. Sakura sering mengandalkanya untuk membantu melihat aliran darah pasien dengan byakugan yang dimilikinya.
Hinata berjalan beriringan dengan Sakura dan 5 orang ninja lain yang merupakan ninja medis. Di tengah perjalanan mereka saling bercanda dan membicarakan keluarga masing-masing.

"Hahaha kau benar Hinata.. Sasuke itu sangat berbeda dengan pandangan kita jika dia sedang sakit. Padahal dia shinobi yang sangat kuat. Tapi ketika demam sedikit saja, manja nya melebihi Sarada."

"Benarkah begitu Sakura san ? Pasti akan lucu. Aku jadi ingin melihatnya.."

"Haha boleh.. nanti saat dia demam aku akan menghubungimu. Dan kau bisa menggunakan byakuganmu untuk melihat sendiri kelakuanya.haha"

"Memangnya byakugan boleh untuk melakukan hal seperti itu ya? Haha"

Jlebbb.....

Brukkk...

Saat Hinata dan Sakura sedang bercengkrama, tiba-tiba saja ada kunai melesat dan melukai salah satu ninja medis. Sakura langsung bergegas menghampiri ninja tersebut. Dia mencabut kunai itu, dan segera mengalirkan chakra hijau untuk menyembuhkanya.

"Byakugaaan" seketika otot disekitar mata Hinata bermunculan. Hinata mengedarkan pandanganya, mencari siapa yang menyerang mereka.

"Awas !!!!" Seru Hinata saat dirasa akan ada senjata yang melesat ke arah mereka. Sakura dan ninja medis lainya segera berlompatan ke atas pohon.

Hinata manemukan gumpalan chakra aneh di tengah hutan. Chakra berwarna merah muda. Dan saat itu nampak beberapa orang bermunculan mendekati posisi Hinata dan teman-temanya. Sakura segera memasang kuda-kuda. Ya.. yang ada disitu memang ninja medis. Mereka tidak bisa bertarung. Oleh karena itu Sakura dan Hinata lah yang akan melawan serangan itu.

Saat musuh mulai mendekat, Hinata sempat terkejut. Dia menganga dan berkeringat dingin.

"Bo..boneka i..tu.." lirihnya.

"Ada apa Hinata?" Tanya Sakura.

"Toneri san....."

.
.
.
"Ayah.. apa itu?" Tanya Himawari dengan polosnya pada ayahnya yang kini tengah menggendongnya

Naruto tidak menjawab. Dia menanjamkan pandanganya ke arah kepulan asap berwarna hitam pekat yang mengudara di atas gerbang Aun. Naruto membatin. Konoha diserang. Naruto mengeratkan gendonganya dan menyuruh Himawari berpegangan erat. Kemudian setelah Naruto melesat menuju tiang yang tinggi dan mengedarkan pandanganya ke segala arah mencari Boruto, putranya yang seharusnya saat ini sudah dalam perjalanan pulang dari akademi. Biarlah.. kali ini Naruto merasa egois. Dia lebih mengutamakan kedua anaknya dari pada langsung menuju ke gerbang Aun. Naruto mengangguk saat melihat Boruto berjalan sendirian. Lalu dia menjejakan kakinya, dan dalam sedetik dia sudah melesat ke hadapan Boruto.

"Ayaah.. ada apa?" Boruto terlihat terkejut dengan kehadiran Naruto dan Hinawari secara tiba-tiba.

"Kagebunshin no jutsu"

Boft boft....

Naruto tidak menjawab pertanyaan putranya. Dia malah mengeluarkan 2 bunshin dan memberikan perintah.

"Kalian.. cepat bawa Boruto dan Himawari ke kediaman Hyuga. Bawa mereka pada ayah Hiashi dan sampaikan padanya untuk membuat kekai mengelilingi seluruh rumah."

"Kekai? " gumam Boruto.

Kedua bunshin itu mengangguk. Mereka langsung membopong Himawari dan Boruto lalu dengan secepat kilat mereka sudah melesat mengikuti perintah Naruto.

"Naruto..!" Seru seseorang. Naruto menolah ke atas atap sebuah rumah. Terlihat shikamaru, choji, Ino, Sai, dan Kiba berdiri disana.

"Kita harus cepat." Sambung Sai.

Mereka pun segera melesat ke gerbang Aun.

"Aku akan menyuruh teman-teman yang lain untuk mengevakuasi warga desa." Ujar Ino.

"Sintenshin no jutsu." Ino segera memberikan instruksi pada seluruh Shinobi konoha untuk bersiaga dan mengevakuasi warga.

Naruto dan teman-temanya terkejut, mendapati Kotetsu dan Izumo yang terluka parah.

"Siapa yang melakukan ini?" Seru Ino sambil menghampiri Kotetsu dan Izumo.

"Me...me...re..ka" Naruto dan Shikamaru terbata.

Ya.. Shikamaru, Naruto, dan Sai masih ingat betul wajah boneka yang menyebalkan yang mereka hadapi saat misi ke bulan. Apa lagi Naruto. Naruto tidak akan melupakan wajah boneka itu. Boneka itu tidak banyak. Itu hanya sekitar 10 buah. Namun mereka terus melemparkan bola chakra berwarna pink. Tunggu.. pink? Bukankah dulu chakra mereka berwarna putih terang?

"Naruto.. boneka ini mungkin bukan suruhan Toneri." Ujar Shikamaru.

"Ya.. jenis chakra mereka berbeda." Sambung Naruto.

"Apapun itu, kita harus mencegah mereka masuk ke desa." Ujar Sai.

Tanpa basa basi lagi, Kiba dan Akamaru melawan boneka itu. Ya.. 2 boneka tumbang. Chouji dan lainya pun bertarung melawan boneka itu. Naruto juga bisa menyelesaikan sisanya dengan cepat. Hanya saja, ada yang janggal.

'Boneka itu, terakhir kami melawanya, membutuhkan waktu yang sangat lama. Tapi kenapa sekarang mudah sekali kalah?' Batin Shikamaru.

Serpihan boneka-boneka itu terkumpul ditengah. Kiba dan choji mendekatinya.  Begitu pula Naruto dan Sai. Ya.. benar.. ada yang aneh. Boneka ini tidak sekuat dulu.

Shikamaru berfikir keras. Apa mungkin ini semua.... ya.. benar.

"Kagemane no Jutsu." Bayangan shikamaru menjalar mengikat bayangan kawan-kawanya yang sangat terkejut dengan tindakan Shikamaru. Dengan cepat Shikamaru berlari menjauhi serpihan boneka. Tentunya, teman-temanya yang bayangan nya terikat oleh jurus tersebut ikut bergerak mengikutinya.

Duuuuuuuaaar....

Suara ledakan menggema. Serpihan boneka itu meledak selayaknya bom. Untung saja... Shikamaru berhasil membawa teman-temanya tepat waktu.

"Ini.. jebakan.." ujar Ino.

"Naruto dimana Boruto dan Himawari?" Tanya Shikamaru.

"Mereka ada di rumah ayah Hiashi. Ada 2 bunshin ku disana." Jawab Naruto.

"Seperti nya aku tahu untuk apa jebakan ini. Ayo.. kita harus segera menuju kediaman Hyuga." Ujar Sai.

Mereka semua pun melesat menjejakkan kakinya ketanah dan menghilang menuju kediaman Hyuga.
.
.
.
Boooft.. satu Bunshin Naruto kembali ke bentuk kepulan asap. Tinggalah 1 bunshin yang sedang terengah menghadapi seseorang dengan wajah dan baju berwarna putih dengan membawa pancingan dari chakra berwarna merah muda.

"Siaal.. karena tubuh asliku jauh, aku jadi terbatas melakukan jutsu." Gerutu bunshin Naruto

"Hahaha.. serahkan anak-anak itu...atau akan kuhancurkan kalian semua." Ujar pria asing itu sambil tertawa.

Sementara itu, beberapa shinobi dari klan hyuga telah membentuk kekai mengelilingi rumah. Membuat keadaan di dalamnya aman, meskipun diluar sana sedang ada pertarungan sengit. Boruto dan Himawari terlihat meringkuk dibawah lengan Hiashi.. sang kakek. Otot disekitar mata Hiashi menegang.. matanya membulat memancarkan energi untuk mempertahankan kekai untuk perlindungan..

"Naruto.. Hinata. Cepatlah." Lirih Hiashi.

Tbc

PRECIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang