strategi

1.6K 130 12
                                    

Mereka berenam duduk melingkari sebuah meja kecil di gedung hokage. Gelas-gelas teh mereka utuh. Teh di dalamnya berubah dingin. Mereka masih diam memikirkan sesuatu.

"Kita membutuhkan Neji." Ujar Kakashi  memecah keheningan.

"Neji?" Tanya Naruto.

"Ada sesuatu yang tiba-tiba terlintas dipikiranku, dan itu adalah Neji." Lanjut Kakashi.

Shikamaru masih diam. Alisnya bertaut, tandanya dia sedang berpikir keras. Neji.. mungkin pikiran Shikamaru saat ini sama dengan Kakashi. Yaa.. baik Shikamaru maupun Kakashi, mereka memiliki kesamaan dibidang kejeniusan. Shikamaru memijit pelipisnya.

"Seperti nya aku memikirkan sesuatu yang sama denganmu, hokage sama." Kata Shikamaru.

Shikamaru terdiam sejenak sambil melirik teh nya. Dia menyentuh tehnya, bermaksud untuk meminum, namun diurungkan karena ternyata gelas tehnya sudah dingin. Ya.. Shikamaru tidak suka teh yang tidak hangat.

"Hanya saja.. kita butuh memastikan ini dulu." Sambung Shikamaru.

"Si Urashiki itu tidak bisa menembus kekai Hyuga.. dan tubuh asli nya ada di suatu tempat karena dia tidak bisa mendekati bumi. Oleh karena itu, dia mengirimkan boneka dengan pancing chakra untuk mengambil kekuatan Boruto dan Himawari. Dengan kata lain...." ucapan Sasuke tiba-tiba terhenti sambil menatap tajam pada Naruto.

"Kita sendiri yang harus mencari Urashiki untuk mengalahkanya." Sambung Naruto.

Semua yang ada di ruang itu mengangguk.

"Hanya saja kita harus waspada. Saat kita semua pergi, maka Konoha akan kurang pertahanan. Mungkin itulah tujuan Urashiki yang sebenarnya."
Ujar Kakashi.

"Memancing kita semua ke luar desa." Lanjut Sai.

"Dan saat itu, boneka Urashiki akan mengambil kekuatan Boruto dan Himawari." Lanjut Sakura yang sedari tadi hanya diam disamping suaminya.
Sakura sedikit menyesalkan keadaan ini. Boruto seusia anaknya, Sarada. Namun Sakura mengakui bahwa Boruto jauh lebih unggul ketimbang Sarada. Sakura sudah menduga itu. Bagaimanapun juga Boruto mewarisi Chakra kyubi milik Naruto. Hal itu ditandai dengan dua garis kumis tipis di pipinya yang menandakan bahwa ada chakra kyubi di dalamnya. Namun, Sakura tidak pernah menyangka bahwa di dunia yang damai ini masih ada pemburu chakra. Hati Sakura kembali miris jika mengingat Himawari juga menjadi bahan buruan. Himawari masih balita. Umurnya belum genap lima tahun. Dan di mata Sakura, Himawari hanyalah balita biasa yang terlihat tidak memiliki kekuatan apa-apa. Dia menangis saat jatuh, saat dicubit kakaknya, saat permenya jatuh dan saat-saat lain seperti anak kecil pada umumnya. Sakura menghela nafas. Bagaimana perasaan Hinata saat ini ya? Pasti dia sangat sedih.

Sasuke mengamati Sakura yang sedari tadi melamun. Dia pun berpikiran yang sama. Merasa begitu prihatin dengan kondisi keluarga Naruto, sahabatnya.

"Desa tidak boleh kosong. Harus ada yang menjaga desa mengingat boneka sialan itu bisa kembali kapan saja." Lanjut Kakashi membuyarkan lamunan semuanya.

"Berarti hanya Naruto yang pergi mengalahkan Urashiki." Sambung Sai.

"Tidak hanya Naruto. Tapi juga Hinata." Sambung Shikamaru.

Mendengar kata Hinata, Naruto begitu terkejut. Mana mungkin dia mengajak Hinata untuk urusan berbahaya seperti  ini.

"Tidak Shikamaru. Kalau hanya aku yang pergi, aku setuju. Tapi jika dengan Hinata, maaf. Itu sangat berbahaya." Ujar Naruto mantap.

"Shikamaru ada benarnya juga. Hinata bisa menghalau Urashiki jika dia akan menyerap Chakra mu. Sama seperti saat kau bertarung dengan Toneri. Hinata membuat penangkal agar dia tidak bisa menyerap chakramu." Ujar Sai menjelaskan.

Kakashi mengangguk. Bagaimanapun juga, kunci dari keberhasilan misi ini adalah chakra kyubi milik Naruto dan chakra Hamura milik Hinata. Kakashi terlihat berfikir sejenak. Kemudian di mulai menjelaskan rencanya.

" Benar Naruto.. kau dan Hinata pergi lah. Shikamaru akan tetap di sini. Begitu pula Sai, Sasuke dan Sakura. Kalian harus berasa disini. Prioritas kita sekarang adalah Boruto dan Hinawari." Jelas Kakashi.

"Dan mungkin, Neji bisa membantu membuat kekai Hyuga dengan kapasitas besar untuk melindungi seluruh desa." Sambung Kakashi.

"Apa itu bisa dilakukan? Hyuga itu jumlahnya tak banyak." Sambung Sai.

"Kita bisa menanyakan langsung." Ujar Sasuke.

"Lalu bagaimana dengan Boruto dan Himawari?" Tanya Sakura.

"Dia akan tinggal dirumah ku sementara." Jawab Shikamaru cepat.

"Kenapa tidak di kediaman Hyuga?" Tanya Naruto.

"Semua Hyuga akan membuat Kekai. Aku dan temari akan melindungi anak-anak mu." Lanjut Shikamaru sambil menyalakan rokok yang entah sudah yang keberapa.

"Aku setuju." Sambung Kakashi.

Mereka pun mengangguk bersamaan. Tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Semua nya menoleh ke arah pintu. Menemukan Hinata sedang berdiri disana. Agaknya, Hinata sudah mendengar semua strategi itu. Dia melangkah perlahan dan membungkukan badanya membuat seisi ruangan kaget melihatnya.

"Hinata   " seru Sakura.

"Aku mohon semuanya... lindungi keluargaku. Aku sangat berterimakasih pada kalian ." Ujar Hinata sambil membungkuk.

Naruto sedikit trenyuh melihat hal itu. Dia pun serta merta menghampiri Hinata dan membungkuk di depan teman-temanya.

"Terimakasih.. terimakasih karena sudah merepotkan kalian" ujar Naruto.

Kakashi menghampiri sepasang suami istri tersebut. Dia menepuk bahu keduanya, dan teesenyum dibalik maskernya.

"Ini tidak masalah."

Bersambung....

Maaf lagi2 pendek. Sungguh gue sedang banyak sekali pekerjaan. Dari pada gak update.. mending update tapi pendek. Iya kan. Hahahaha

PRECIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang