:::
Mungkin bisa dibilang ini adalah hari terberat bagi seorang Milena Triara. Menjalani hari-hari terasa begitu berat sekarang, ditambah harus berpura-pura memasang wajah tidak pedulinya. Membuat raut wajah lain itu sama sekali tidak enak, sulit.
Pura-pura biasa saja ketika mendengar kabar bahwa Rafka habis jalan dengan cewek baru. Jujur saja, ia cemburu. Patah hati. Tapi, kembali lagi bahwa dia harus berpura-pura biasa saja. Dia tidak mau terlihat membutuhkan Rafka. Dia tidak mau jika Rafka akan besar kepala nantinya dan malah mengejeknya.
Walau memang pada kenyataannya dia sangat cemburu, marah, kesal, patah hati karena cowok kurang ajar itu.
Milena tambah kesal lagi sebab Rafka tidak kunjung menghubunginya ataupun menemuinya sejak insiden snapgram tadi malam.
Emang cowok yang pengen banget diputusin, batin Milena, geram.
Milena menggeram kecil sambil meremas sendok dari baksonya. Iya, dia memang sedang di kantin. Biasanya hanya di kelas sambil menunggu sang pujaan datang membawa makanan, tapi sekarang? Dia harus capek-capek jalan dari kelasnya ke kantin.
Sebenarnya tidak seberapa sih, tapi karena sifat kemageran cewek itu, jadinya terasa berat.
Tiba-tiba seseorang berlari mendekat kearah Milena. Wajahnya penuh keringat dan terlihat panik. Milena yang melihat itu pun mengerutkan keningnya, "Kenapa lo?" tanyanya.
Siswa itu mengatur nafasnya kemudian menjawab, "Rafka—" dia menarik nafas lagi.
"Rafka?" ulang Milena, "Kenapa Rafka?" tanyanya penasaran.
"Itu—" siswa itu kembali menarik nafasnya. Milena memutar bola matanya kesal.
"Bisa nggak sih langsung bilang aja Rafka kenapa?" ucap Milena, kesal bukan main.
Siswa itu kemudian menarik nafasnya lagi, kemudian berteriak nyaring, "Dia berantem sama Amir!"
Seluruh siswa-siswi yang ada di kantin pun menoleh lalu berhambur heboh. Milena sendiri masih diam, berusaha memproses apa yang dikatakan siswa laki-laki didepannya ini.
Tepat ketika itu, Gio datang dan menghampiri Milena dengan wajah yang begitu panik.
"MILENA GOBLOK PACAR LO KESURUPAN! DIA MUKULIN AMIR KAYAK KESETANAN ASTAGHFIRULLAH!" Teriak Gio heboh.
Tunggu, kayaknya disini Gio yang kesetanan.
_
"BANGSAT ANJING, LO MAU JADI PHO HA?!"
Bugh.
"LO SUKA SAMA CEWEK GUE?!"
Pagh.
"KENAPA DIEM AJA, BANGSAT?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cactus
Teen FictionPunya pacar kayak Rafka emang harus ekstra sabar. Cowok pecicilan kayak dia emang harus dijaga baik-baik kalau nggak mau diambil orang. Sifat Rafka yang tukang ngalus, suka tebar pesona sana-sini, bikin Milena elus dada mulu tiap hari. Ditambah lagi...